Diantara banyaknya kegiatan hari ini, tidak ada satupun darinya yang dapat saya jadikan sebagai langgam kegiatan hari ini. Semua kegiatan mengalir begitu saja. Tak ada yang spesial, tak ada yang unik apalagi sebagai momen tertentu. Atas dasar itu, dalam menulis diary ini, saya ragu-ragu untuk menempel judul apa yang cocok untuk saya pampang.
Kegiatan tak ubahnya dengan kegiatan yang jauh untuk kitakan sesuatu yang lain. Mengikuti pengajian subuh bersama al-Mularram Abu MUDI bukanlah hal baru, melainkan sudah saya labuh lebih dari empat tahun terakhir. Saya termasuk yang mengimani kali sesuatu yang sifatnya bergelut dengan ilmu tentulah suatu keistimewaan. Apalagi ilmu diambil langsung dari pakarnya dalam hal ini Abu MUDI.
Tapi tetap saja, hal-hal yang dilakukan berulang kali membuat mata kita kabur akan hal ini. Terserah apa saja itu. Silakan dipikir-pikir! Setelah mengikuti pengajian dalam masjid poe teumeureuhom, selanjutknya pulang ke rumah untuk sarapan pagi.
Setelah menunaikan ibadah salat zuhur, aktivitas berjalan sebagaimana beberapa hari sebelumnya; ngopi. Tak ubahnya dengan tempat yang saya pilih yaitu Fuaddi Coffee. Aktivitas biasa yang seturut dengan pemaknaannya, bukan saya buat-buat karena untuk memudahkan dalam menulis diary. Hehe
di Fuaddi Coffee
Hanya ada kemungkinan untuk aktivitas malam akhir-akhirnya ini, duduk bersimpul di hadapan lembaran kitab di dalam kantor LBM atau mengakses data absensi mahasantri di kantor mabna Lughah. Untuk malam ini saya berada pada pilihan kedua. Tetap saja walau berbeda dengan malam sebelumnya, hal ini jauh untuk dikatakan dengan sebuah diksi "berbeda" dengan kegiatan sebelumnya. Hehe
di kantor mabna Lughah
Setelah selesai dengan kegiatan yang saya pilih, sekitar jam 22 saya kembali ke kamar untuk bergelut dengan kegaitan selanjutnya. Saya ingin menuntaskan beberapa bacaan yang urung selesai kerena beberapa alasan tertentu.
momen dalam kamar
Beginilah, jika dipikir lebih jauh apa yang telah saya lalukan sepanjang hari bisa dikatakan sedikit lelah. Tapi meginilah ciri khas penuntut sesungguhnya yang saya imami.
Diantara banyaknya quotes yang kita baca bahkan ikut kita promosikan, adalah satu quotes yang banyak dari kita yang tidak mampu memaknai bahkan melupakannya: "Jika tak sanggup menahan lelahnya serta pahitnya menuntut ilmu, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan”
Betapa kita sebagai penuntut ilmu tertampar yang acap memunggungi ilmu hanya satu alasan yang jauh untuk dikatakan sebagai rintangan yg pahit.
📷 Picture | Photography |
---|---|
Model | iPhone 7 plus |
iOs | 15it |
Camera used | Handphone |
Photographer | @joel0 |
Location | Aceh |
Edit | lnCollage |