Buah Meria, juga dikenal sebagai Salak Hutan Aceh, adalah salah satu jenis buah eksotis yang semakin langka dan terancam punah di hutan-hutan Aceh.
Buah ini memiliki tekstur kulit yang kasar dan bersisik mirip dengan salak biasa, namun dengan ukuran yang lebih kecil dan rasa yang khas.
Rasa buah Meria yang manis dengan sedikit sentuhan asam membuatnya unik dan digemari oleh masyarakat lokal.
Namun, seiring dengan berkurangnya habitat hutan alami akibat deforestasi dan konversi lahan, populasi buah Meria semakin menyusut, menjadikannya semakin sulit ditemukan.
Upaya konservasi buah Meria sangat penting untuk dilakukan guna mencegah kepunahan total. Selain mempertahankan keberagaman hayati, pelestarian buah ini juga berarti menjaga kekayaan budaya dan kuliner Aceh.
Langkah-langkah seperti penanaman kembali di kawasan konservasi, edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga hutan, dan pengembangan kebun bibit dapat menjadi solusi untuk melestarikan buah Meria.
Jika berhasil, usaha ini tidak hanya akan menyelamatkan buah Meria dari kepunahan tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat melalui pengembangan produk olahan yang berbasis buah Meria.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit