Hujan, Banjir dan Macet | 9 Des '24

in hive-153970 •  12 days ago 

Halo sobat steem....!!!

Gemuruh suara atap seng akibat hujan deras membangunkanku di waktu subuh, tidak heran bulan ber ber selalu datangnya banjir. Dibeberapa tempat memang sudah digenangi air, namun pagi ini aku harus menerobos banjir di jalan nasional tepatnya di depan kampus poli teknik lhokseumawe

Kendaraan roda dua tidak mampu melewati banjir tersebut, terlihat beberapa pengendara motor menepi di lokasi banjir. Aku teringat putraku yang belum berangkat kesekolah, aku pikir dia akan terjebak banjir, jadi aku segera meminta putriku untuk menghubungi putraku yang masih di rumah agar menggunakan jalur Rumah sakit untuk melewati daerah banjir.

Tak di sangka sangka, kemacetan terjadi di lorong plangi akibat pengguna jalan tidak sabar, jalan yang sempit saling mendahului sehingga tterjadi macet yang parah di tengah hujan lebat. Aku terjebak dalam kemacetan tersebut. Untungnya sekolah putriku hanya berjarak sekitar 50 m, begitu hujan sedikit reda putriku langsung keluar dari mobil dan berlari ke gerbang sekolah.

Uniknya sseorang berpakaian dinas turun dari mobil untuk mengatur jalan dan memaki salah satu supir yang membuat kemacetan itu terjadi. Padahal kita semua buru buru, jadi hampir seriap orang mengeluarkan kata kata kasar untuk sopir yang tidak tahu aturan

Setibanya aku di sekolah terlihat hanya beberapa orang yang ada di sana, bahkan kendaraan roda dua tidak ada satu pun di tempat parkir biasanya. Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Aku memutuskan ngopi di warung pak wen. Suasana sangat membosankan, aku hanya du temani oleh kopi dan spiring kue yang tidak menggugah selera sama sekali, kalian bisa lihat foto yang saya bagikan. Akhirnya aku menonton di smartphoneku sebagai hiburan agar waktu terasa cepat.

Beberapa temanku datang ketika hujan mulai reda, sayangnya aku juga harus pamit menjemput putriku yang telah selesai dengan ujiannya, nah aku pulang kerumah bersama putriku dan temannya yang kebetulan searah, aku memberi tumpangan agar orang tuanya tidak perlu menjemput.

Daerah banjir telah surut ketika aku pulang, syukurlah putraku tidak terkendala dengan banjir dalam perjalanannya ke sekolah. Aku tidak dapat berbuat apa apa sebab beberpa titik kebocoran atap, sebagian lantai rumahku tergenang air hujan. Padahal aku telah berusaha memperbaikinya dua bulan yang lalu. Aku merasa kecewa karena telah menghabiskan banyak uang untuk memperbaiki atap tumah yang bocor.

Hingga malam hari suasana alam baik baik saja, aku dqpat mengantar dan menjemput kedua putriku ke tempat pengajian dan setelahnya aku ngopi sambil bekerja di hibrida kopi hingga larut malam. Ketika hembusan angin mulai dingin aku bergegas pulang kerumah, aku memperkirakan akan turun hujan. Ternyata benar setelah aku masuk dan mengunci pintu terdengar suara air mulai berjatuhan di atas atap rumahku. Sobat sekalian sekian dulu ya jari tanganku mulai kesemutan mengetik huruf demi huruf untuk menjadi sebuah postingan. Terima kasih

Wassalam

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Semoga cepat surut banjirnya