Menikmati Suasana Malam Di Pantai JAGU Lhokseumawe

Malam hari saya bersama istri sepakat untuk menikmati suasana malam sambil menunggu anak kami pulang dari pengajian. Langit malam ini sedikit cerah. Kami putuskan untuk keliling ke kota Lhokseumawe dengan waktu tempuh sekitar 25 menit dari tempat kami tinggal

Karena saya adalah penikmat kopi. Menjadi kebiasaan harus ngopi dahulu. Tetapi kali ini setelah membeli kopi kami tidak duduk di sana, tetapi akan duduk di pinggir pantai. Pantai Jagu menjadi pilihan kami malam ini. Nama Jagu diambil dari dua gampong yang menjadi letak pantainya, yaitu gampong Jawa Lama dan gampong Hagu. Letak pantai Jagu ada di Jalan Iskandar Muda Gampong Jawa Lama Kota Lhokseumawe. Akses untuk masuk ke pantai jagu melalui KP3 Lhokseumawe.

Dulunya sepanjang pantai ini adalah pemukiman kumuh Kemudian, kota Lhokseumawe ada Program Kota Tanpa Kumuh ( Kotaku) semacam Program PNPM Desa. Tempat ini kembali rapi tidak bau dan banyak sampah.

)

^{Perahu nelayan di pinggir pantai}

Hal yang pertama dilakukan adalah membuat batu gajah untuk penahan abrasi air laut, kemudian dibuat jalan beton yang dapat di, lalu kendaraan dan juga ada markah jalan untuk penyintas disabilitas. Malam hari pantai jagu diterangi oleh lampu jalan yang menggunakan sensor gerak. Setiap kita lalui akan langsung terang

Pantai jagu pertama sekali diresmikan tahun 2021. Saat itu pantai ini menjadi ikon kota Lhokseumawe setelah pantai Ujong Blang. Sekarang kondisi jalan sudah butuh perbaikan. Betonnya mulai terkelupas. Bisa jadi karena naiknya air laut saat pasang purnama terjadi

Penduduk sekitar juga sudah ada yang membuka kios-kios kecil. Beberapa nelayan Tampak duduk ngopi bersama. Ada yang nonton tv dan bermain catur. Sekitar dua puluh perahu mancing kami lihat berlabuh di dibibir pantai. Tetapi hanya perahu kecil saja yang ada biasanya digunakan untuk memancing ikan yang bisa ditambatkan. Saat kami sampai ada nelayan sedang keluar untuk memancing di laut

Beberapa meter dari tempat tambatanperahu ada Musala yang sudah siap dibangun dan sudah digunakan. Bangunanya tampak megah dengan dominasi warna biru. Anak anak sedang melakukan latihan zikir. Sepertinya persiapan untuk maulid. Musalla ini tidak dipagari. Hanya ada dua pohon besar didepannya. Terlihat beberapa pengunjung perempuan yang masuk ke musallah untuk melaksanakan salat Insya

^{Musalla Usra Al- Mukarrah yang Megah}

Biasanya setelah musallah akan kita temui sekelompok nelayan yang sedang melakukan tarek pukat. Tetapi mala mini kami tidak mendapati nelayan yang tarik pukat. Bisa jadi kerena air laut sedang naik. Disepanjang pantai Jagu kita juga dapat melihat masyarakat duduk di atas batu besar biasanya disebut gajah. Paling banyak yang mancing di ujung timur kawasan KP3

Dulunya kawasan KP3 ini adalah pelabuhan. Beberapa ratus meter dari pantai Jagu dahulu pernah terjadi Tragedi delapan pasukan Kopassus jatuh kelaut saat geladi bersih HUT TNI sekitar tahun 2003. Bukan hanya dengan menggunakan pancingan, ada juga yang menangkap ikan dengan cara menyelam dan menembak ikan. Karena suasana malam saat akan kami dokumentasikan tidak Tampak

Malam ini pengunjung tidak begitu ramai, mungkin karena takut hujan. Maklum seminggu terakhir Lhokseumawe selalu turun hujan. Pedagang yang berjualan tidak begitu ramai. Kebanyak pedangang menjual bakso, somai, serta jajanan ringan lainnya dengan harga yang terjangkau

Kami parkirkan kereta pas didepan tulisan pantai jagu yang huruf T dan U sudah hilang sehingga kalau kita baca Pan ai Jag saja. Kopi yang telah kami beli sebelumnya sangat nikmat diminum dengan suara debuaran ombak yang besar

^{Tulisan Pantai JAGU sekarang}

Kedepannya mungkin pemerintah gampong perlu menata kembali Pantai jagu supaya bisa tertib dan bersih. Kebanyakan pengunjung yang duduk makan sampahnya dibuang ke laut. Membuat pantai ini dipenuhi dengan sampah makanan. Dulu saat Pj Wali kota setiap hari jumat selalu dilakukan gotong royong pembersihan pantai Jagu

Apakah sahabat steemians pernah pergi malam ke pantai jagu. Kalau belum kalin perlu mencobanya. Demikian perjalanan keliling kota lhokseumawe. Saat saya melihat jam sudah waktunya menjemput anak kami di pengajian. Kami pulang kerumah setelah sebelumnya singgah ke SPBU untuk mengisi Partamax