Aku keluar menatap bintang-bintang. Malam ini langit tidak berawan dan bintang bersinar terang. Jaraknya mungkin ratusan tahun cahaya, bintang itu sungguh jauh di awang-awang. Meski sangat jauh cahayanya mampu menusuk lapisan atmosfer bumi. Bila malam tak berawan bintang akan terlihat oleh mata manusia hingga siapapun yang memandanginya akan jatuh hati.
Di malam-malam yang lalu pandanganku tertuju pada satu bintang yang berkedip paling terang. Berkedip paling terang menjadikannya berbeda dari yang lainnya. Bintang ini nampak lebih indah dari yang indah-indah disekelilingnya. Karena bukan ahli perbintangan aku hanya menatap bintang itu tanpa tahu tergolong ke rasi bintang mana bintang itu. Yang aku tahu bersinar paling terang dan aku menyukai bintang itu.
Teringat saat aku dan kamu mendaki gunung. Kala itu kamu menatap bintang lalu berkata di gunung bintang-bintang terasa lebih dekat. Saat itu aku menatapmu lalu berkata iya malam ini bintang memang terasa lebih dekat. Kau menunjuk pada satu bintang yang paling terang dan kemudian menunjuk lagi pada bintang yang paling redup. Katamu bintang itu bersinar terang karena bahagia dan yang satunya lagi bersinar redup karena sedang bersedih. Kataku mungkin saja, masih sambil menatapmu; jika aku ibaratkan bintang aku juga akan sama, di dekatmu aku akan bersinarterang, jauh darimu aku redup. Karena bagiku kamu adalah helium dan energi yang dihasilkan dari reaksi nuklir fusi gas hidrogen yang membuatku memancarkan cahaya dan apabila aku tidak memilikimu; cahayaku menjadi perlahan redup lalu meledak dan hancur bagaikan serbuk yang membedaki langit dalam rangkaian supernova.
Setelah kepergianmu kini aku lebih menatap bintang yang sinarnya redup. Berpikir kenapa bintang itu bisa redup, mungkin apa yang dirasakan bintang itu sama dengan yang aku rasakan sekarang? Aku mulai meredup saat kamu mulai menjauh dariku. Kamu ada adalah sesuatu yang paling aku butuhkan, sebagai penyemangat yang menggiatkan hari-hariku.
Seorang kawan datang lalu menepuk bahuku. Lalu berkata tegarlah kawan, Alam semesta terdiri dari banyak galaksi. Digalaksi terkumpul bintang, planet, debu angkasa dan awan gas. Jika suatu bintang meledak itu tandanya akan lahir bintang baru. Supernova menjadikan debu angkasa dan awan gas yang tadinya tenang tergerak yang akhirnya membentuk gumpalan pipih seperti cakram ditengahnya di isi protostar yang memicu kembali reaksi nuklir fusi pertanda helium dan energi kembali terbentuk sebagai awal lahirnya pancaran sinar bintang baru. Yang hilang akan diganti dengan yang lebih baik. Sesuatu yang ditakdirkan untukmu akan tetap menjadi milikmu, Bersabarlah dan bersinarlah.
[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)