Menikmati suasana pulang ke Medan

in hive-188972 •  20 days ago  (edited)

1000694917.jpg

Libur panjang didepan mata. Kegiatan Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang merayakannya mudik ke kampung halaman. Di kantor kami saling membagi rasa. Aku sementara stanby dikantor dan yang merayakannya temanku pulang berhari raya. Aku pulang juga, tepatnya 31 Desember 2024. Khan tanggal 1 Januari 2025, kalender merah.

Aku masih berolahraga dikantor pada tanggal 31 Desember 2024. Senam SKJ-88 dilaksanakan dua kali, plus latihan beladiri dan disempurnakan dengan jalan dan berlari diseputar Markas Komando. Ya, dari lapangan apel menuju ke dermaga Koarmada I. Sekitar pukul 09.30 WIB, Aku kembali kerumah untuk persiapan menyeberang ke Batam. Aku naik kapal ferry dari Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) pada pukul 10.00 WIB, dan hanya beberapa menit didalam perut kapal, maka sekitar pukul 10.15 WIB kapal lepas tali meninggalkan pelabuhan SBP.

1000707457.jpg

Didalam kapal ferry menuju kota Batam

Suasana kapal hari itu penuh penumpang. Aku melihat cuaca agak kuat gelombang lautnya. Di pelabuhan bisa dilihat, apalagi air laut pasang. Benar dugaanku bahwa perjalanan kali ini goyangan kapal sangat kental terasa. Ombak yang terjadi karena alun membuat kapal lebih sering haluannya terbanting. Kadangkala oleng kekiri dan kekanan membuat tubuh bergoyang kuat jika kita berdiri. Sekali waktu Aku dapat melihat kapal ferry lainnya melintas atau berpapasan. Pengaruhnya bahwa gelombang bisa lebih kuat karena terkena pecahan gelombang yang melebar.

1000694345.jpg

Tiba di pelabuhan Telag Punggur Batam

Sekitar pukul 11.20 WIB, kapal merapat di pelabuhan Telaga Punggur Batam. Para penumpang turun segera. Aku sabar turun karena pada waktu bersamaan ada wanita muda yang sakit harus dibopong pakai kursi roda. Setelah Aku keluar dari badan kapal, maka dengan segera menuju area parkir karena sudah ditunggu teman untuk mengantar diriku ke Bandara Hang Nadim Batam.

Aku sudah berjumpa dengan sang sopir dan kemudian dengan kecepatan penuh mobil sekejab saja sudah hilang dari suasana pelabuhan. Kami mengejar waktu agar tidak terlambat untuk salat dhuhur berjamaah di masjid. Perut pun sudah mulai berderik dan nyanyian cacing dalam perut tak terkendali. Aku mampir sejenak membeli nasi, ya, nasi padang kesukaanku. Beli nasi diluar bandara jauh lebih murah dibandingkan saat kita membeli makanan di bandara. Maklumlah semua kita. Entah kenapa?mungkin saja biaya sewa tempatnya. Atau apalah yang tak Aku fahami.

1000707466.jpg

Ramainya penumpang di Bandara Hang Nadim Batam

Aku sudah tiba di Bandara. Suasana di bandara sangat ramai. Orang yang antri chek in untuk berangkat panjang mengular. Antrian panjang. Aku dibantu prosesnya oleh teman sehingga menanti tidak terlalu lama. Aku sudah masuk kedalam. Dan, mencari mushalla tempat salat. Alhamdulillah dapat berjamaah walau dengan berdua saja.

1000694528.jpg

Bersama Pak Wahidi di mushalla Bandara

Saat Aku masuk ke mushalla sepertinya Aku kenal pemuda yang salat lebih dulu dariku. Tak asing bagiku, walau tampak dari belakang. Benar, rupanya pak Wahidi, Komandan KAL di Lanal Tanjung Balai Asahan. Sudah lama kami tak berjumpa dengan beliau, sejak Aku pindah tugas dari Lanal Sabang. Dan, Pak Wahidi adalah perwira pertama yang dinas di Lanal Sabang juga. Kami duduk sesaat dan saling berbagi pengalaman dan sekali waktu tertawa ceria plus lucu jika menginggat masa lalu saat sama-sama dinas di Lanal Sabang yang terletak diujung Sumatera. Aku pun yang beli nasi di warung Padang, ijin makan sambil menikmati silaturahmi ini. Kami sama-sama tujuan ke Bandara Kuala Namu Deli Serdang. Satu pesawat via Lion Air.

Kami sudah masuk pesawat. Aku duduk di no kursi 6D, pak Wahidi agak ketengah-tengah yaitu no kursi 18C. Para penumpang sudah semua masuk ke pesawat. Duduk dengan tertib. Namun, harus bersabar karena sesuai pengumuman oleh Pramugari kita sesaat menunggu giliran take off. Waduh, pastilah Air Conditioner (AC) tidak hidup. Akibatnya sekitar kurang lebih sepuluh menit penumpang kepanasan. Sabar jalannya sehingga hati tenang. Tak lama kemudian pesawat take off dengan lancar dan nyaman. Perjalanan udara dari Batam ke Kuala Namu Deliserdang menempuh waktu sekitar 1 jam 15 menit. Ya, agak lama diudara.

1000707467.jpg

Menmbaca Buku didalam pesawat

Untuk mengisi waktu dan menikmati penerbangan Aku hibur diri dengan membaca buku. Buku novel pertama Dwilogi Buya Hamka, Setangkai Pena di Taman Pujangga buah karya Akmal Nasery Basral dengan santai Aku baca. Novel ini sangat inspiratif dan bagi orang Indonesia ketokohan, keulamaan dan Pujangga Sastra, Buya Hamka merupakan sosok yang dikenal luas. Beliau dibesarkan dan dididik dengan keras dan disiplin oleh Ayahnya untuk tekun menuntut ilmu, terutama ilmu agama agar kelak menjadi ulama besar. Ulama mumpuni dalam menyelesaikan masalah umat. Ayah beliau bernama Haji Abdul Karim bin Muhammad Amrullah Tuanku Kisai alias Haji Rasul (panggilan masyarakat), seorang tokoh besar pendiri Madrasah Thawalib di Padangpanjang.

Alhamdulillah, sekitar pukul 15.20 WIB, pesawat kami landing atau mendarat dengan aman dan selamat di Bandara Kuala Namu Deli Serdang. Aku harus mampir ke bawah untuk mengambil dua bagasi. Tas ransel dan kotak yang berisi oleh-oleh buat keluarga. Setelah barangku selesai diambil maka Aku menuju loket kereta api. Menurutku, naik kereta api lebih nyaman dan lebih cepat jika dibandingkan naik bus Damri. Kereta Api berangkat pukul 16.15 WIB menuju stasion Kota Medan.

1000707471.jpg

Membaca buku sambil menunggu kereta api berangkat

Aku harus menunggu sekitar dua puluh menit lagi. Tak apa, harus sabar menanti dan ada teman yang setia bersama yaitu buku. Aku yang belum habis membaca buku tentang Buya Hamka, maka bukunya Aku lahap untuk kedua kali. Dalam buku ini ada yang diceritakan tentang hajat Buya Hamka muda untuk menuntut ilmu selama sepuluh tahun di Mekkah. Ini harapan kuat sang orang tua.

Pada salah satu episode kisah, Malik yang merantau ke salah satu daerah dengan naik kapal laut, sangat menjaga salat berjamah lima waktu, pernah dimintakan menjadi menantu dari seorang tua bernama Sukarta. Sukarta sangat tertarik dengan Malik (Buya Hamka) yang dilihatnya mempunyai ilmu agama yang dalam dan suara dan bacaan ayat Al-Qur'an bagus dan indah, ingin menjodohkan dengan putrinya kembang desa di Cianjur yang bernama Kulsum. Namun karena tak jodoh, keduanya belum bisa bersatu menjadi pasangan suami istri (pasutri).

Sedang asyik membaca, rupanya penumpang kereta api sudah bisa masuk kedalam gerbong. Aku bergegas masuk. Aku naik gerbong 3 dengan nomor kursi 11D. Hari ini serba huruf "D". Kursi pesawat no 6D dan kursi kereta api no 11D. Tepat pukul 16.15 WIB kereta api berangkat meninggalkan Bandara Kuala Namo Deliserdang. Saat berangkat kita bisa menyaksikan pemandangan taman diarea Bandara yang warna warni nan indah. Ada hijau dan merah bata. Tersusun dan terawat rapi. Selain itu kita dapat menyaksikan hijaunya sawah yang baru ditanam atau masih berusia muda. Diantara sawah terdapat pohon yaitu pohon sawit sebagai pelengkap keindahan.

1000707472.jpg

Membaca buku didalam Kereta Api

Perjalanan yan ditempuh kurang lebih empat puluh menit. Nah, untuk kesekian kalinya buku Buya Hamka Aku jadikan pelampiasan membunuh kebosanan. Dalam buku ini dikisahkan bahwa Buya Hamka disaat mudanya pernah berjumpa dan berguru dengan HOS Cokroaminoto. Beliau juga pernah berjumpa dengan Presiden RI pertama Ir. Soekarno. Buya Hamka selain ulama besar, beliau juga seoarang penyair dan novel yang terkenal dituliskannya adalah Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van der Wijck. Selain itu banyak tulisannya terbit dimajalah ternama pada saat itu.

Buku Buya Hamka belum tuntas Aku baca dan tak terasa kereta api sudah tiba diperistirahatan terakhir yaitu stasion Kereta Api Medan. Semua penumpang turun dan Aku mampir sesaat salat Ashar dan kemudian lanjut pulang dengan mobil jemputan yang dikendarai puteraku. Suasana kota Medan belum berubah yaitu tentang macetnya masih tak menurun. Tak mungkin tak macet karena semakin banyak kendaraan roda empat dan roda dua. Tak berselang lama Aku tiba dirumah dengan penuh bahagia disambut oleh istri dan anak-anak tercinta. Suatu kisah perjalanan pulang yang melelahkan namun juga membahagiakan. Darat, Laut dan Udara Aku lewati dan dengan ijin Allah tiba selamat dirumah. Alhamdulillah.***

Salam sehat dan semangat dari@hoesniy

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Banyak baca banyak tahu, buku adalah gudang ilmu, mari kita terapkan budaya gemar membaca buku👍

Ok adoe

Hello traveler! 👋🏼

Thanks for sharing your post in the TS Community. Here you are the feedback and evaluation results:


AI/Plagiarism free☑️
Steemexclusive☑️
Club100☑️
Free bots☑️
Voting CSI > 5☑️
Score10/10

~ Join the X profile, Discord server + Telegram group and have a happy day.👍🏼



Curated by @kikenexum


1000341978.png

Curated by : @miftahulrizky