Hidangan kuah beulangong a la saya
Hari ini cerita remeh temeh saya ialah tentang eksperimen di dapur. Hampir dua puluh tahun tinggal di Banda Aceh, sudah tak berbilang lagi saya memakan kuah beulangong, gulai kari daging khas Aceh Besar yang rasanya sangat khas. Olahan daging ini memiliki cita rasa rempah yang ringan, berbeda dengan olahan kari daging dari Aceh Timur dan sekitarnya. Apa yang bikin beda? Kuah kari khas Aceh Besar ini tidak memakai santan sehingga kuahnya encer dan tidak bikin eneg saat disantap.
Tiba-tiba, siang kemarin saat sedang duduk-duduk dan mengobrol dengan seorang teman, terlintas di pikiran saya untuk mencoba memasak gulai ini. Pas sekali, salah satu teman saya pernah menuliskan resepnya di Instagram, jadinya saya punya contekan.
Sebenarnya, bisa juga sih kalau beli bumbu jadi. Lebih praktis. Tapi, saya bukan tergolong manusia yang seperti itu hahaha. Kalau soal masak-memasak (lauk), saya lebih senang repot-repot sedikit karena kebisaannya jadi permanen. Sekarang, seiring semakin kreatifnya orang-orang, banyak sekali bumbu siap saji yang bisa kita beli. Tak terkecuali bumbu-bumbu aneka olahan kuliner khas Aceh. Hanya saja, sejak beberapa waktu lalu saya mulai penasaran dengan cara memasak gulai ini. Rasanya, kurang afdal kalau memasak tapi bumbunya nggak dirancik sendiri. Ya, memasak dan meracik bumbu itu seperti surat dan perangko.
Jadilah setelah zuhur saya bergegas dari tempat teman menuju pasar daging dan membeli sekilo daging lembu. Plus beberapa bumbu kering seperti cabai merah bubuk, ketumbar bubuk, dan kunyit bubuk. Juga kelapa gongseng dan kelapa segar giling. Saya juga membeli daun kari alias ôn teumeurui. Beberapa rempah lain ada di rumah.
Memasak kuah beulangong ini sebenarnya tak sulit. Bumbunya minimalis. Berdasarkan resep yang saya contek dari teman dan hasil tanya-tanya dari teman yang lain, ini dia rempah-rempah yang digunakan.
Daging setelah dimasukkan semua bumbu
Bahan:
Daging lembu/kambing
Nangka muda
Bumbu halus:
Cabai rawit
Bawang putih
Jahe
Kelapa giling
Rempah kering:
Ketumbar bubuk
Kunyit bubuk
Cabai kering bubuk
Kelapa gongseng
Rempah lain:
Serai (potong halus-halus)
Daun salam
Daun kari
Bunga lawang
Kayu manis
Lengkuas
Bawang merah rajang
Cara memasak:
- Potong-potong daging, cuci bersih, tiriskan
- Lumuri daging dengan garam, aduk rata
- Masukkan rajangan bawang merah ke dalam daging dan remas-remas hingga merata, diamkan sebentar sambil menyiapkan bumbu yang lain
- Selanjutkan tambahkan kelapa gongseng ke dalam daging, aduk rata
- Tambahkan kunyit bubuk, ketumbar bubuk, cabai buku, dan bumbu halus, aduk rata
- Masukkan daun salam, daun kari, serai, bunga lawang, lengkuas, dan kayu manis
- Beri sedikit air untuk meratakan bumbu dan daging siap dimasak
- Setelah daging mulai empuk, masukkan nangka
- Tambahkan air secukupnya
- Masak hingga daging dan nangka empuk
Kondisi daging setelah mulai dimasak
Catatan:
-- Jangan beri perasan jeruk nipis pada daging dan jangan pakai asam dalam bumbu, ini akan membuat rasa kuah menjadi asam
-- Memasak gulai ini tidak perlu ditumis dengan minyak, minyaknya berasal dari lemak yang ada di daging
-- Warna gulai tidak hitam, ini karena saya tidak memasaknya di kuali tanah
-- Takaran bumbu pakai feeling saja, ya. :-D
Dengan rempah yang mudah diracik seperti itu, harusnya semua orang Aceh bisa memasak kari ini, kan? Tetapi, yang namanya kuliner khas daerah, menjajalnya tidak cukup sekali, perlu berulang-ulang untuk mendapatkan resep yang pas. Seperti olahan saya ini, hasilnya enak. Tapi ada sedikit yang bikin saya kurang puas, entah dari mana datangnya rasa asam. Saya menduga dari buah nangka yang saya beli di pasar, sepertinya sudah dilumuri boh limeng. Over all, tak bikin malu untuk dihidangkan hahaha. Selamat mencoba.[]