Hai apa kabar rekan-rekan steemian. Semoga baik dan tetap semangat dalam berkarya. Kali ini Aku sempatkan menulis kisah perjalanan kembali ke Medan usai pulang ke kampung Ibunda tercinta meninggal dunia. Langsung saja ya kisah dibuka. Pasti sudah tidak sabar hendak mengetahui dan membacanya. Terima kasih sebelumnya berkenan hadir dalam tulisan sederhana ini.
Aku sudah beberapa hari di kampung. Batas ijinku tidak terlalu lama, hanya enam hari saja. Aku harus kembali. Aku putuskan kembali pada hari Kamis, 14 November 2024. Memang terlalu cepat, namun perjalanan ke Medan dengan menyetir mobil sendiri tidak secepat kilat. Santai saja. Pelan-pelan tidak dipaksakan. Dan, pagi itu usai salat subuh di Masjid Istiqamah dan sarapan pagi di pasar Lamlo, selanjutnya pulang kerumah.
Ziarah ke makam Ibunda bersama istri dan adikku
Sesaat dirumah, Aku dan istri serta ditemani oleh Adikku, Ustazah Sunniaty, ziarah ke makam ibunda. Jarak rumah dengan lokasi kuburan kampung tidak jauh. Kami bertiga hanya berjalan kaki. Tiba dikuburan sesaat duduk untuk berdo'a. Perasaan sedih masih menyelimuti kalbu. Namun, harus ikhlaskan hati kepergian ibunda. Kita juga menunggu waktu. Pasti dan entah kapan. Selesai berdo'a kemudian kami pamit kembali. Aku tinggalkan ibu yang tidur panjang di peristirahatan terakhir namun didalam diri selalu ada dan tak putus do'a teriring selalu.
Selesai sudah kegiatan dikuburan. Kami sudah tiba dirumah dan persiapan kembali ke Medan. Suasana haru mengantar kepergianku. Mungkin kami jarang-jarang pulang. Kami yang paling jauh tempat tinggalnya. Saat ini di Kota Tanjungpinang. Kota Gurindam XII Raja Haji Fisabillah. Negeri Segantang Lada. Negeri Pantun juga. Banyak sebutannya.
Kakak, Adek dan saudara dikampung mengantar kepulangan kami
Berpisah dengan Kak Munah, Kak Nazar dan Dek Ati yang selama ini setia merawat. Abangku usai salat subuh keliling kampung jadi tak jumpa. Ada juga Dek Sa'adi dan keluarga serta saudara-saudara dikampung yang hadir dirumah membantu kelancaran takziah, ikut mengantar hingga didepan pagar rumah. Suasana haru disaat foto bersama dan dilanjutkan kami masuk kedalam mobil dan menyampaikan salam perpisahan, "Assalamualaikum.Sehat-sehat selalu dan sampai jumpa lagi ya Kakakku," kataku dengan berat hati. "Ya dek, hati-hati dijalan. Semoga kita bisa jumpa lagi dan ziarah bersama ke makam Ibunda dan Ayahanda," kakakku berdo'a dan berharap.
Jalan kampung perlahan Aku lewati. Sebelum melewati jembatan kecil sekali waktu Aku menoleh kebelakang. Saudara-saudaraku dan beberapa ibu-ibu kampung masih kelihatan. Ada perasaan sedih dihati. Namun, harus dikuatkan diri. Mobil Aku pacu pelan saat melewati jalan rusak parah yang belum diperbaiki dan barulah jalannya mulus disaat melewati Sekolah Menengah Negeri.
Gapura kampung sudah kami lewati dan sudah berada dijalan utama Tangse - Keumala. Untuk ketiga kalinya kami hanya berdua pulang ke kampung halaman. Kepulangan kali ini sungguh menyedihkan. Pulang tak berjumpa lagi ibunda tersayang. Insyaallah do'a akan kami sampaikan sepanjang masa. Dibalik kesedihan yang dirasakan pastilah ada orang lain pernah merasakan seperti Aku. Mungkin bisa lebih berat lagi kesedihan tak bisa sama sekali jumpa dan ziarah ke makam orang tuanya yang meninggal dunia.
Membeli emping di Kota Beureuneun
Mobil sudah meninggalkan kampung Lamlo dan kini memasuki pertigaan jalan di kota Beureunuen. Kota mini yang tingkat perputaran ekonomi (uang) tinggi. Wajar jika disebut kota tersibuk selain ibukota Pidie, yaitu Sigli. Jika mampir di sini maka jangan lupa membeli oleh-oleh terkenal Pidie yaitu emping atau dalam bahasa Aceh Keurupuk Mulieng. Dan, Aku pun untuk kesekian kali mampir membeli Emping Aceh. Emping asli yang bahan bakunya adalah buah Melinjo. Pastilah enak dan renyah dimakan sebagai lauk makan nasi dan atau untuk ngemil. Maka tak heran jika di jantung kota Pidie bisa kita lihat icon kota Pidie, yaitu Tugu Melinjo.
Tak lama di toko penjual emping dan selesai transaksi kami berangkat. Tak boleh lama-lama, kuatir akan larut malam tiba di Medan. Mobil agak kencang larinya. Kebetulan jalan tampak sepi. Asyik menyetir ada pesan singkat dari istri agar mampir di salah satu masjid dengan tujuan ke kamar mandi. Ada beberapa masjid yang Aku lewati. Hati belum terpaut. Ibarat hati belum bergetar maka cinta tak bisa dipaksakan merengkuh bahagia dengan aneuk dara. Nah, akhirnya Aku putuskan berhenti di Masjid Baitul Huda. Pilihan tepat karena terletak di sebelah kiri jalan.
Masjid Baitul Huda Blang Malu Pidie
Masjid dengan halaman luas. Pohon rindang dan juga disiapkan gazebo tempat rest area atau istirahat bagi warga yang saat ke masjid atau ada warga sekedar istirahat. Masjidnya sangat indah tampak dari luar. Warna masjid tersebut gading atau cream. Pokoknya agak kekuning-kuningan. Tidak terlalu mencolok dan teduh memandangnya.
Oh iya, sebagai informasi bahwa masjid yang luasnya 9.673 dapat menampung jamaah sekitar 2.000 jamaah. Sangat fantastis bukan? Masjid kebanggaan warga Blang Malu, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie Mutiara. Masjid ini peletakan batu pertama pembangunan awal November 2014 oleh dua ulama kharismatik Aceh yaitu Abu Kuta Krueng dan Abu Tumin, dan selesai pembangunannya pun diresmikan oleh dua ulama kharismatik Aceh, yaitu Tgk H Usman Ali atau lebih dikenal Abu Kuta Krueng asal Pidie Jaya dan Tgk H Muhammad Amin atau lebih dikenal Abu Tumin Blang Bladeh, Kabupaten Bireuen. (25/3/2021). Kini Abu Tumin sudah tiada dan Lahul Al-Fatihah untuk beliau kita sampaikan.
Selesai sudah kegiatan singkat di Masjid Baitul Huda. Kami lanjutkan perjalanan. Perjalanan berdua sangat dinikmati. Ibarat bernostalgia. Sang istri sudah faham betul jika Aku bawa mobil pasti telat tiba ditujuan. Santai dan banyak berhenti. Berhenti makan, salat dan silaturahmi. Oh,iya perjalanan ini, Allah sudah atur jalan kehidupan bahwa pada tanggal 14 November 2024 merupakan Perkawinan Perak kami, ya, 25 tahun usia perkawinan yang dilalui baik suka maupun duka. Tahun lalu kami tak berjumpa dan tak rayakan. Tahun ini caranya Allah pertemuan bersama setelah bersama-sama dapat pulang kampung saat ibunda tiada.
Perjalanan yang sangat haru dan membahagiakan. " Selamat ulang tahun pernikahan ke 25 papa," sang istri dengan haru menyampaikan. " Semoga kita kedepan menjalani hidup lebih baik lagi. Sehat, sukses, luas rezeki, bahagia hidup dunia wal akhirat," tambah istriku. " Ya, Jannatikoe. Semoga Allah ridha dan berkahi hidup kita serta semakin kita meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT," Pesanku. Semua sudah takdir Allah. Setiap kegiatan tidak ada yang tiba-tiba. Pastilah jauh hari Allah telah gariskan jalan kehidupan.
Merayakan pernikahan Perak di coklat Socollate, Pidie Jaya
Kami sudah memasuki wilayah Pidie Jaya (Pijay). Kabupaten yang terkenal dengan emping sudah jauh dilewati. Jika masuk Pijay maka terpetik dalam pikiran adalah coklat Socolatte. Jangan sampai dilewatkan kisah manis disini. Minuman tree in one bahan baku coklat, pakai es batu maka sangat nikmat. Apalagi cuaca sangat panas. Sekitar pukul 10.05 WIB kami tiba di Socolatte. Kami duduk di meja 25. Kebetulan sekali sama dengan pernikahan ke 25 tahun kami. Pesanan segera diaksi. Minuman segar habis di kuras. Kami bahkan saling tukar minuman bersama istri. Foto bergaya dengan tangan dibuat bentuk love atau cinta. Macam anak muda saja. Padahal sudah anak tua. Balita boleh disebut juga yaitu baru lima puluh tahun usiaku.
"Jannatikoe (sebutan istriku), ulang tahun pernikahan Perak tahun ini tidak ada kue tar. Tidak ada anak-anak disamping. Kita rayakan dengan minuman coklat saja ya?," Aku kembali membuka cerita.
"Ok, papa. Tidak masalah. Walau sederhana tapi kita bisa merasakan kebahagiaan di hari khusus ini," jawab sang istri dengan senyuman khasnya.
"Oh, iya Jannatikoe, kalau orang ada yang jalan-jalan dan makan-makan merayakannya," jelasku.
"Begini saja sudah bahagia Mama, Papa,"jelas istriku dengan penuh haru.
Oh iya Ma, sebagai informasi bahwa ada sebutan-sebutan usia pernikahan seseorang. Kalau 25 tahun, usia pernikahan Perak. Ada juga selain pernikahan Perak ada juga pernikahan emas yaitu pada usia 50 tahun pernikahan. Ada pernikahan kristal untuk merayakan ulang tahun pernikahan ke-15. Ada juga pernikahan alumunium untuk merayakan ulang tahun pernikahan ke-10. Dan, pernikahan China untuk merayakan ulang tahun pernikahan ke-20. Ada-ada saja sebutannya. Tapi menarik lho.
Nah, untuk lebih seru informasi yang dikutip dari Pop Sugar, berikut nama peringatan ulang tahun pernikahan menurut tahun kebersamaan yang sudah dilalui yaitu, sebagai berikut;
Ulang tahun ke-1: Paper
Ulang tahun ke-2: Cotton
Ulang tahun ke-3: Leather
Ulang tahun ke-4: Fruit and Flowers
Ulang tahun ke-5: Wood
Ulang tahun ke-6: Sugar
Ulang tahun ke-7: Wool
Ulang tahun ke-8: Bronze
Ulang tahun ke-9: Pottery
Ulang tahun ke-10: Tin
Ulang tahun ke-11: Steel
Ulang tahun ke-12: Silk
Ulang tahun ke-13: Lace
Ulang tahun ke-14: Ivory
Ulang tahun ke-15: Crystal
Ulang tahun ke 20: China
Ulang tahun ke-25: Silver
Ulang tahun ke-30: Pearl
Ulang tahun ke-35: Coral
Ulang tahun ke-40: Ruby
Ulang tahun ke-45: Sapphire
Ulang tahun ke-50: Gold
Ulang tahun ke-55: Emerald
Ulang tahun ke-60: Diamond
Ulang tahun ke-70: Platinum (Sumber: Kompas.com, 3 NOVEMBER 2021). Sangat seru bukan? Pastilah tidak semua kita tahu dan ingat istilah-istilah ini. Hehehe.
Setelah minum kami menuju satu ruangan tempat penjualan produk coklat. Tentulah kami akan membeli sedikit produk coklat untuk diminum dan oleh-oleh buat keluarga. Coklat bubuk dan batangan jadi pilihan. Ya, coklat batangan seperti biasa yang dijual pada Indomaret, Alfamart, Alfamidi dan lain-lain supermarket.
Membeli coklat Socollate
Aku ingat pesanan sang teman, Bang Haji Nadir yang kepingin coklat. Aku pernah belikan ke beliau dan waktu itu ada yang manis dan pahit (original) coklat. Beliau sempat kaget saat makan yang original, pahit sekali dan merasa dikerjai olehku. Kisah ini menjadi persahabatan kami yang satu angkatan dalam dinas semakin menarik dan akrab. Untuk kali ini, Aku belikan coklat bubuk dalam kotak, coklat biasa dan coklat original ukuran kecil sebagai oleh-oleh. Tentunya, Aku beli juga buat keluarga. Tidak banyak-banyak, sekedar bisa melepaskan rindu dan dahaga serta bahagia saat minumnya.
Sang mentari perlahan meninggi. Jika sering berhenti dan agak lambat membawa mobil bisa jadi berubah niat dan akan mencari penginapan. Hal ini jika larut malam diperkiaraan sampai jika dipaksakan. Kami sudah meninggalkan tempat produksi cokelat di Pidie Jaya, Aceh. Baru sesaat mobil membelah aspal, pengaruh sejuknya dalam mobil asbab sehatnya AC, sang istri langsung tertidur. Istriku sangat menikmati cara Aku membawa mobil walau kadangkala bercampur risau karena lama sampai ketujuan jika melihat gaya Aku membawa mobil. Tanpa terasa kami hampir keluar dari wilayah Pijay (Pidie Jaya). Dan, tibalah kami melewati jembatan Batee iliek. Artinya, kami sudah meninggalkan Kabupaten Pijay dan menginjakkan ban mobil di Kota Juang, Kabupaten Bireun. Cuaca masih panas. Semangat masih menganas. Tancap terus bro. Bahasa gaulnya Gas pool bro. Rupanya saat mobil bannya masuk lobang kecil dijalanan, istriku terbangun."Sudah dimana kita Pa,"tanyanya pelan. "Sudah masuk wilayah Bireun," jawabku santai. Sebelum lanjutkan tidurnya secara jelas istriku berkata," pa, usia pernikahan kita sudah 25 tahun. Tahun Perak. Semoga Allah masih beri kita berdua kesempatan merayakan usia pernikahan ke 50. Tepatnya tahun emas." "Ya, Jannatikoe. Aamiin," jawabku sambil mengelus kepala sang istri dengan penuh kasih sayang.
Untuk cerita, ntar dilanjutkan episode selanjutnya ya. Pasti penasaran bukan.Ikuti sambungan cerita setelah adanya iklan yang lewat.....
Salam semangat @hoesniy
Mohon tanya donasi ke komunitas travelling apa ada. Apa namanya ya..tks
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Anda dapat dengan mudah menetapkan penerima manfaat 10% ke @travelingsteem kami hanya untuk mendukung pertumbuhan komunitas kami.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih atas informasinya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sama-sama 🫂
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terima kasih atas dukungan dan perhatian ya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit