Hari Kamis yang lalu saya dan teman-teman pergi menghadiri suatu pesta pernikahan dari adik teman kami di sebuah desa di kabupaten Aceh Utara. Desa tersebut bernama. Desa pulo yang terletak dekat dengan kota Geudong. Karena pelaksanaan pesta berlangsung saat hati sekolah tentu saja kami harus pergi saat sedang tidak ada jam ngajar dikarenakan kami para guru tentu saja tidak boleh meninggalkan siswa ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung.
Hari itu tetap bertugas seperti biasanya dimana pagi hari saya juga bertugas sebagai guru piket. Untuk keadaan cuaca pada hari tersebut lumayan bagus dimana matahari tidak bersinar terlalu terik dan hujan juga tidak turun. Saya dan teman-teman berencana pergi memenuhi undangan sekitar jam setengah sebelas siang saat waktu istirahat tiba. Memang sebaiknya kita jika pergi ke suatu acara pesta mulai jam sebelas dimana tamu undangan yang hadir belum banyak sehingga suasana akan terlihat lebih lowong dan santai.
Saat tiba di rumah yang dituju kami segera disambut oleh yang punya hajatan. Semula kami hampir tersesat untuk mencari alamat yang bersangkutan yaitu desa Pulo. Ternyata penamaan desa Pulo tersebut dikarenakan desa tersebut dikelilingi oleh area persawahan sehingga mirip seperti sebuah pulau di tengah tengah persawahan.
Tuan rumah segera mempersilahkan kami menuju meja prasmanan yang telah terisi dengan berbagai macam hidangan pesta. Benar saja seperti dugaan saya para tamu yang hadir belum terlalu banyak sehingga kami tidak perlu berdesakan untuk antri mengambil makanan. Namun resiko kita pergi lebih awal dimana suasana perut kita masih kenyang sehingga memakan makanan dalam keadaan perut agak kenyang tentu nikmatnya tidak sama dengan menakan makanan ketika sedang lapar. Makan saat lapar cita rasa makanan akan terasa lebih lezat dibandingkan jika jika memakan makanan dalam keadaan perut agak kenyang.
Sementara itu pelaminan pun terlihat masih kosong sehingga sayang sekali kami tidak bisa melihat pengantinnya. Pengantin wanita (Dara Baro) belum selesai dihias oleh periasnya sedangkan pengantin prianya ( linto Baro) belum datang jadi yang terlihat hanyalah pelaminan yang masih kosong melompong. Keinginan kami untuk melakukan sesi foto bersama kedua pengantin buyar hanya karena waktu yang tidak tepat.
Karena dikejar oleh waktu akhirnya kami segera menikmati makan pesta disebabkan sebentar lagi kami ada jam mengajar. Sang tuan rumah dengan setia menemani kami makan sambil berbincang-bincang .
Selesai makan kami segera meninggalkan tempat pesta tersebut setelah pamit dari tuan rumah. Ada rasa lega di hati saya karena saya telah memenuhi undangannya dikarenakan kita akan berdosa jika tidak datang memenuhi undangan kecuali dalam keadaan sakit.
Samping di sekolah kami disambut dengan pemandangan seorang ibu penjual sepatu dan tas dari Malaysia datang untuk menjajakan dagangannya. Ibu penjual tersebut sudah menjadi penjual tetap di sekolah kami. Banyak yang membeli barang dagangan beliau dengan cara mencicil atau secara kredit.
Semua barang yang dijual merupakan barang batang dari Malaysia seperti contohnya sepatu Vinci untuk wanita. Namun dikarenakan sepatu Vinci tersebut haknya terlalu rendah maka saya tidak membelinya. Hal ini disebabkan karena saya memiliki tinggi dibawah rata-rata sehingga saya tidak cocok memakai sepatu dengan hak rendah yang membuat saya terlihat pendek. Sekian.
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Happy wedded Life!
Appeal to community members:
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit