Abu nawas membawa tambang
Naik perahu di sungai Musi
Jikalau datang ke Palembang
Pulau Kemaro harus disinggahi

Halo sahabat lasak 😀👋

Di Palembang memang gak ada laut, tapi di kota ini terbentang sungai terbesar dan tepanjang di Indonesia. Sungai yang panjangnya mencapai +- 750 km ini membelah kota Palembang menjadi dua bagian, Ilir dan Ulu. Keduanya di satukan oleh jembatan Ampera, jembatan iconic kota Palembang.

Beberapa waktu lalu abang dan kakak saya di Lampung, yaitu bang Din dan kak Emy, berkunjung ke kota Palembang. Mereka berangkat bersama rombongan guru. Sejak ada jalan tol Bakauheni - Kayu Agung, perjalanan dari Lampung Selatan ke Palembang semakin dekat, yaitu hanya +- 5 jam perjalanan. Dekat bukan? Nah, salah satu agenda perjalan mereka adalah tamasya ke pulau Kemaro, Palembang.

Pulau Kemaro

Pulau Kemaro merupakan pulau yang ada di sungai Musi. Pulau ini berupa delta kecil dengan luas +- 79 Ha dan berada di ketinggian 5 mdpl. Lokasi pulau ini gak jauh dari jembatan Ampera, yaitu hanya +- 6 km saja. Apa saja yang bisa kita lihat di pulau Kemaro? Selain mempunyai alam yang indah, di pulau ini banyak peninggalan sejarah masyarakat Tionghoa di Palembang, seperti :

• Pagoda 9 lantai
• Klenteng Hok Tjing Rio / Kuan Im
• Kuil Budha
• Makam Pangeran Tan Bun An dan Putri Fatimah
• Pohon Cinta

Selain tempat wisata, pulau Kemaro juga merupakan tempat ibadah umat Tridharna. Warga Tionghoa setiap tahun menyelenggarakan acara Cap Gomeh di pulau ini. Acanya berlansung selama 1-3 hari
(hari ke -15 Imlek). Acaranya adalah ibadah dan doa bersama, lalu pada malam hari terdapat atraksi barongsai dan penerbangan lampion.

Sejarah Pulau Kemaro

Pulau Kemaro sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Pulau ini tak lepas dari kisah cinta antara Pangeran Tan Bun An dan Putri Fatimah. Tan Bun An adalah seorang Pangeran dari Tiongkok yang datang ke Palembang untuk berdagang. Saat berkunjung dan meminta ijin ke Raja Palembang ia jatuh hati melihat putri raja, yaitu Fatimah. Mereka pun menjalin kasih. Pangeran ingin melamar sang putri dan memgajak sang putri ke Tiongkok untk dikenalkan kepada orang tua pangeran. Saat kembali ke Palembang, mereka disertai dengan hadiah 7 buah guci yang berisi emas. Karena penasaran, saat si muara sungai Musi, pangeran membuka guci-guci tersebut. Alangkah kagetnya pangeran ketika mengetahui bahwa isi guci-guci tersebut adalah sayuran sawi asin. Pangeran akhirnya membuang guci-guci tersebut ke sungai, tetapi guci terakhir pecah diatas dek kapal. Ternyata di dalamnya terdapat emas. Pangeran pun terjun ke sungai untuk mengambil guci-guci lainnya dan di ikuti oleh pengawalnya. Karena keduanya tak kunjung muncul, putri Fatimah pun ikut menyusul. Untuk mengenang mereka bertiga maka dibangunlah sebuah kuil dan makam Pangeran Tan Bun An, Putri Fatimah beserta sang pengawal.

Pulau Kemaro artinya adalah pulau Kemarau. Di sebut demikian karena pulau ini tidak tenggelam meski sungai Musi sedang pasang. Pada masa kerajaan Sriwijaya, pulau ini merupakan benteng pertahanan, yaitu Benteng Tambak Bayo. Kala itu, benteng ini juga berfungsi sebagai gerbang pos pemeriksaan kapal-kapal yang akan menuju kota. Kabarnya, panglima Cheng Ho pernah tinggal di pulau Kemaro untuk menumpas perompak dari Tiongkok.

Baca Juga 👉 Batu Maroppa - Batu Menggendong, Samosir

Sahabat lasak, jika ingin berkunjung ke pulau, kita bisa naik perahu yang ada di bawah jembatan Ampera. Tarif perahu ini kisaran 50K hingga 100K, tergantung jenis perahu dan jumlah penumpang. Jadi, ayo agendakan perjalanan wisatamu Tamasya ke Pulau Kemaro Palembang.

Minggu, 23 Januari 2022

"Lasaklah, sejauh dan sebisa mungkin, karena hidup adalah bergerak"

Kaki Lasak : Steemit -Travel Blogger

---

---

---

---

---

Follow Me :
Hive.Blog : Kaki Lasak
Blog/Website : Kakilasak.com
Facebook Husaini Sani
Instagram kaki lasak
Youtube Chanel : Kakilasak Official
Whatsapp +6282166076131