Hallo sahabat lasak 👋😃
Masa sekarang paling susah untuk kumpul silaturahmi keluarga. Selain karena pandemi covid-19 dan turunannya belum usai, juga karena perekonomian belum stabil. Sebagai orang yang jauh merantau, saya pun mengalaminya, sudah tiga tahun tidak pulang ke kampung halaman, karena pandemi ini. Sebenarnya bisa saja "maksa" pulang, tapi banyak pertimbangan yang menyebabkan saya memutuskan untuk tidak pulang. Pertimbangan utamanya tentu terkait aturan kesehatan dan juga keuangan. Tapi saya bertekad tahun ini saya harus pulang ke Lampung. Bersilaturahmi dengan keluarga, terutama ibu saya. Amin, semoga terwujud.
Oiya, silaturahmi yang saya maksudkan adalah silaturahmi face to face ya. Karena kalau secara virtual atau online, silaturahmi tetap bisa berjalan, seperti video call, whatsapp, Instagram dan banyak media lainnya yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi. Dengan media sosial tadi saya bisa tau informasi dan kondisi keluarga saya di daerah. Jangankan saya yang jauh, mereka yang dekat pun kadang susah untuk berjumpa. Tapi kalau saya perhatikan, ada moment-moment yang membuat saudara-saudara saya berkumpul. Moment yang paling sering adalah pesta, baik pesta pernikahan maupun pesta khitanan atau sunatan. Seperti yang baru-baru ini diadakan oleh sepupu saya Gita yang menyelenggarakan acara pesta khitanan Gigih, putranya.
Sejak awal kami semua diundang. Tapi lagi-lagi saya gak bisa datang. Jujur saya "iri" melihat kebersamaan kumpul keluarga, dengan abang, kakak, sepupu, ponakan, bapak, minan, alak dan saudara-saudara yang lain. Tapi di sisi lain saya bahagia melihat saudara-saudara saya sehat dan bahagia. Apalagi jarang-jarang bisa berkumpul dan bersilaturahmi. Saya setuju, jika pesta, sebagai ajang silaturahmi keluarga. Sama seperti di daerah lainnya di Indonesia, pesta khitanan anak tak kalah meriah dengan pesta pernikahan. Dari puade, tarup, makanan, hiburan dan hiasan adat. Semua terlihat meriah. Para undangan pun datang dengan pakaian terbaik mereka.
Baca Juga : Wisata Kuliner fi Kota Tebing Tinggi dalam Sehari
Jadi ingat masa kecil dulu, saat acara khitanan saya. Waktu itu saya kelas 4-5 Sekolah Dasar. Orang tua saya juga menyelenggarakan acara pesta khitanan. Lebih tepatnya syukuran sederhana. Tidak ada hiburan orkes dan tidak ada tarup besar. Selain saya, ada juga anak sepupu saya bang Romli, namanya Iskandar (Iis) dan anak saudara saya, yaitu Syahrul anak pak Hasan. Kami bertiga berbarengan disunat di rumah saya. Mantri sunatnya kawan kakak saya, orang rumah sakit Kalianda. Saat di sunat saya tidak menangis. Benar sih, memang gak sakit karena sudah di suntik bius. Sunatan pun berjalan lancar. Lalu, selesai di sunat , saya langsung di tempatkan ke sebuah bilik dengan dengan ayam panggang di samping saya. Saat itulah para tamu datang menjenguk dan memberikan uang/amplop kepada saya. Ini lebih ke hadiah dan penyemangat kepada saya yang sudah berani untuk di sunat.
Sahabat lasak, itulah cerita tentang kerinduan saya bersilaturahmi dengan saudara-saudara saya di kampung halaman terkait ada acara pesta khitanan anak sepupu saya. Sekaligus saya mengenang masa kecil dulu ketika disunat. Harapan saya, semoga kita selalu bisa bersilaturahmi, baik dengan orang tua, tetangga, sahabat dan saudara lainnya. Percayalah, jika silaturahmi itu membawa rezeki. Amin.
Rabu, 22 Maret 2022
"Lasaklah, sejauh dan sebisa mungkin, karena hidup adalah bergerak"
Kaki Lasak : Steemit -Travel Blogger
Follow Me :
Hive.Blog : Kaki Lasak
Blog/Website : Kakilasak.com
Facebook Husaini Sani
Instagram kaki lasak
Youtube Chanel : Kakilasak Official
Whatsapp +6282166076131