Ditengah tuntutan kedisiplinan waktu istirahat, malah ditakdirkan terbangun pada jadwal yang bertolak belakang dengan konsep. Kali ini, pukul 02:00 (larut malam), manjadi pagi dalam bentuk tak serupa bagi saya.
Entah karena muatan waktu istirahat terlalu lebar siang harinya, saya tidak bisa memastikan alasan itu. Yang jelas mata terbuka pada saat orang normal lainnya tidak mau pada posisi ini. Tak masalah memang jika sekedar terjaga. Tapi yang jadi pokok bahasannya adalah susah tertidur kembali. Karena itu, saya memilih untuk keluar untuk mencari kopi.
Dalam perjalanan menuju ke kota santri itu, tak terpikirkan bahwa mata dunia sedang tertuju pada salah satu kontestasi terbesar sepakbola, yakni UERO 2024. Perasaan akan kesepian saat berada di warkop tujuan terung mengalir sepanjang perjalanan. Tentu karena waktu kaluar yang begitu "angker". Tapi kontemplasi itu terkubur saat terdenger sorakan di salah satu warkop di pojok kota santri itu. Sebangian mereka ada yang mengangkat kursi bahkan. Mungkin karena tim kebangggaannya mengirim sedikit kompensasi kemenangan dalam hatinya. Hehe.
momen menyaksikan pertandingan UERO 2024
Niat awalnya hanya ingin membali kopi dan kembali ke kantor. Ternyata keseruan menikmati jalan pertandingan membuat niat itu urung. Keinginan itu terbalik dengan nafsu lain, menyaksikan pertangan sampai selesai. Setelah keinginanan penganti wujud, saya langsung kembali lagi ke pondok pesantren. Saat itu waktu sudah menjalang subuh. Setelah menunaikan ibadah salat subuh, barulah waktunya istirahat. Walau tak diinginkan, malam dalam bentuk tak serupa
harus saya akui.
Tanpa alat bantu untuk mengangkat saya dari tempat tidur di akntor LBM, saya terjaga kembali menjelang azan jumat berkumandang. Setelahnya kewajiban salat jumat selesai kami laksanakan di mesjid poe teumuereuhom, saya sejenak menghabiskan waktu untuk mengakses sosmed di kantor LBM, merespon beberapa pesan penting. Sesekali juga di hibur oleh Mama Gufran. Hehe
Santai sejenak di kantor LBM
Sekitar setengah jam, rasanya tidak ada lagi perlu saya balas informasi di sosmed, apalagi membuka rell tiktok, hehe. Artinya waktu pulang ke rumah tiba. Saya, bergegas mengambil kunci motor di atas meja dan langsung menuju ke rumah.

suasana di parkiran yang masih sunyi karena dewan guru belum tiba waktunya kembali ke dayah.
Setelah menyantap masakan Ibu yang tak lernah kalah enaknya dengan nasi padang walau suah menjadi salah satu makanan favirit saya, saya kembali lagi ke pesantren. Tak ada tempat lain yang lebih nyaman dari kantor LBM. Jadi saya kembali berdiam dairi di sana.
menikmati malam di warkop bin dawod sambil menyaksikan UERO
Malam harinya, setelah beberapa saat menunaikan ibadah salat Insya, salah satu lawan saya mengajak untuk menikmati kopi di warkop Bin Dawod, satu-satunya warkop di kota santri yang aktif melayani pelanggan 24 jam. Itulah warkop yang mau mengerti pagi saya dalam bentuk tak serupa semalam.
Hormat kepada @radjasalman @waterjoe @el-nailul @herimukti selaku guru-guru kami di steemit
📷 Picture | Photography |
---|---|
Model | iPhone 7 plus |
iOs | 15it |
Camera used | Handphone |
Photographer | @joel0 |
Location | Aceh |
Edit | lnCollage |
comment
Click Here
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terimakasih banyak
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit