Photo memories of journalists of the conflict in Aceh, including me.

---

It's hard to avoid the challenge SEC-S19 / W3 | "Money or Peace?" in the Hindwhile Community. I just arrived after a long journey from Batam - Medan - Lhokseumawe by air and land. Still very tired, I forced myself to write this post.

The first President of the United States, George Washington in his first annual speech to the Congress session said, "preparing for war is one of the most effective ways to maintain peace". How do you see this?

Do we all sacrifice peace for the sake of making money?

I once earned a lot of money when I was a conflict journalist. Covering conflict areas, full of risks so it is natural that journalists are paid a lot. Being in an armed conflict area in Aceh, made me get an offer to write news for the United States news agency, Associated Press and Reuters.

But I would rather live in a peaceful area, even though I still have a lot of money. There is no price equal to peace. We can make more money in a peaceful area than in a war zone. Truth and humanity are the first casualties in a war zone, and that is very scary.

Which is wiser to spend and earn or spend after earning and saving?

In the first stage, it may be fun to fulfill our desires such as buying a luxury car, a comfortable house, or flashy clothes. But material satisfaction will never be enough.

So, the results of saving and investing, it would be wiser to spend on children's education and helping others. Sadness will decrease after being shared, but happiness will increase after being shared. That's what wise people say.

Apart from money, what gives you peace and happiness?

Being able to share with others makes some of my dreams come true, such as making my family and loved ones happy. In addition, I want to be able to write several books that I have written for several years, but are now stuck due to various activities.

What about @zainalbakri, @munaa, and @abuarkan who have also been in war zones? Let's write down our experiences here.[]

The book "Missing (Without) War" contains my and my fellow journalists' experiences covering the armed conflict in Aceh.

---

---

Foto saya dan fotografer Zaki Mubarak, tahun 2005.

---

Steemit Engagement Challenge: SEC-S19 / W3 | "Uang atau Kedamaian?"

Sulit menghindari tantangan SEC-S19 / W3 | "Money or Peace?" di Komunitas Hindwhile. Saya baru saja tiba setelah melakukan perjalanan panjang dari Batam – Medan – Lhokseumawe dengan perjalanan udara dan darat. Masih sangat lelah, saya memaksakan diri menulis postingan ini.

Presiden pertama Amerika Serikat, George Washington dalam pidato tahunan pertama di sidang Kongres menyebutkan, “bersiaplah untuk perang adalah salah satu cara paling efektif untuk menjaga perdamaian”. Bagaimana melihat ini?

Apakah kita semua mengorbankan perdamaian demi menghasilkan

uang?
Saya pernah mendapatkan banyak uang ketika menjadi wartawan konflik. Meliput di daerah konflik, penuh dengan risiko sehingga wajar kalau wartawan dibayar mahal. Berada di daerah konflik bersenjata di Aceh, membuat saya mendapatkan tawaran menulis berita untuk kantor berita Amerika Serikat, Associated Press dan Reuters.

Tapi saya lebih mengharapkan tinggal di daerah damai, meski tetap dengan uang melimpat. Tidak ada harga yang setara dengan perdamaian. Kita bisa menghasilkan lebih banyak uang di daerah damai dibandingkan di daerah perang. Kebenaran dan kemanusiaan adalah korban pertama di daerah perang, dan itu sangat menakutkan.

Mana yang lebih bijaksana untuk dibelanjakan dan diperoleh atau dibelanjakan setelah menghasilkan dan menabung?

Pada tahap pertama, mungkin menyenangkan memenuhi keinganan kita seperti membeli mobil mewah, rumah yang nyaman, atau pakaian mentereng. Tapi kepuasan materi tidak akan pernah cukup.

Jadi, hasil dari menabung dan berinvestasi, akan lebih bijak bila dibelanjakan untuk pendidikan anak-anak dan membantu orang lain. Kesedihan akan berkurang setelah dibagi, tapi kebahagiaan akan bertambah setelah dibagi. Itu kata orang bijak.

Selain uang, apa yang memberi Anda kedamaian dan kebahagiaan?

Bisa berbagi dengan orang lain mewujudkan beberapa mimpi saya seperti membahagiakan keluarga dan orang-orang yang saya cintai. Selain itu, saya ingin bisa menuliskan bebepa buku yang sudah pernah saya tulis sejak beberapa tahun lalu, tetapi kini macet karena berbagai kesibukan.

Bagaimana dengan @zainalbakri, @munaa, dan @abuarkan yang juga pernah berada di daerah perang? Mari menuliskan pengalaman di sini.[]

---

Kumpulan cerpen karya @ayijufridar yang berisi konflik dan peperangan di Aceh.

---

Novel karya saya, Kabut Perang, yang berkisah tentang peperangan di Aceh.