THE SECRET MEETING THAT CHANGE INDONESIA ( Mardigu WP )
,,
Sebuah WA dari menteri sekertaris negara kemarin malam mengagetkan saya. Waktu hanya di berikan sangat sempit dalam 2,5 jam harus sudah tiba di istana bogor di tunggu kehadiran bossman jam 10 malam tepat. Inilah undangan untuk pertemuan penting dengan beberapa petinggi negara lainnya. Demikian info singkat setelah berbicara melalui telfon dengan beliau pak menteri menindak lanjuti info dari WA tadi.
Tanpa pikir panjang saya langsung berangkat dengan membawa alat tulis, baju batik yang di gantung di kursi belakang mobil dimana saya kepikiran untuk nanti saja di pakainya ketika tiba di istana bogor.
Dalam perjalanan dimana agak gerimis malam tadi kecepatan mobil di jalan tol jagorawi tidak berani di gas pol. Kepala saya terus bekerja kenapa saya di panggil? Kenapa sekarang? Siapa yanghadir di sana? Apa yang harus saya persiapkan?
Saya mencoba menganalisa. Apa karena cadangan kas di bank indonesia menipis hingga waktu bertahan hanya beberapa bulan lagi. Lalu apa hubunganya dengan saya?
Apa cadangan devisa indonesia menurun drastis karena ekpor yang menurun tajam? Lalu saya bisa apa?
Apakah ngak ada pinjaman lagi karena dunia semua lagi susah, bahkan IMF pun tidak ada dana yang tersedia dimana indonesia sudah masuk negara menengah atas sehingga di harapkan bisa berjuang sendiri sehingga perlu solusi alternatif?
Apa ada signal bahwa amerika menang perang sehingga memerlukan kebijakan bagaimana menghadapi Trump yang ambisius menjadi sherif dunia. Lalu saya harus bagaimana?
Pikiran saya yang liar kesana kemari tanpa terasa membawa ke ujung jalan tol keluar di dekat terminal baranang siang- Bogor, belok kanan dan tidak lama kurang dari 5 menit sudah sampai gerbang istana bogor yang malam itu cukup lengang suasananya, namun protokol keamanan di depan gerbang ternyata ketat sekali.
Kendaraan saya berhenti tepat di depan gerbang. Jendela kaca mobil saya turunkan perlahan, 2 orang menghormat dan membungkuk menanyakan identitas saya yang di cocokan dengan data di map seorang perwira di belakangnya, Mardigu wowiek ya pak katanya sopan yang di lanjutkan silahkan parkir disisi kiri nanti bapak akan kami kawal kedalamnya.
Jam menunjukan 9.40 alhamdulillah tepat waktu, sambil memakirkan mobil saya ganti pakai batik dan mengambil map kulit buku catatan favorit saya.
Kendaraan golf menanti dan sayapun duduk di samping pengemudi yang kemudian berjalan cukup kencang kearah pepohonan sisi kanan berbelok sedikit kemudian dari kejauhan gedung megah walau agak tua terlihat anggun ketika di berikan sorot lampu menyinari sekeliling gedung tersebut.
Ehmm ini dalamnya istana bogor itu, demikian gumam saya dalam hati.
Kendaraan listrik tersebut berhenti di posisi agak ujung lalu 2 orang pria menggunakan batik menghormat singkat kepada saya sambil menjulurkan tangannya menunjukan saya harus menaikin tangga di depannya dan satu lagi temannya mendahuki langkah saya mengarahkan kemana jalan yang harus saya tuju.
Jajaran kursi antik dan meja di ruangan pendopo terlihat sepi, kemudian diarahkan saya kebelakang ruangan yang ada dua penjaga di pintunya dengan pintu tinggi warna putih, ointu dua daun. Agaknya ruang meeting utama itu menurut perkiraan saya waktu itu.
Ternyata saya tidak di bawa kesana tetapi terus kekanan lorong agak panjang menuju satu ruang tamu agak kecil jika di banding ruang pendopo di depan tadi.
Saya di perintahkan duduk, yang belum saya duduk ada suara memanggil saya, pak mardigu wowiek!! Saya pun membalik badan dan ada 2 orang yang posisinya terhormat di negeri ini menghampiri saya, pak Pratikno dan pak Pramono Anung.
Saya pun membalik badan, kedua telapak tangan saya rapatkan menghormati kedua tuan rumah tersebut dalam protocol covid, dimana sejak tadi saya menggunakan faceshield dan masker yang kemudian di belakang keduanya tampaknya seorang dokter langsung mengecek suhu saya dan beberapa pertanyaan standar protokol covid yang kemudian saya pun mencopot semuanya ketika di katakan n saya di jawab cepat dengan kehadiran pak mardigu di sini.
Yang saya jawab cepat sambil setengah menunduk, oh nggih siap pak menteri. Oh ya maaf ada apa kok orang seperti saya yang jauh dari kepantasan di perintah datang ke istana bogor?
Pertanyaan saya tidak di jawab oleh pak Pratikno juga tidak di jawab oleh pak Promono Anung, lalu pak promono anung berkata dengan perlahan, nanti di dalam saja semua penjelasnya. Sambil dirinya memerintahkan saya mengikuti dirinya berjalan.
Silahkan pak mardigu, katanya sambil berjalan, yang saya ikuti dengan segera.
Kemudian kami berjalan ke arah ruangan yang tadi saya lewati dan kali ini pintu telah separuh terbuka, pak pratikno mendahului masuk dan saya pun mengikutinya, jreeengg
Kehadiran kami menjadi perhatian beberapa pejabat yang duduk di meja meeting panjang di mana di posisi ujungnya ada pak presiden jokowi, dikiri kanan-nya panglima TNI, kapolri, ketua DPR , ketua MPR, gubernur bank indonesia, ketua BPK yang kemudian kami saling salam ala protokol covid dan mereka pun mempersilahkan saya duduk di samping pak pratikno. Kami bersepuluh, dimana kemudian pak presiden memerintahkan yang lain kecuali yang berada di meja meeting ini untuk keluar ruangan.
Semua itu membuat saya tegang sekali karena tidak tahu apa yang akan terjadi.
Eehmmm begini, saya langsung saja, demikian pak presiden mengawali percakapan malam itu dengan nada seperti dirinya lakukan yang banyak kita kenal, mengeja perlahan kata perkata.
Mas mardigu, terima kasih atas kehadirannya. Kami mengundang semua yang hadir di ruangan ini dengan pemberitahuan sangat terbatas dan semuanya sama, hanya kami putuskan tadi jam 7 an malam untuk kehadiran jam 10 malam ini di ruang ini.
Semua tidak ada yang tahu agenda apa yang akan kita bicarakan kecuali saya dan pak Pratikno. Suasana hening dan terlihat ekpresi wajah lainnya sama seperti saya, bertanya tanya.
Mas mardigu...demikian nama saya di sebut beliau dan saya menambah tegang deg degan di hati saya.
Kalau saya beri waktu 15 menit, demikian pak presiden melanjutkan perkataannya, bisakan presentasi cepat singkat padat menceritakan bagaimana strategi MMT kita terapkan untuk indonesia menjadi negara nomor satu di dunia dalam waktu yang cepat yang harus di raih sebelum tahun 2030. Dimanaaaa... demikian pak presiden berkata dengan jeda panjang sebelum di lanjutkan, di masa pandemik ini dan tahun depan, indonesia sudah bisa meningkat ekonomi dan kedaulatanya dua kali lipat dari saat ini.
Saya tarik nafas panjang dan dalam yang di saksikan ke sembilan orang orang terhormat di negeri ini. wajah mereka menunjukan kan pandangan aneh menurut saya, karena mungkin di kepala mereka 15 menit waktu yang singkat untuk presentasi, apa bisa?
Saya tanpa basa basi setelah membuka dengan salam, saya menyatakan, insyaallah bisa pak presiden. Kemudian beliau tanpa membuang waktu pak presiden menyatakan, silahkan jelaskan ke kami.
Yang saya pun langsung memulai dengan bercerita,
Kalau tiongkok punya 2 standar mata uang remimbi dan yuan 30 tahun an yang lalu sekarang sudah jadi satu nilainya. Lalu ketika perang dagang memuncak remembi menerbitkan e-RMB. Ini adalah strategi baru menerbitkan mata uang di era digital, seperti mereka lakukan 30 tahunan yang lalu
Jadi saya usulkan, ada baiknya indonesia membuat e-rupiah atau e-Rp berbasis blockchain dengan underlaying proyek nasional produktif. Sekali lagi penekannya PROYEK NASIONAL PRODUKTIF.
Yaitu faktor produksi untuk ekpor berbahan baku lokal, kemudian proyek produksi pengganti impor, kemudian proyek produksi pemenuhan kebutuhan nasional termasuk pangan dan kesehatan, proyek produksi penunjang pertumbuhan nasional seperti infrastruktur dinamis lainnya termasuk kawasan ekonomi khusus bebas pajak minimum 10 tahun.
e-Rp ketika di terbitkan dengan “trusted open ledger” ini akan mudah mengontrol peredaran digital currency rupiah tersebut sehingga menariknya kembali dari peredaran untuk kendali inflasi menjadi mudah.
Sarananya, saya punyaistem distribusi digital currency rupiah yang saya akan berikan kenegara, dimana operasionalnya nanti sebaiknya di buatkan lembaga khusus untuk ini yaitu SKK - Satuan Kerja Khusus keuangan selama proyek ini berjalan yaitu 10 tahun. Ad hoc saja selama 10 tahun setelah itu tugasnya selesai dan tarik semua dari peredaran e-Rp nya.
Demikian presentasi saya selesai pak presiden dan hadirin para pejabat negara yang terhormat, semoga bisa menjadi landasan acuan tindakan pemerintah kedepan.
Tampak yang hadir semuanya diam menunggu reaksi pak presiden. Pak presiden pun diam berfikir dalam.
Dalam hati saya berkata, kalau presentasi ini di terima, inilah moment of greatness sebuah meeting rahasia yang akan merubah jalan kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia kedepan. Sengitnya dunia akan menekan indonesia, langkah Indonesia harus cepat dan tidak terbaca. Tahu tahu indonesia sudah menjadi negara besar dalam 2 tahun di awal saja.
Tak lama, adzan terdengar keras yang saya lamat lamat berkata dalam hati loh kok sudah adzan, yang saya pun tersadar diri, ini adzan subuh yang mengingatkan saya akan kewajiban serta menyadarkan posisi saya untuk bangun dari dunia mimpi tadi dalam rapat rahasia yang akan merubah negara indonesia. #peace
thanks
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit