Malam ini saya ingin menguraikan satu kisah.
Kadang-kadang mempersoalkan sanad keilmuan seorang yang sudah jelas alim termasuk mukabarah/sombong.
Ibnu salah sering memuji Kamaluddin Bin Yunus dalam majelisnya,sosok ulama yang menguasai 15 fan ilmu dirayah,rujukannya ulama 4 mazhab, bahkan orang kristen jika ada yang tidak jelas dalam injil mereka meminta penjelasannya kepada Ibnu Yunus.
Suatu ketika ada yang bertanya kepada Ibnu Salah, Ya sayyidi, siapa guru Ibnu Yunus ? Ibnu Salah jawab" Allah menciptakannya sebagai Imam Alim dalam berbagai ilmu, jangan kalian tanya siapa gurunya, siapa yang mendidiknya,kerena beliau lebih besar dari itu.
Dari kisah itu dapat kita pahami bahwa seseorang yang nyata alimnya dan kita tanyakan siapa gurunya maka itu salah satu bentuk mukabarah.
Jika ingin mengenal seseorang maka kenalilah melalui ilmu yang disampaikan, bukan sekedar melihat siapa guru-gurunya, tidak sedikit orang yang gurunya banyak tapi ilmunya bermasalah,tidak ada jaminan dia memahami dengan baik apa yang diajarkan oleh gurunya,apalagi di zaman yang banyak orang menghadiri dars untuk berkah,atau hanya sekedar bebas dari kewajiban.
Untuk menguatkan ini saya paparkan ungkapan Imam Ghazali dalam kitab Al-Qistasul Mustaqim yang kesimpulannya " ada 3 pelajar yang mengklaim sudah khatam Al-Qur'an , kita tanyakan, apa bukti klaim kalian?
Yang pertama jawab " bukti saya sudah hafal Al-Qur'an nih ijazah yang diberikan oleh guru dari guru dan seterusnya".
Yang kedua jawab "bukti saya sudah hafal Al-Qur'an saya mampu mengubah tongkat menjadi binatang".
Yang ketiga " buktiku aku bacakan semuanya dihadapanmu".
Siapa di antara tiga pelajar ini yang dalilnya paling kuat(?)
jelas yang ketiga, kerena yang pertama tidak ada jaminan bacaan dia sesuai dengan gurunya apalagi dengan sumber utama yang mata rantainya sudah jauh, bukti pelajar kedua hanya menunjukkan dia hebat mampu mengubah tongkat, tidak lebih dari itu apalagi dapat meverivikasikan hafalannya.
Pertanyaan siapa gurumu kita tujukan bagi yang keilmuannya tidak jelas, ngawur, walaupun faktornya bukan cuma kerena tidak ada guru tapi akalnya bermasalah.
Ala kulli hal, siapapun dia yang mendaku ahli ilmu, wajib baginya untuk memiliki guru untuk membentuk dasar-dasar keilmuan, sebagaimana dijelaskan oleh Syatibi di awal mukaddimah Al-Muwafakat.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit