Ngopi di Aceh/ Buang-Buang Waktukah?

Suasana salah satu warung kopi di Banda Aceh.

Selain dikenal dengan Negeri Sejuta Masjid, Aceh juga diidentikkan dengan daerah seribu warung kopi.
99,9% warga Aceh mengwali paginya diwarung kopi setiap hari sebelum melalukan rutinitas kerja, khususnya kaum adam.

Kopi Sanger merupakan salah satu kopi khas Aceh.

Tidak heran jika orang yang baru pertama kali berkunjung ke Aceh tercengang dengan situasi dan kondisi di setiap warung kopi. Di mana tempat-tempat tersebut selalu dipenuhi pengunjung setiap saat.
Keadaan tersebut menimbulkan stereotype baru terhadap penduduk Aceh. Yang mana orang-orang luar Aceh menganggap masyarakat Aceh terlalu banyak membuang waktunya di warung kopi.

Masyarakat Aceh yang sedang berada di Warung Kopi.

Tidak bisa dipungkiri, memang ada sebagian orang yang menghabiskan waktunya seharian di warung kopi. Namun, jika ditilik lebih dalam lagi orang-orang tersebut tidak hanya menghabiskan waktu untuk menyerumput segelas kopi. Tetapi mereka melakukan pekerjaan di atas meja-meja kopi tersebut.

Ada berbagai macam profesi yang mereka emban ketika berada di warung kopi, diantaranya Designer, Ilustrator, Content Creator, Font Maker, Journalist, Penulis dan Pekerja lepas lainnya.

Tauris Mustafa, seorang Ilustrator yang sedang menyelesaikan pekerjaannya di warung kopi.

Misalnya Iswadi Basri, ia merupakan seorang perupa Aceh sekaligus pekerja lepas di bidang seni digital. Iswadi menghabiskan waktunya di warung kopi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ia membuat karya-karya digital di warung kopi yang kemudian ia jual di beberapa platform market place ternama di Dunia seperti, Creative Market, Envato Element, Creative Fabrica dan The Hungry JPEG.

Iswadi Basri dan tim sedang menyelesaikan project seni berbasis digital di sebuah warung kopi.

Selain itu, para pebisnis juga melakulan "deal-dealan" project di warung kopi. Karena ada beberapa warung kopi di Aceh menyediakan ruang-ruang khusus untuk sebuah pertemuan bisnis yang juga dilengkapi dengan equipmentnya.

Proses pembuatan Font oleh Olexs Studio

Jadi bagaimana pendapat Steemian? Apakah ngopi di Aceh adalah Wasting Time or Quality Time?