02 Desember 2024 bukanlah waktu yang saya nanti-nantikan untuk kembali bertatap buka di hadapan kawan-kawan steemian semua. Tidak ada hari tertentu yang nampak lebih spesial bagi saya untuk berbagi apa saja yang menyentuh dengan saya lewat tulisan. Semua hari sama saja spesialnya untuk menulis di sini. Tidak ada yang lebih dari itu.
Tapi sayang, aroma kesetaraan itu kemudian menjadi memudar pada hari-hari tertentu karta dipengaruhi oleh yang halangan yang mungkin sama sekali tidak saya harapkan.
Beberapa hari yang lalu saya baru saja menyelesaikan satu kegiatan yang menurut saya adalah sebuah penghalang bagi saya untuk berfikir bahwa menulis adalah satu kegiatan saya mesti ada dalam setiap hari yang saya tapaki. Ya, tapi begitulah. Manusia ini memang pelupa dan cenderung ditarik oleh hawa nafsu yang tak kunjung lelah untuk menggoda.
Beberapa hari yang lalu sebenarnya saya punya waktu yang relatif luang untuk menulis. Nafsu yang untuk santai selesai menang dalam setiap pertarungannya. Saya punya kegiatan beberapa hari di Hotel Nanggroe mulai pagi hingga sore, bahkan beberapa kali juga malam hari. Saya tidak perlu bahas apa saja kegiatannya. Saya mau nulis tentang hari ini. Intinya relatif sibuk beberapa hari lalu.
momen kegiatan di Hotel Nanggroe
Setelah kegiatan kemarin-kemarin kelar semua. Kini saya mulai nampak celah yang cukup lebar untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa saya masih hidup. Lewat tulisan-tulisan saya yang akan saya bumikan kembali di platform pribadi, saya mengharapkan bahwa dunia bisa menganggap saya sebagai manusia yang pernah hidup di sini. Saat suatu waktu nanti yang tidak pagi menapaki kaki di bumi.
Demikian saya berfikir saat duduk warkop Rasie Kopi jam 12:00. Begitulah runutnya alasan kembali lagi ke sini dan ke beberapa platform saya yang lain. Facebook dan Istagram misalnya.
di Rasie Kopi
Soal berfikir pasti banyak yang bisa. Yang mau kerja sama sekali juga banyak bahwa mereka cenderung lebih pandai dari mereka yang berkerja keras. Hehe. Semoga saya tidak masuk dalam lobang jorok itu. Tapi semua itu tergantung sejauh mana kita mampu setia dengan komitmen yang ada. Saya lagi-lagi berfikir yang dibangun oleh sediikit pesimis di atas kursi merah di Rasie Kopi itu. Tapi bagi saya, kita tidak ada yang lebih penting dari apa yang harus kegiatan hari ini. Kedepannya itu hanya butuh doa untuk menjaga komitmen.
Hari ini, meninggalkan Rasie Kopi setelah salat zuhur, berarti saya membawa pulang sejumlah harapan masa depan tentang apa dan kemana arah saya ke depan, khususnya dalam bidang tulis menulis.
Kegiatan kembali berjalan sebagaimana biasa saat tiba di pesantren. Tapi saya perlu sedikit memberi tahu kalau suasana pesantren masih sedikit sepi dibanding sebelum libur pilkada kemarin. Mungkin banyak yang belum kembali. Hal ini sedikit memberi pengaruh terhadap kegiatan saya dipersantren sebagai salah satu dewan guru di sana.
di Acasia Kopi
Kagiatan menjelang azan magrib adalah berjumpa dengan kawan-kawan di warkop yang berbeda. Acasia Kopi namanya. Di sini kami menikmati secangkir kopi sambil sedikit berdiskusi apa saja yang merasa enak untuk di bahasa, bukan yang merasa perlu. Hehe. Sampai jumpa kembali.
📷 Picture | Photography |
---|---|
Model | iPhone Xs Max |
iOs | 18 |
Camera used | Handphone |
Photographer | @joel0 |
Location | Aceh |
Edit | lnCollage |