Pada suatu malam al-Kattani (salah satu ‘Kubbarul-Masyaayikh fil-Hijaaz’ pembesar para syaikh di tanah Hijaz) bermimpi bertemu dengan sosok yang tampan dan memakai pakaian yang bagus, penasaran akan sosok itu al-Kattani pun lantas bertanya, “Engkau siapa?”
“Aku adalah Taqwa,” jawabnya.
“Di mana engkau tinggal?” tanya al-Kattani lagi.
“Aku tinggal di hati yang selalu bersedih,” jawab sosok itu.
Masih dalam mimpi yang sama, al-Kattani juga melihat sosok yang jelek, dan berpenampilan buruk, penasaran dengan sosok itu al-Kattani bertanya padanya, “Engkau siapa?”
“Aku adalah Tawa,” jawabnya.
“Di mana engkau tinggal?” tanya al-Kattani.
“Aku bersemayam di hati yang lalai,” jawab sosok itu.
Al-Kattani pun terbangun dari tidurnya dan pada saat itu juga ia berjanji untuk tidak tertawa kecuali pada kondisi-kondisi di mana ia tidak kuat menahan tawa. Selagi al-Kattani kuat menahannya maka ia tidak akan tertawa.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit