RE: The image is made of own imagination and thoughts (competition 79) "we are testing our new community WORLD OF XPILAR"

You are viewing a single comment's thread from:

The image is made of own imagination and thoughts (competition 79) "we are testing our new community WORLD OF XPILAR"

in hive-185836 •  5 years ago 

32FTXiZsHoAW6noHJDhrg3W8ZKHVFSsLYM859aTDCF8iErHdeSfguqxVv3hSHoE4rPRTaVBE9QAdQXb4mjeRaVSxeWWYeWemtwZfqsJDFsfhsxS3bGA9yVfaHnkUpCYj6YBzLLDV8b2YaFfU.jpg

Illegal Loging Yang Membinasakan Warga Kampung Kami

Pada suatu hari, desa kami yang asri kedatangan orang-orang perusahaan yang katanya ingin menjadikn hutan kami sebagai lahan pinus. Sebuah perusahaan milik negara ingin berinvestasi di kampung kami, mereka ingin sekali membuka lahan baru untuk menanam perkebunan pinus.

Mereka menjabarkannya secara panjang lebar disana, katanya nanti jika perkebunan pinus ini dibuka, maka akan menyerap tenaga kerja. Warga-warga desa akan dipekerjakan di perusahaan tersebut.

Awalnya masyarakat desa kami menolak tawaran tersebut, hutan desa kami adalah hutan adat, Hutan itu telah dijaga semenjak zaman moyang kami. Karena itu pula tetua-tetua di kampung kami menolak dengan tegas segala bentuk penebangan hutan, meski itu dijadikan lahan untuk direboisasi kembali dengan tanaman lainnya.

Namun segala penolakan itu gagal, entah siapa yang memulai, semenjak orang-orang perusahaan mengajak tetua-tetua kami ke ibukota, pelarangan pengrusakan hutan adat sedikit demi sedikit mulai terbuka celah.

Tetau-tetua kampung kami dilalaikan oleh orang-orang perusahaan, mereka dibelikan tiket untuk jalan-jalan keliling Indonesia untuk melihat reboisasi hutan kembali dengan tanaman pinus. Getah pinus dijadikan bahan baku pembuatan kertas, sebuah perusahaan raksasa yang membiayai segala bentuk pengeluaran para tetua desa.

Awalnya mereka mengira hal itu merupakan perjalanan tamasya, namun siapa menyangka. Tidak ada makan siang gratis!, tetua kampung kami diwajibkan membayar segala bentuk akomodasi perjalanan mereka ke Ibukota bila pihak perusahaann tidak mendapatkan izin mengelola hutan adat itu.

Semenjak perusahaan mendapatkan izin dari pada tetua kampung, mereka memasukkan buldozer, masyarakat memilih diam karena memang mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Perusahaan mula membersikan hutan, Tidak ada yang tersisa, hanya ada tebangan pohon-pohon.

Waktu berjalan, tanpa terasa hal itu telah terjadi beberapa bulan, kami mulai was-was. Akhirnya musim hujan tiba di awal September, berselang dua pekan kemudian kampung kami hilan dibawa banjir bandang. Sedikit dari masyarakat yang selamat, mereka pergi bersama hutan leluhur sebagai kutukan tak mampu menjaga.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

thanks for great description / story @fachrul01

Sama-sama @xpilar, saya senang anda menyukainya.