ADA BEBERAPA hal yang ingin kucatat ketika kelam malam datang ditingkahi suara jangkrik, aroma musang, dan bahana suara tadarusan dari towa meunasah dengan jenis bacaan serampangan--tartil tidak, tilawah pun tak. Beberapa di antaranya adalah apa yang sebenarnya tak hendak kutulis di sini, tapi demi mengisi kekosongan, biarlah yang tak hendak kutulis itu melacurkan diri dalam sebentuk bacaan yang tentu saja tidak terlalu penting dibaca namun penting disimak sekira ada waktu senggang.
Apa yang tak hendak kutulis itu pada dasarnya berwujud dalam pertanyaan-pertanyaan. Banyak pertanyaan. Semisal, siapa pejabat Aceh dengan bau ketiak paling menyengat? Bagaimana si pejabat itu meredam bau yang menguar dari ketiaknya, terutama ketika berhadapan dengan tokoh-tokoh yang lebih mentereng pangkatnya? Katakanlah ketika berjumpa dengan Jokowi atau Luhut? Apa obat peredam bau ketiak paling manjur?
Lalu ada juga pertanyaan seperti ini. Penyakit apa saja yang paling sering bersarang di kelamin para koruptor dan bandar sabu-sabu? Yang gara-gara ulah busuk mereka, orang-orang lemah masuk penjara, dunia bagi rakyat jelata tak ubahnya neraka.
Untuk pertanyaan-pertanyaan sedurjana itu, aku berusaha mencari-cari jawab sendiri. Mengira-ngira, semisal, pertanyaan di atas adalah nyata adanya. Dan setelah mematut-matut banyak kemungkinan aku merasa buntu sendiri. Bahwa tak mungkin pejabat Aceh yang berbau ketiak itu memakai Hibka. Mustahil pula para koruptor dan bandar sabu tak sanggup menggaransikan kelamin mereka dari bahaya raja singa apalagi kurap, kudis, atau bebuluan di sekitarnya jadi sarang kutu.
Omong-omong kudis-kurap, dalam kebuntuan mencari jawab untuk pertanyaan-pertanyaan tak masuk akal di atas. Aku jadi ingat dengan seorang pejabat yang ternyata mengidap panuan. Aku bertemu dengan pejabat panuan ini dalam sebuah forum formal yang dihelat oleh sebuah kedinasan pemerintah. Acaranya di sebuah hotel cukup mentereng untuk skala Banda Aceh, medio Januari 2021.
Panuan meutuah itu bertengger di dagu hingga ke bawah tulang rahang kiri si pejabat. Jumlahnya jamak. Bentuknya hampir serupa gugusan Pulau Banyak di Kabupaten Aceh Singkil dalam sebingkai peta. Tadinya pulau panu pribadi si pejabat itu tersembunyi dengan khidmatnya oleh sebab masker yang ia pakai selama acara formal berlangsung. Dan penemuanku pada 'harta kekayaan' sang pejabat yang tengah kita ghibahi bersama ini baru terjadi pada saat istirahat makan siang.
Itu pun terjadi kebetulan belaka. Ia yang tak kebagian meja makan setelah lama antri di meja prasmanan restoran hotel, mau tak mau, harus bergabung di meja yang sama denganku yang sejak kukapling sedari menit pertama 'peluit' makan siang diumumkan panitia sama sekali tak terisi oleh para peserta lainnya. Aku menyilahkannya dengan ramah. Ia antusias menyambutnya. Setelah berbasa-basi seperti bertukar nama lembaga, ia membuka masker sembari mengeluarkan sendok dan garpu dari balutan tisu.
"Ayo makan lagi," katanya berbasa-basi.
"Silahkan, Pak! Saya sudah duluan dari tadi," jawabku mantap sambil mengumbar senyum.
Aku yang duluan selesai makan jadi punya kesempatan menyimak ruman muka pejabat ini. Setelah beberapa lama aku ingat dan bertanya dalam hati; bukankah pejabat ini yang beberapa waktu lalu unjuk suara di media dan bilang, bahwa kesejahteraan rakyat bisa diukur dengan sejahteranya para pejabat? Iya. Tak pelak lagi rupanya benar, inilah orangnya.
Aku mengulum senyum dengan pertemuan yang serba kebetulan ini. Tapi sebentar! Panu. Ada panu di dagu merambat hingga bawah tulang rahang kirinya. Panuan dia rupanya. Ahaha...
lagee bu krak keunong ie su-uem lam kanot bu bak tabaca.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Haha
Seulamat buka puasa, bang. 😁😁😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Wahh...gugusan pulau banyak bisa ngamuk karena digunakan utk menggambarkan panu pejabat 😂
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Gak apa-apa, bang. Biar tahu diri itu pejabat. 😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Baca tulisan qe yang agak gila kek gini kan, bikin aku pengen panggil @sangdiyus
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tolong jangan ganggu pikirannya yg tengah istirahat itu, kak. 🤪
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Baiklah.. Sepertinya dia sedang sibuk jadi pengamat scatter😀😀😀
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mengapa Puan Rayfa berpikir begitu?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Aku penasaran, kenapa nggak ada yg duduk semeja dengan kee selain pejabat panuan itu? Kee belom mandi?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mungkin karena akulah peserta dg penampilan paling ngehe pas di forum itu, kak. Rambut gondrong, pake kaos bertulis 'meunyo jabatan ka dibloe 'oh hajat sampoe ditarek laba." Lainnya semua pake baju dinas, batik, celana kain, sepatu kilau kilap cerlang. Pertama masuk ruangan para pagar ayu yang duduk di meja resepsionis pintu masuk sudah pelototin aku sinis, curiga, dst., dan seterusnya..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Oohh...kee dianggap orang NGO atau wartawan tukang palak 😂
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit