Hari ini saya terbangun seperti biasa jam 4.30 pagi, di kejutkan oleh bunyi alarm yang berbunyi nyaring. Kepala saya sedikit pening. Semalam saya mendapat kabar bahwa salah seorang sahabat, kakak sekaligus partner kerja saya di sekolah yang sama, meninggal dunia. Saya sangat terkejut. Pasalnya selama setahun ini beliau tidak pernah sakit parah. Memang beliau menderita lambung, dan tidak bisa jauh dari obat lambung. Hanya saja, sudah lama sekali saya tidak pernah melihatnya sakit. Saya termasuk salah seorang yang sangat akrab dengan beliau. Meskipun usia kami jauh berbeda, tapi dia bisa menjadi sahabat yang baik dan sangat pengertian. Semalaman semua kenangan hari-hari terakhir saya dengan nya berkelebatan dalam kepala saya. Membuat saya kesulitan tidur nyenyak sehingga pagi ini kepala saya pening ketika bangun tidur.
Dengan perlahan saya beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mencuci muka, agar dinginnya air menghalau rasa kantuk yang masih kentara saya rasakan. Kemudian saya menjalani rutinitas seperti biasanya, memasak, mencuci peralatan dapur yang kotor, kemudian membersihkan rumah. Jam 5.20 pagi, pekerjaan rumah tangga selesai saya kerjakan. Saya berwudhu dan sholat subuh dua Raka'at. Tidak lupa setelah sholat, saya haturkan Do'a teruntuk Sahabat saya Bu Fajriah yang sudah berpulang Ke Rahmatullah tadi malam. Semoga segala dosa-dosanya di ampuni dan di terima di sisi-Nya dengan sebaik-baik penerimaan.
foto terakhir Almarhumah Ibu Fajriah, yang saya ambil dari jarak jauh atas permintaan beliau dua minggu sebelum beliau meninggal
Pagi harinya, saya masih menjalani rutinitas seperti biasa. Membangunkan anak-anak yang sedang lelap tertidur, memandikan dan menyuapi mereka makan, agar tidak terlambat ke sekolah. Setelah semua beres, anak-anak di antar Ayahnya ke sekolah dan saya segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Pagi ini, kami (semua guru-guru di SMP Negeri 1 Matangkuli) akan berkunjung ke rumah Bu Fajriah, untuk melihat jasadnya untuk terakhir kali, sekaligus mengantarkan nya ke tempat peristirahatan nya yang terakhir.
rute yang saya ambil saat dalam perjalanan ke sekolah
Jam 7.40 pagi, saya berangkat ke sekolah setelah menitipkan anak-anak kepada ibu mertua saya. Karena saya tidak bisa melalui jalan yang biasa saya ambil, karena jalannya sedang dalam proses perbaikan, saya harus mengambil rute memutar, agar bisa sampai ke sekolah. Hanya saja, karena melalui jalanan kampung, saya tiba lebih lama dari biasanya. Jalanan yang saya lalui lumayan bagus, dan sepi dari banyak pengguna jalan lainnya. Tapi harus ekstra hati-hati karena jalanan ini banyak sekali ternak yang berkeliaran, seperti kambing dan binatang lainnya, yang bisa saja muncul tiba-tiba dan mengakibatkan kecelakaan kalau kita lengah dan tidak hati-hati.
Saya tiba di sekolah dua puluh menit kemudian. Murid-murid sudah banyak yang berdatangan. Tapi kantor guru masih terkunci rapat. Rupanya semua guru sudah menuju ke kediaman Bu Fajriah yang berada di desa Blang, Keude Matangkuli. Tanpa menunggu lama, saya bergegas ke sana. Saat saya tiba, rumah duka dipenuhi begitu banyak orang yang berdesakan. Apalagi suami beliau adalah seorang Keuchik keude Matangkuli. Sehingga rumahnya penuh dengan orang yang melayat. Saat kami sedang larut dalam kesedihan, tiba-tiba masuk notifikasi di Whatsapp bahwa Ibunda dari rekan kami yang lainnya juga meninggal dunia pada jam 8 pagi ini. Rumahnya juga berdekatan dengan rumah Bu Fajriah. Beberapa orang dari kami, langsung menuju ke sana. Kami semua merasa syok, dalam satu hari, dua orang yang kami kenal meninggal dunia.
suasana lingkungan sekolah yang nampak sepi saat kami pulang dari rumah duka
Selesai melayat, kami semua kembali ke sekolah. Sekolah sudah nampak kosong, hanya ada sebagian murid yang berada di luar kelas dengan kondisi menyandang tas masing-masing, pertanda mereka juga bersiap pulang. Karena sebagian besar guru masih berada di rumah duka, kami memutuskan untuk mengizinkan anak-anak pulang secepatnya. Agar mereka tidak berkeliaran di sekolah tanpa ada kejelasan. Saya juga memutuskan untuk pulang setelah mengunjungi rumah duka.
rute pulang yang saya tempuh agar tidak terjebak macet di Keude Matangkuli
Saat pulang saya juga mengambil rute yang lain, yang tidak banyak di lalui kendaraan lain, agar tidak terjebak macet di seputaran Desa Keude Matangkuli, karena masih banyak orang yang berdatangan ke rumah duka, sehingga kondisi jalan Keude Matangkuli yang sempit bertambah sempit dan padat merayap. Saya tiba dirumah 20 menit kemudian. Seperti biasa, setelah bepergian keluar rumah, saya selalu membersihkan diri sebelum bertemu anak-anak. Saya menemani mereka bermain sambil sesekali melayani obrolan Si Kembar yang bercerita tentang pelajaran yang mereka pelajari hari ini. Sebelum sholat dhuhur, saya menyuapi makan Si Kecil terlebih dahulu, sedangkan Si Kembar, mereka memilih makan sendiri, begitu pun kakak nya.
langit mulai menggelap sesaat sebelum hujan turun
Tidak lama setelah Azan Dhuhur berkumandang, saya mengambil wudhu dan menunaikan sholat dhuhur. Baru selesai saya Sholat, matahari sudah tak nampak lagi, di gantikan awan gelap yang tiba-tiba datang. Tidak berselang lama, hujan turun dengan lebat. Saya mengisi waktu dengan menemani anak-anak bermain di luar, menatap hujan yang turun dengan deras. Hujan hari ini tidak lah lama. Jam 3 siang, hujan berhenti. Saya tidak mengajak anak-anak tidur siang hari ini, karena saya akan membawa Si Kakak berobat ke Dokter Gigi sore ini.
Jam 4 sore, setelah selesai sholat Ashar dan mengerjakan pekerjaan rumah, saya memandikan anak-anak dan menitipkan mereka kepada Ayahnya, dan saya pergi ke Dokter Gigi bersama Si Kakak. Dentist yang kami datangi hari ini membuka praktek di Desa Punti, Geulanggang, Matangkuli. Si Kakak sudah terbiasa merawat giginya di sini. Tempat nya bersih dan rapi, meskipun ruangan Praktek nya kecil. Karena kami datang cepat, kami hanya menunggu sebentar saat pasien sebelum kami keluar, dan Si Kakak langsung mendapat giliran masuk.
Dentist yang kami datangi di Desa Punti, Geulanggang, Matangkuli
Setelah berkonsultasi bagian gigi mana yang sakit, Si Kakak langsung mendapatkan perawatan. Hanya sekitar 15 menit, proses membersihkan gigi dan menempel bagian gigi yang berlubang. Tidak lupa si Dokter memberikan obat tablet sebanyak 2 kali minum untuk meredakan nyeri di gigi. Setelah selesai, saya dan Si Kakak pulang setelah membayar hanya Rp. 20.000 saja. Saya sedikit terkejut saat mengetahui harga perawatan gigi di sini. Jauh sekali berbeda dengan di tempat dokter gigi lainnya. Padahal Dokter gigi ini terkenal paling bagus, rapi dan sangat profesional dalam bekerja. Setelah mengucapkan banyak terimakasih, saya dan Si Kakak pulang ke rumah tanpa singgah di manapun lagi.
saat si kakak sedang di rawat gigi nya
Malam harinya, kegiatan saya kembali dengan rutinitas biasanya. Setelah sholat dan makan malam, menemani anak-anak belajar dan mengajari mereka mengaji. Karena tidak tidur siang, malam ini mereka cepat sekali mengantuk. Jam 8.30 malam, mereka sudah ribut mengajak saya tidur. Akhirnya setelah menyuruh mereka mencuci tangan dan kaki, saya menemani mereka di tempat tidur. Dan saat mereka sudah terlelap, saya segera menyelesaikan diary saya dan membaca beberapa postingan kawan-kawan lainnya. Kegiatan ini saya lakukan sampai jam 11 malam. Ketika kantuk datang menyerang, saya beranjak ke kamar untuk beristirahat.
Sekian diary saya hari ini, terimakasih sudah berkunjung ke postingan saya.
Saya tergabung dalam tim Aceh-indonesia yang terdiri dari @anroja, @p3d1, @muzack1 dan @lord-geraldi.
More about me click👉 (Here)
Gabung bersama kami di Discord The Diary Game Indonesia.
Keadaan sekolah memang dimana-mana sepi, karena siswa hanya datang 50 persen.
Dunia pendidikan merasakan imbas dari pandemi covid-19. Semoga cepat berlalu
#onepercent
#indonesia
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sebenarnya ramai juga seandainya semuanya datang, tapi sudah 50% yang datang, di antara yang 50% itu hanya sekitar 25% yang datang belajar. Dunia pendidikan sekarang sangat Miris.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Orang-orang di sekitar kita hadir dan pergi silih berganti, ada yang datang hanya numpang sebentar, ada yang menjadi bagian dari hidup kita. Ada yang pergi dan kembali lagi dan ada juga yang pergi selamanya. Tetapi tanpa melupakan kehadiran dan kepergian mereka, hidup kita harus tetap berjalan (pasang mood serius sesekali..😀)
#onepercent
#indonesia
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Iya betul sekali
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thank you for taking part in The Diary Game on Steem.
And thank you for setting your post to 100% Powerup.
Keep following @steemitblog for the latest updates.
The Steemit Team
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Saya baru tau kalau mbak Ernea juga memiliki seorang putri 😃
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Iya. Satu doang. 🤣🤣
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Semoga nanti dapat dedek bayek cewek lagi 😊
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Oooohhhhh..... Noooo... Jangan itu doanya. Laen lah. 🤣🤣🤣
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hehee... Biar adil, masak ceweknya cuma satu 1 😃
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
🤣🤣
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Semoga husnul khatimah. Aamiin
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Aamiiin. Terimakasih banyak bang @yokicl
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
great dairy game post madam. You can also give me an answer on how you have similarly agjust the types on both sides?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thank you for taking part in The Diary Game on Steem.
And thank you for setting your post to 100% Powerup.
Keep following @steemitblog for the latest updates.
The Steemit Team
Sorry to hear about the death of Mrs Fajriah, and of your colleague's mother.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thank you so much
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit