SAYA ikut ambil bagian dalam kontes ini. Bukan sekadar untuk meramaikan kontes agar terlihat banyak peminat. Namun akhir-akhir ini saya memang sudah mulai kerap mengikuti beberapa kontes yang digelar Komunitas Steem for Betterlife. Menurut saya, parang akan semakin tumpul jika jarang diasah apalagi jarang digunakan. Semua akan berkarat.
Untuk itu, agar tak semakin tumpul dalam menulis saya pun mencoba mengikuti sejumlah kontes. Kontes yang digagas @klen.civil ini kebetulan cukup menarik, yakni mengulas tentang rumah pribadi masing-masing.
Anak saya sedang main hujan di depan rumah
Awalnya saya sempat bertanya-tanya, sebenarnya dalam kontes ini apa yang hendak ditonjolkankan. Apakah terkait bentuk bangunan dan luas lahan yang digunakan atau mungkin tentang gaya arsitekur bangunan. Namun saya sudah menemukan jawabannya dari pertanyaan saya ini dari salah satu satu anggota komunitas ini. Kebetulan dia menanyakan hal serupa.
Karena itu saya akan fokus pada satu hal saja. Jika kalian bertanya kenapa irit dan pelit? Itu karena saya ingin menyimpan beberapa hal lainnya untuk bahan mengikuti kontes ke depan dalam topik yang sama.
Anak saya dan anak tetangga sedang asyik bermain di teras rumah
Fokus saya kali ini adalah soal letak rumah saya yang cukup tinggi karena berada di kawasan perbukitan. Kebetulan rumah saya berada di blok pertama dari semua rumah yang ada di Kompleks Mutiara Indah di Gampong Alue Awe, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe.
Karena lahan perbukitan, tentu saja letak dan posisi rumah yang satu dengan rumah lainnya akan berbeda. Meski sudah cukup tinggi dari jalan raya (baca: Jalan Trans Sumatera) yang menghubungkan Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara, namun letak rumah di belakang blok saya justru jauh lebih tinggi.
Teras rumah saya kira-kira sama tingginya dengan posisi lantai dua sebuah ruko yang ada di depan jalan masuk kompleks. Mungkin jika diukur secara akurat, bisa lebih tinggi dari itu.
Selfie dulu sebelum Jumatan
Lantas apa uniknya?
Kalian pasti punya pertanyaan begitu bukan? Uniknya adalah karena saya tidak membuat rumah saya selevel atau sedikit lebih tinggi dari jalan di depan rumah. Berbeda dengan rumah milik tetangga saya yang berada persis di depan saya. Rumah tersebut dibangun seleval dengan jalan.
Jika kita berjalan di depan rumah, kemudian kita akan masuk ke dalamnya, maka kita akan naik beberapa tangga. Tiga tangga pertama untuk tiba di halaman. Kemudian tiga tangga lagi untuk naik ke teras rumah.
Sangking tingginya rumah saya dengan jalan di depannya, maka posisi atap mobil saya dengan teras rumah hampir sama.
Hal ini tentu saja dikarenakan saat rumah ini dibangun, pihak pengembang tidak ingin merubah struktur permukaan tanah secara keseluruhan. Tetap menjaga bentuk perbukitan yang miring.
Anak saya berdiri di teras dan mobil di garasi
Jadi di bagian rumah saya, posisi tanahnya lebih tinggi dari pada rumah di depannya. Karena itu, teras rumah saya jauh lebih tinggi dari teras rumah di depan. Tapi untuk garasi, sengaja saya pangkas agar rata dengan jalan di depan rumah karena alasan keamanan.
Saya takut jika suatu saat saya alpa menarik tuas rem tangan, mobil akan maju dengan sendirinya dan menabrak pintu pagar rumah di depan. Kondisi seperti ini juga membahayakan anak-anak dan orang yang ada di depan mobil saat itu.
Itulah sekilas tentang kondisi rumah saya di Jalan Mutiara I No. 4 Perumahan Bukit Mutiara Indah, Gampong Alue Awe.
Terima kasih, semoga teman-teman semua senantiasa dalam keadaan sehat sejahtera. Salam.