sahabat hari ini saya berbagi ceri berbuka puas bersama
|| Semuanya biasa saja ||
Tidak ada makanan mewah. Minumannya biasa saja. Tidak banyak pilihan tersaji. Tentu tidak sama dengan menu buka puasa di rumah orang berada atau rumah kita yang tidak boleh tidak kalau tidak ada es kelapa muda, es cincau, cendol, aneka gorengan, pecal, mie caluk, ondel-ondel, dan sebagainya. Ini baru menu pembuka. Belum lagi setelah salat magrib. Sajian utama nasi hangat dengan berbagai macam lauk dan sayur.
Kemarin hari saya ikut berbuka puasa bersama keluarga besar Dayah Ummul Ayman Samalanga, bersama para guru dan santri yang masih mondok selama puasa.
20 menit sebelum berbuka, ustadz Irol sedang menyiapkan menu berbuka. Biasa saja, tidak ada yang istimewa. Hanya es timun serut dan beberapa potong kue yang tersaji dalam piring plastik.
Namun itu semua berubah menjadi sesuatu yang luar biasa. Ketika Waled Nu ikut hadir berbuka puasa bersama para anak-anaknya. Setiap tahun Waled selalu begitu, melengkapi kebahagiaan dan kenikmatan berbuka puasa.
Selesai berbuka, kami berjamaah bersama dan Waled sendiri menjadi imamnya. Waled alim lagi fasih bacaan shalatnya. Loghat Arab yang begitu kental terdengar.
Bakda salat Waled masuk ke ruangan aula. Para santri kembali ke kamar dan sebagian lagi menuju dapur umum untuk makan malam seadanya.
Saya paling telat turun mushalla, berpas-pasan dengan Waled yang hendak pulang ke rumah. Waled mengajak ke rumah untuk makan bersama. Saya merasa malu, dan memilih makan di dapur umum saja bersama santri.
Kawan's, itu sepenggal cerita kemarin saat buka puasa keluarga besar Dayah Ummul Ayman.
[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)