Bukan untuk Mereka: Hidup dengan Percaya Diri yang Sejati

in hive-153970 •  last month 

pexels-download-a-pic-donate-a-buck-8721-54379.jpg

Photo by Download a pic Donate a buck! ^

Dalam hidup saya, ada suatu ketika saya memandang pantulan diriku sendiri dengan tatapan gamang. Senyuman yang terlihat wajar menyembunyikan satu perasaan ganjl dan selalu ada yang kurang pas dalam diri saya. Saya, sebagaimana teman-teman pembaca semua, dalam kesehariannya selalu mengenakan pakaian kebesaran. Berusaha menyesuaikan diri dengan apa yang dianggap dunia sebagai “sempurna.” Kini saya menganggap kesempurnaan jadi semacam fatamorgana. Memikat dari kejauhan, namun rapuh dan menguap ketika didekati.

Saya pandai sekali mengenakan topeng. Bukan topeng pesta yang dilingkarkan sesaat, melainkan lapisan demi lapisan topeng yang mengunci keaslian diri di balik tabir kebohongan. Melagukan karakter yang bukan cerminan jiwa dan hidup memanggung lakon. Kita mengira bahwa hidup ini panggung sandiwara seperti dikatakan oleh Shakespeare, dan lantas memerankan kepribadian yang sesungguhnya bukan diri kita.

Ada jutaan partikal kebohongan yang melekat erat setiap hari. Ia bertransformasi menjadi debu halus yang tak kasat mata namun terus menggerus kejujuran dalam diri, hari demi hari, dekade demi dekade.

Menjadi diri sendiri adalah upaya memecah belenggu yang mengikat kebebasan batin, bahkan jika itu berarti harus menerima konsekuensi atas celaan yang dimandatkan terhadap kita. Setiap kebohongan yang kita pelihara hanya mempertebal tirai yang membatasi kita dengan kejujuran. Kesempurnaan yang digembar-gemborkan oleh orang banyak hanyalah bayang semu, sama semunya dengan bintang jatuh yang menyala sesaat di langit malam.

Ketika memilih untuk menjadi otentik, anda tidak lagi harus menyulap diri menjadi apa yang diinginkan oleh orang lain. Anda bisa menjalani hidup dengan lebih santai tanpa harus memasang riasan tebal di depan wajah (baik secara harfiah maupun metaforis). Bukankah lebih melegakan bisa tertawa lepas tanpa harus menahan diri, bahkan menangis tanpa harus menyembunyikan air mata.

Kepercayaan diri secara otomatis datang ketika saya menerima diri apa adanya. Menerima bahwa diri ini (dengan segala plus minusnya) adalah unik dan bernilai. Dunia mungkin akan terus mengukur standar manusianya dengan tolok ukur yang nonsense.

Tapi coba lihat, mereka yang berjalan dengan kepercayaan diri yang autentik tak perlu merasa khawatir dengan penilaian orang lain, sebab mereka tahu bahwa eksistensi mereka bukan ditentukan oleh persepsi eksternal melainkan dari dalam diri mereka sendiri.

Begitu pula dalam setiap hubungan (entah itu persahabatan maupun profesional), relasi yang kuat dibangun di atas keterbukaan dan kejujuran, bukan kepalsuan. Menjadi diri sendiri dalam hubungan berarti berani menunjukkan semua warna kita—baik yang cerah maupun yang suram. Mereka yang tulus akan menghargai anda apa adanya. Jangan buang waktu untuk menyembunyikan diri di balik topeng hanya demi menyenangkan orang yang tak bisa melihat nilai sejati andaa.

Menjadi diri sendiri dapat membuat anda lebih peka dengan suara hati, sehingga anda mampu menemukan tujuan hidup yang selaras dengan nilai-nilai yang dianut, bukan semata-mata pencapaian material yang hampa.

pexels-pixabay-207983.jpg

Photo by Pixabay

Bagaimana cara agar bisa meretas jalan menuju keaslian diri? Berikut beberapa langkah yang saya praktikkan. Terserah anda mau ikut atau tidak. Risiko ditanggung peserta.

1. Mengenali Diri Sendiri

Luangkan waktu untuk merenung dan mengenal siapa diri anda. Apa yang benar-benar anda sukai? Apa nilai-nilai yang anda pegang teguh? Lakukan kontemplasi dengan keberanian untuk jujur pada diri sendiri, bukan dengan pengaruh eksternal yang membelokkan.

2. Menerima Kekurangan

Setiap orang punya kekurangan dan itu adalah bagian dari menjadi manusia. Tanpa penerimaan, kita hanya akan terjebak dalam pencarian kesempurnaan yang tak pernah ada.

3. Berani Tampil Beda

Dunia memang mendewakan keseragaman. Namun saya berpendapat sebaliknya—di dalam keberbedaan, pesona muncul. Jangan takut menjadi unik. Orang-orang yang benar-benar istimewa akan menghargai anda apa adanya tanpa perlu anda berusaha keras untuk mengikuti arus.

4. Ekspresikan Diri

Jangan ragu untuk menunjukkan siapa diri anda. Entah itu melalui hobi, pakaian, atau cara bicara, ekspresi diri adalah bagian penting dari menjadi diri sendiri. Dunia ini terlalu luas dan abu-abu untuk kita lewati dengan hanya menggunakan perspektif hitam dan putih saja.

5. Peduli Pada Pendapat Orang Lain, tetapi Jangan Berlebihan

Pendapat orang lain memang penting, tapi jangan sampai anda kehilangan jati diri hanya karena terlalu mendengarkan apa kata mereka. Yang menjalani hidup anda pada akhirnya adalah anda sendiri, bukan mereka. Dengarkanlah pendapat orang lain dan tetaplah setia pada diri sendiri.

Beranilah membuka topeng, berdiri tegak sebagai diri anda sendiri. Nikmati setiap momen yang dijalani dengan otentisitas dalam segala kemolekan dan kecacatannnya.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Resolved

  ·  29 days ago (edited)

Let's clean STEEM

  ·  29 days ago (edited)

✌️

Good morning! First things first: you have my trust. Not because we know each other personally - maybe one day ;-)) But because you are extremely open and authentic (to refer to the original post) in documenting what you do, when, where and how, and by what means. I have not found any criticism of these protocols. Ubong - don't let yourself be dragged down. You have a lobby here. Big hug from Germany ;-))

Thank you very much.

Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.

You've got a free upvote from witness fuli.
Peace & Love!