Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Hai sahabat stemian Semoga kita selalu dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan senantiasa bersyukur serta bersabar atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita semua
Aceh berbeda dengan tempat lain karena Aceh memiliki adat, budaya dan adat istiadat yang berbeda di tempat atau provinsi lain dan mungkin kita sering mendengar kata adat bak po teumerhom hukum Mbak Syiah Kuala kanun nibak putro phang reusam nibak budaya
Dan juga di Aceh ada kenduri yang diadakan setiap tahun dan dalam setahun diadakan yaitu 4 bulan sekali yang disebut dengan handuri Maulid Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam karena karena Duri Maulid merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Aceh pada umumnya seluruh umat Islam di muka bumi ini
Namun, kata Duri berasal dari bahasa Persia yang artinya perjamuan sedangkan mulut mengacu pada Maulid Nabi perayaan ini merupakan bentuk penghormatan atas kelahiran Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang dilaksanakan dengan penuh khidmat dan keakraban masyarakat. Akan tetapi ketika kita jadikan acara perayaan Panduri Maulid ini memiliki ciri khas tersendiri.
Yang pertama adalah pembacaan zikir pada acara ini yaitu tek tek atau sholawat yang berupa pujian kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tertulis di kitab Barzanji yang dibacakan dengan lantang oleh para santri atau tokoh agama yang ada di tempat tersebut dan di kitab Al Barzanji tertulis disitu yaitu kisah hidup Nabi dan pujian-pujian kepada Nabi.
Yang kedua adalah kanduri atau jamuan sebagai puncaknya Tuan rumah acara atau masyarakat setempat menyediakan makanan yang kemudian setelah membaca dzikir makanan tersebut akan dinikmati bersama sekaligus menghibur anak yatim di tempat tersebut dan makanan yang dihidangkan adalah makanan khas Aceh seperti gulai nasinia ayam tangkap dan hidangan istimewa lainnya.
Selanjutnya, ketika kita melakukan Maulid handuri diperlukan adanya gotong royong dan kebersamaan karena adat istiadat Maulid kanri dilakukan dalam suasana gotong royong, masyarakat berkumpul untuk membuat tempat dan membersihkan tempat acara untuk menggelar perayaan dengan penuh kekompakan. Selanjutnya dalam perayaan kanduri Maulid terdapat acara pengajian atau kajian agama karena sudah turun temurun di Aceh.
Jika hari ini Maulid, malam ini pasti ada acara pengajian yang akan bercerita tentang Nabi dan tentang agama. Tradisi ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya kebersamaan dan rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, khususnya dalam kehidupan masyarakat Aceh, sekaligus untuk menjaga nilai-nilai agama dan budaya lokal masyarakat Aceh.