Aceh salah satu daratan di ujung pulau Sumatera dikenal sebagai provinsi yang memiliki sumber daya alam melimpah. Gas alam cair dan cadangan minyak bumi masih terus dieksplorasi oleh berbagai perusahaan eksploitasi dunia.
Namun Aceh juga dikenal dengan tumbuhan ganja. Bahkan Aceh saat ini identik dengan ganja, karena selama ini banyak area lahan kosong ditanami ganja hampir di seluruh kabupetan kota yang tersebar dari pesisi utara hingga barat selatan.
Bahkan pihak Banda Narkotika Nasional (BNN) kewalahan menangai kasus ganja dan peredaraannya. Tidak hanya di Aceh sendiri , namun juga di wilayah lainnya di Indonesia yang mendapat pasokan ganja dari Aceh.
Baru-baru ini enam jenderal polisi yang ditugas di BNN terjun langsung ke lokasi ladang ganja di kawasan pedalaman Aceh Utara, tepatnya di Dusun Cot Rawatu, Kampung Jurong, Kecamatan Sawang, dipimpin langsung oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia , Komjen Pol Petrus Reinhard Golose.
Lima jenderal lainnya adalah Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol (Purn) Arman Depari, Direktur Narkotika Brigjen Pol Aldrin MP Hutabarat, Karo Humas dan Protokol Brigjen Pol Sulistyo Pudjo Hartono, Direktur Penindakan dan Pengejaran Brigjen Pol Chaindraprasto Saleh dan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Aceh Brigjen Pol Heru Pranoto.
Mereka berangkat dari Kota Lhokseumawe sekitar pukul 06.00 WIB, dikawal oleh personil kepolisian dari Polres Lhokseumawe dibantu petugas BNN Kota Lhokseumawe, menggunakan 50 unit mobil . setelah 30 perjalanan jalan beraspal tibalah mereka di Polsek Sawang, Aceh Utara.
Kemudian mereka berjalan kaki selama 30 menit untuk sampai di lokasi ladang ganja seluas 9 hektar lebih diatas perbukitan tersebut. Tidak mudah menuju ke sana, trek terjal dan terus menanjak menguras energi keenam jenderal polisi itu untuk tiba di lokasi. Tak tanggung-tanggung jaraknya dengan lokasi parkir kendaraan bermotor lebih dari 2 kilometer.
Di lokasi mereka terbelalak, karena melihat kebun ganja yang sangat luas, diperkirakan seluas 9 hektar lebih. Kondisi semuanya siap dipanen.
Namun , tidak ditemukan pemilik atau orang lain berada di ladang, sepertinya kedatangan mereka sudah diketahui oleh pemilik tanaman ganja tersebut. Hanya ada dua gubuk sepertinya digunakan untuk peladang menunggu panen. Didalam gubuk kayu itu juga ditemukan semaian benih ganja , ada juga yang ditaruh dalam polibag.
Petrus Reinhard Golose mengatakan penemuan ladang ganja seluas 9 hektar ini merupakan hasil penyelidikan timnya dalam beberapa hari terakhir. Diperkirakan Jumlah tanaman mencapai 7 ribu batang dengan rata-rata tinggi 200 cm. Sedangkan yang telah disemai lebih banyak lagi yaitu 10 ribu batang.
Katanya BNN akan melakukan kegiatan berkelanjutan, untuk menelusuri terlebih dahulu terkait status kepemilikan tanah perkebunan itu diduga milik negara atau lahan produksi bagi masyarakat lokal.
Petrus langsung memerintah siapa yang hadir di lokasi untuk mencabut semua pohon ganja di ladang itu. setelah ditumpuk tanaman itu dibakar hingga tak tersisa.
“Ganja ini telah kita musnahkan, maka secara otomatif kita telah menyelamatkan jutaan anak cucu bangsa Indonesia dari bahaya Narkoba khususnya tanaman ganja,” katanya.
"Kita punya Grand Design Alternative Development (GDAD) yaitu mengubah lahan yang ditanami ganja menjadi lahan produktif dengan tanaman lain yang menjanjikan ekonomi lebih bagi masyarakat,” ucap Petrus
Bupati Aceh Utara Harus Ubah Ladang Ganja Jadi Kebun Produktif Lain
Petrus Reinhard Golose meminta Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib mengambil langkah kongkrit bagi masyarakat yang selama ini menjadikan lahannya menjadi ladang ganja. Pemkab harus menjadi motor penggerak untuk mengganti ganja dengan tanaman atau komoditi yang lebih menjanjikan.
“Pemerintah daerah harus menjadi pendorong utama untuk mengubah cara bertani masyarakat disini. Ladang ganja harus dijadikan lahan produktif dengan tanaman yang bisa menjadi lahan mencari nafkah masyarakat, dengan begitu masyarakat akan meninggalkan tanaman haram ini untuk mata pencaharian,” desaknya.
Petrus juga menyebutkan berdasarkan informasi intelijennya terdapat hubungan antara terorisme dengan Narkoba dan terdapat indiksai adanya pihak pihak yang mendanai petani untuk menanam ganja. Katanta lagi, trend peredaran Narkoba baik ganja maupun sabu memiliki naik di tengah Covid 19 ini.
Ia menambahkan, sulit memberantas ganja di tengah-tengah masyarakat bila Pemerintah Daerah dan masyarakat tidak mendukung petani ganja beralih ke tanaman lain. Memang hal itu butuh upaya keras.
Hai peu na neukubah saboh am? neubri keulon hahaha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Wkakaka..meusi kilo ta puwo keu droe..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
@filemunir, idroekuh peurlei chit sibak mantong keu model foto Abi, khekhe.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
hahaha asiap..bek neupegah bak urueng nyo beuh..
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Siap, pokok jih bek karu-karu. Bek jiteupeu le @abduhawab :D
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
hahaha....
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit