سَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Hai sobat steemian semuanya dimanapun anda berada, bagaimana kabar anda hari ini? semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin. Hari ini saya kembali membagikan aktivitas sehari-hari dalam The Diary Game.
Cuaca mulai pagi hari terlihat sangat mendung, menurut perkiraan tidak lama lagi akan turun hujan. Seiring waktu berjalan awan mendung yang tadi kelihatan hitam berangsur-angsur menghilang ditiup angin. Saat matahari mulai menampakkan sinarnya, saya memanggil Abdul Adib teman saya supaya mengeluarkan biji kakao yang telah difermentasi selama dua hari dua malam untuk dijemur. Tak lama kemudian biji kakao dikeluarkan oleh Abdul Adib dan langsung kami jemur pada tempat yang terpapar sinar matahari.
Ada dua kantong plastik biji kakao yang dikeluarkan oleh Abdul Adib. Yang satu sudah kelihatan hampir mengering karena sudah tiga hari dengan hari ini dijemur, sedangkan yang satu kantong plastik lagi baru hari ini mulai dijemur setelah difermentasi selama dua malam berturut-turut sejak dipetik dan dikupas kulitnya.
Abdul Adib meminta kepada saya untuk menemaninya mencari buluh yang ada di kebun sawit milik saya. Dua hari yang lalu dia menanyakan kepada saya dimana bisa mendapatkan buluh yang berkualitas bagus dan memiliki panjang diatas 9 meter. Saya mengatakan bahwa di kebun sawit milik saya ada satu rumpun buluh, tetapi saya tidak tahu apakah buluh tersebut memiliki kriteria seperti yang diinginkan oleh Abdul Adib. Jika memang diperlukan, saya siap menemaninya membawa ke kebun sawit milik saya.
Oleh karena itu Abdul Adib teman saya pada hari ini mengajak saya untuk menemaninya. Lagi pula saya juga memiliki tujuan lain yaitu untuk memantau kebun sawit yang telah lama tidak saya datangi sekedar untuk melihat kebenaran yang disampaikan oleh pengelola kebun, dimana katanya sudah dilakukan pemupukan, membasmi rumput dengan pestisida dan pemotongan pelepah pada pohon sawit. Saat tiba di kebun sawit saya melihat benar seperti yang telah disampaikan oleh pengelola kebun.
Teman saya Abdul Adib merasa sangat senang saat melihat buluh di kebun saya memiliki kriteria sesuai yang dia inginkan. Tujuan dia mencari buluh adalah untuk digunakan sebagai pengukur pancang penanaman bibit sawit di kebun adiknya. Abdul Adib berdecak kagum buluh yang ada di kebun saya memiliki kualitas yang bagus karena batangnya semua tegak lurus tidak ada yang bengkok. Panjangnya juga melebihi seperti yang diinginkan, rata-rata diatas 9 meter.
Abdul Adib menginginkan dua batang buluh untuk dibawa ke kebun sawit adiknya. Saya juga sepertinya membutuhkan buluh untuk saya bawa ke kebun kakao, siapa tahu bisa dipergunakan kapan-kapan diperlukan tanpa harus mencarinya lagi. Jadi, saya dan Abdul Adib masing-masing menebang dua batang buluh untuk dipergunakan dimana perlunya nanti. Setelah ditebang, buluh-buluh tersebut kami bersihkan dari ranting supaya mudah dibawa pulang.
Setelah menebang buluh, saya dan Abdul Adib merasa sangat kehausan karena lupa membawa air minum. Saya timbul pikiran untuk memetik kelapa muda dengan buluh yang ditebang tadi. Sudah beberapa kali saya mencoba untuk memetik buah kelapa dengan buluh tetapi tidak berhasil juga. Saya dan Abdul Adib sudah merasa sangat lelah dan haus, akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja.
Baru saja saya dan Abdul Adib hendak pulang, di persimpangan jalan kebun berpapasan dengan seseorang yang berprofesi sebaga tukang panjat kelapa. Bak gayung bersambut saya meminta kepadanya untuk memetik kelapa muda yang saya inginkan. Tahu-tahunya tukang panjat kelapa ini juga berprofesi sebagai pengepul buah kelapa, sekalian saya meminta kepadanya untuk memetik kelapa yang sudah matang sekaligus dibeli olehnya.
Saat pulang dari mencari buluh hari telah sore. Saya dan Abdul Adib mengangkat biji kakao dari penjemuran. Setelah itu saya masuk ke rumah untuk mandi sore dimana seluruh badan terasa gatal-gatal seharian berada di kebun sawit tadi. Berhubung kumandang azan magrib sudah terdengar, saya mengambil wudhuk untuk menunaikan ibadah sholat magrib.
Malam harinya saya diajak oleh Abdul Adib untuk makan mie di kafe TSR Nisam. Ternyata salah seorang temannya dari Bireun membawa pulang kepiting yang lumayan banyak. Mendapat tawaran tersebut saya sangat merasa senang karena saya penyuka kepiting. Saya membuka kulit-kulit kepiting dan membersihkannya lalu saya, Adul Adib dan temannya datang ke kafe TSR untuk membikin mie kepiting. Kami menunggu mie kepiting selesai dimasak sambil mengobrol panjang lebar dan saling berkenalan dengan temannya Abdul Adib.
Saya merasa sangat puas karena mie kepiting malam ini memiliki rasa yang sangat enak. Yang lebih memuaskan lagi adalah isi daging kepiting yang saya dapatkan sangat banyak dan memiliki daging yang sempurna. Setelah puas makan mie kepiting, waktu telah menunjukkan pukul 22:30. Kami saling berpamitan pulang ke rumah masing-masing untuk istirahat tidur malam.
Demikian cerita singkat saya dalam tajuk The Diary Game pada edisi kali ini. Terima kasih atas waktunya berkenan membaca tulisan saya ini dan memberi dukungan sebagai penyemangat bagi saya untuk selalu menghadirkan karya-karya yang lebih baik lagi.
Semua foto yang ditampilkan disini diambil dengan iPhone 12 Pro Max saya.
Salam hormat,
@yuswadinisam
About Me
Click here
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Share to X (twitter)
https://x.com/yuswadi33430588/status/1858185850976420111?s=46&t=QYdR4HcDYueiMZAcv8t1TA
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit