Terapi #1 Menulis dan Musik

in hive-172186 •  4 years ago  (edited)

Minggu, 2 Mei 2021 22:38 WIB

Judul dulu atau langsung menulis?
Pengennya nya ada sebatang pulpen dan selembar kertas, barangkali pikirku menulis diatas kertas bakal lebih mengalir, tapi karna tergesa-gesa langsung ke rumah sakit, lain kali sajalah kubekali diri. Mood menulis tak serta merta muncul saat kita ingini. Malam ini giliranku gantian menginap di Rumah Sakit Umum, jagain Bapak yang sedang terbaring lemas akibat penyakit lambungnya kambuh lagi. Bagi siapa saja yang membaca ini kenal atau tidak dengan saya, saya mohon untuk dapat menghadiahkan doa se ikhlasnya agar Bapak lekas sembuh dan dapat kembali pulang bersama keluarga. Mendekap di Rumah Sakit kala pandemi ini sungguh benar-benar menghantui kita semua. Semoga kita semua baik-baik saja...

Okeh, sudah satu paragraf tampak di layar hape, masih terus mencoba fokus untuk langsung ditumpahkan apa yang terpikirkan dikepala menjadi kata-kata. Tidak kubiarkan berlama-lama kursor berkedip, dengan badan terebah, terlipat di sofa kamar Rumah Sakit yang tidak terlalu lebar, kepala di atas bahu sofa dan kaki menjulang disisi lainnya, dalam tarikan nafas yang kupelankan bersinkronisasi merapikan pikiran yang kacau. Matras kemping dan sleeping bag sudah ku siapkan agar dapat tidur nyenyak malam ini di lantai kamar rumah sakit yang dingin, di sebelah ranjang Bapak terbaring.

Sembari alunan nada instrumen piano dari playlist Spotify mendalun lembut, Genre Deep Sleep atau Piano Sleep Moonlight Sonata sering berulang kali kuputar agar badan dan pikiran lebih rilek dan nuansa malam menarikku perlahan bersemayam dalam mimpi.

Setengah jam sudah aku menulis, judul juga belum berani ku toreh. Terlintas di awal kata-kata semacam Terapi, Mengobati Luka Hati, Menulis sebagai sebuah pengakuan diri untuk mencoba jujur dengan diri sendiri. Apa yang salah dengan ku? Apa yang harus ku akui? ke siapa? dan apa konsekuensi dari ini semua? Ketakukan akan skenario yang ku ciptakan sendiri dikepala jika ada yang berkomentar nanti entah temanku atau siapa saja diluar sana jika membaca tulisan ini.

Mungkin tulisan ini dan tulisan-tulisan berikutnya akan tetap tersimpan di catatan hp, dan berlalu hari demi hari karna alasan yang sama aku berhenti posting di media sosial, atau ku kikis sisa-sisa kepercayaan diri yang berkerak lama disanubari agar dapat ku obati luka hati dengan terapi ini.

Sebagai akhir paragraf untuk menutup sesi malam ini, ku putar ulang single klasik favorit ku yang tadi sempat terdengar, Gymnopédie No.1 dikomposisi oleh pianis asal Prancis, Eric Alfred Leslie Satie.

Selamat malam.

Salam,

Jun Imaginer

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Cerita menarik malam ini.
Tapi akan lebih menarik lagi kalau ada 1 atau 2 foto yang menyertai sebagai ilustrasi tulisan ini.

Foto menyusul di sesi #Terapi yang akan datang.

Mungkin sang pianis saat memainkan pianonya, dalam suasana hati yang mirip denganmu brother.. tapi yang jadi pertanyaan : kenapa matras? Kenapa ga hambal, sb ada bawa ges?? Semoga bapak segera sembuh .🙏

Amin, yra.
kenapa matras? kenapa tak ambal sekalian? karna ngga nemu jasa porter, kalau ada manada...