Kedua orang tua kami adalah guru ngaji yang menghabiskan umurnya dalam mengajar Alquran. Rumah kami yang sempit setiap malam dipenuhi oleh anak remaja puteri kampung kami, karena remaja putera mengajinya di meunasah (surau).
Biarpun diterangi oleh lampu teplok minyak tanah, semangat mengaji mereka tidak surut. Suara riuh mereka melantunkan kalam ilahi dengan nada klasik memecahkan kesunyian senja, sesekali terdengar suara ummi saya yang membetulkan bacaan salah seorang dari mereka.
Mengingat jarak rumah mereka yang jauh dipinggir desa, umumnya mereka menginap di rumah kami. Sering ummi kami bangun di tengah untuk memastikan mereka tidak digigit nyamuk atau kepinding.
Biarpun masa itu saya masih kecil, namun menjadi kenangan yang tak terlupakan, bahkan membekas dihati ingin mengabdikan diri sebagai guru ngaji.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit