Bersih itu Indah! Tapi membangun Kesadaran tidak Mudah

in hive-161774 •  2 years ago 

IMG_20230417_010649.jpg

Photo Canva

Sobat steemian pecinta lingkungan dimanapun anda berada

Kebiasaan saya di sore hari dalam bulan Ramadhan adalah menghabiakan waktu berkeliling dan berkunjung ke objek atau lokasi yang mungkin sangat sedikit di sukai oleh orang-orang yang tinggal di wilayah Kota Lhokseumawe. Masyarakat lebih memilih menghabiskan waktu mereka bersama keluarga untuk jalan-jalan ke pusat kota, menikmati pemandangan indah disejumlah objek wisata terdekat, atau ngabuburit ke sejumlah lokasi kuliner untuk membeli menu berbuka puasa.

Sangat jarang saya jumpai mereka berada dilokasi yang kumuh dan kotor, karena semua orang tidak mungkin menyukai objek yang diyakini sebagai sarang penyakit dan menebar bau tidak sedap. Ini adalah bukti bahwa sebahagian besar masyarakat pada dasarnya "sadar" dan mengakui bahwa lingkungan yang kotor adalah sesuatu yang menjijikkan dan dihindari.

Uniknya! kesadaran itu hanya milik perasaan, tidak diberengi dengan tindakan yang seharusnya dapat dilakukan untuk memaknai definisi kebersihan dan kemudian membedakan prilaku manusia sebagai mahkluk berakal dengan hewan guna mewujudkan kepedulian dan kesadaran terhadap pentingnya sehat yang dilahirkan dari lingkungan yang bersih.

IMG20230410175307.jpg

Waduk Pusong Kota Lhokseumawe (dok, 10/04/2023)

Mencintai lingkungan sama halnya mencintai diri sendiri, keluarga dan kehidupan bersih dan sehat. Saya berpendapat bahwa kehidupan seseorang adalah sebuah usaha yang harus dilakukan dengan sengaja, terencana dan teratur untuk mengubah dan mengembangkan prilaku menuju ke prilaku yang baik dan adaptif khususnya terhadap lingkungan sekitar mereka.

IMG20230410175258.jpg

Waduk Pusong Kota Lhokseumawe (dok, 10/04/2023)

Manusia pintar juga memahami dampak buruk dari lingkungan yang kotor dan sampah adalah terciptanya berbagai penyakit dan infeksi pada saluran pernafasan dan percernaan dari polusi sampah yang tercemar, bahkan merusak kelestarian alam, namun kebanyakan dari mereka hanya sanggup menghindar atau menjauhkan diri dari kotoran atau sampah karena merasa jijik.

Saya pikir isu lingkungan tidak akan pernah selesai, atau dapat di minimalisir dengan hanya memberlakukan sebuah aturan tanpa sijalankan dengan kesadaran dari nurani setiap individu. Pemandangan dalam gambar di atas saya abadikan di hari ke-19 Ramadhan pada saat saya dan putri saya berkeliling ke waduk Pusong yang berlokasi dipinggiran kota Lhokseumawe.

Jauh hari sebelumnya, saya juga menyempatkan diri untuk menikmati pemandangan "kotor" yang sulit untuk saya abaikan. Bagaimana mungkin parit jalan dalam Kota Lhokseumawe terabaikan dari perhatian pemerintah dan masyarakat setempat?.

Parit (saluran pembuang) yang berlokasi di kawasan padat penduduk dan perkantoran ini dipenuhi oleh sejumlah sampah organik dan non organik mengendap dalam waktu yang sangat lama karena sulit terurai.

IMG20230227101459.jpg
IMG20230227101446.jpg

Berbagai jenis sampah memenuhi parit jalan Kota Lhokseumawe (doc, 17/01/2023)

Dilain sisi, peran serta pedagang jalanan yang mangkir di depan gedung sekolah dan kantor acap kali menyumbangkan berbagai jenis sampah non organik dan sulit terurai, berserakan hingga memenuhi parit jalan dan perlahan menyumbat saluran sejumlah saluran pembuang serta menyisakan bau yang menyengat.

Jika semua pihak merasa nyaman dengan kondisi tersebut, ini pertanda bahwa pelaku (pedagang, masyarakat dan pemerintah) tidak dapat bersinergi untuk menuntaskan isu lingkungan, juga tidak mapan hanya dengan melakukan soaialisasi yang telah menawarkan berbagai manajemen handal untuk penangan sampah dengan baik dan efektif.

IMG20230117100721.jpg
IMG20230117100353.jpg

Berbagai jenis sampah hasil produktivitas masyarakat memenuhi parit jalan Kota Lhokseumawe (doc, 17/01/2023)

Jika kami harus berhenti berbicara tentang penyakit, anda juga tidak perlu menyalahkan banjir akibat penyumbatan sejumlah saluran /parit ketika musim hujan datang. Mereka yang malas justru menganggap sampah sesuatu yang sederhana. Inilah salah satu cerminan prilaku yang gagal beraptasi dengan lingkungan. Gagal memaknai kehidupan yang sehat dan gagal untuk bersyukur dan berterima kasih kepada alam dan Penciptanya.

Tulisan di atas hanya menyisakan kekesalan dan harapan semoga kami akan senantiasa dapat menghargai hidup dan menghargai alam sebagai tempat yang seharusnya memberi kami keindahan dan kenyamanan untuk menikmati hidup dengan baik dan ramah.

Terima kasih banyak atas waktu dan singgahan anda di post sederhana ini. Beri kami masukan jika ada kekeliruan dalam tulisan atau penyampaian.

Regards
@ridwant
Admin Komunitas Steem Environment

GridArt_20230226_132609894.jpg
support @pennsif.witness
Klik disini

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
image.png
please click it!
image.png
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)

The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.