Hallo sahabat lasak ππ
Bercerita tentang wisata Aceh, gak lepas dari keindahan Masjid Raya Baiturrahman (MRB). Masjid ini memang memiliki daya tarik tersendiri. Sebagai kawasan wisata religi, MRB selalu ramai dikunjungi, baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. MRB, selain sebagai bangunan yang menjadi icon kota Banda Aceh, juga memiliki nilai sejarah. MRB sebagai saksi sejarah kesultanan Aceh, masa penjajahan dan tragedi tsunami 2004.
Di halaman Masjid Raya Baiturahman yang luas, terdapat sebuah bangunan menara utama. Menara ini mempunyai tinggi 51 meter (referensi lain menyebutkan 53 meter). Dulu sebelum tsunami, kita bisa naik hingga ke puncak menara dan melihat keindahan MRB dari ketinggian. Tetapi sejak tsunami, menara masjid ini tidak dibuka untuk umum karena mengalami sedikit kerusakan dan agak miring. Beruntung beberapa waktu lalu, ponakan saya Aldi dan Arif berkesempatan naik ke menara. Sebuah kesempatan langka, naik menara Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
Pemandangan MRB dari Atas Menara
Carita berawal ketika kami duduk ngopi di salah satu kedai kopi dengan orang-orang Lampung yang tinggal di Aceh. Salah satunya adalah Nariya Ison atau biasa kami panggil dengan bang Ison. Beliaulah yang mengajak Arif dan Aldi naik ke menara MRB.
Lokasi :
Masjid Raya Baiturrahman
π Jl. Moh Jam No 1
Kampung Baru, Kec. Baiturrahman
Kota Banda Aceh, Aceh
Indonesia π²π¨
Sungguh indah pemandangan MRB dari atas. MRB tampak megah dengan 7 kubah, 4 menara dan 12 payung. di tengah Halaman masjid terlihat taman yang berbentuk sajadah. Di kejauhan, tampak laut Uleelheue, seolah menyempurnakan panorama keindahan MRB dari atas menara.
Dari referensi yang saya baca, ternyata menara ini adalah sebuah Tugu. Menara masjid sebenarnya adalah empat menara yang berada di kiri dan kanan MRB. Hal ini berdasarkan sebuah lteratur berjudul "MRB Zaman Kemerdekaan" yang yang ditulis oleh Shabri A dan Sudirman. Disebutkan bahwa pada masa pemerintahan Gubernur Ibrahim Hasan, dilakukan penambahan beberapa bangunan di sekitar masjid. Salah satunya adalah "Tugu Aceh Daerah Modal". Tugu ini sebagai pengingat peranan Aceh yang di juluki "daerah modal" oleh presiden Soekarno. Dulu lokasinya berada di luar MRB, tetapi karena perluasan MRB maka tugu ini menjadi bagian dari MRB. Apalagi posisinya berada di tengah dan bentuknya sama dengan menara masjid.
Baca Juga : Wisata Kuliner di Kota Tebing Tinggi dalam Sehari
Sekilas Sejarah Masjid Raya Baiturrahman
Dari Refrensi yang saya baca, MRB dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, yaitu pada tahun 1612. Tetapi referensi lain menyebutkan bahwa MRB dibangun pada masa Sultan Alaidin Mahmudsyah pada tahun 1292. Pada masa kolonial Belanda, MRB dipakai juga sebagai benteng pertahanan rakyat Aceh melawan Belanda. Hingga pada pertempuran 10 April 1873, masjid ini terbakar oleh pasukan royal Belanda. Sebagai permintaan maaf, Belanda membangun kembali masjid yang di mulai pada tanggal 9 Oktober 1879. MRB yang tadinya hanya memiliki 1 kubah, seiring waktu mengalami pembangunan. Hingga kini semakin megah dan indah dengan 7 kubah. MRB juga menjadi saksi dahsyatnya tsunami Aceh pada tahun 2004. Masjid ini selamat dari tsunami dan menjadi tempat penampungan sementara korban tsunami.
Inilah sedikit kisah tentang sejarah MRB dan kesempatan langka, naik menara Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Jadi kapan kamu berkunjung ke Banda Aceh? bagi kabar ya π€π.
Minggu, 29 Mei 2022
"Lasaklah, sejauh dan sebisa mungkin, karena hidup adalah bergerak"
Kaki Lasak : Steemit -Travel Blogger
Follow Me :
Hive.Blog : Kaki Lasak
Blog/Website : Kakilasak.com
Facebook Husaini Sani
Instagram kaki lasak
Youtube Chanel : Kakilasak Official
Whatsapp +6282166076131