Tampak samping Restoran Maha Corner
Hahhhh… "hembuskannn. Udah-udah,, jangan diribetin pikiranmu tan", kata Tiwi teman seangkatan Kedokteranku yang tersisa menempuh dunia perkoasan 2 minggu lagi. Siang ini, kami saling curhatan dengan kondisi masing-masing. Tak lama saat kami mengobrol, @khaereyaa menjeletuk, eh main yok ! kemana kita yuk! Tiwi, Lena pun mengiyakan tanpa pikir lama. Setelah ku pikir dan coba bersahabat dengan perasaan terdalam ada baiknya diistirahatkan sejenak deh si otak ini. Nah berbagai referensi rencana diusung, tapi rata-rata sudah pernah kami datangi. Lalu ku coba cari referensi tempat Trending topic di Banda Aceh, berkat akun ig enjoyaceh. Sepertinya Restoran Maha Corber yang berlokasi di Pulau Kapuuk menarik. Tanpa berlama-lama, kami mulai bersiap-siap go ! dengan bermodalkan feeling, tanpa pakek map pulak. 🙃
Kami mulai menelusuri Pulau kapuuk Lhoknga, setelah membayar tiket 3 ribu perorang, jeng jeng ! papan pentunjuknya mana ? beneran sesat nih kita? ada dua persimpangan yang harus dipilih, tanpa berlama-lama ditempat, akhirnya kami memilih simpang kiri. Dan Alhamdulillahnya tak lama dari persimpangan tadi, Gapura Maha Corner terpampang ! lega-lega. Udah pergi jam 16.30, kalau sudah sesat, bisa-bisa sholat maghrib deh di Maha Corner. 😂
Dipintu awal, lumayan padat terparkir mobil sih mayoritasnya, kami yang mengandeng sepeda motor kewalahan mencari lokasi parkir khusus sepeda motor. Kesan awal, mulai ter wah-wah. Karena Keberadaan Pulau Kapuk dikelilingi pepohonan cemara dan pasir putih plus dengan adanya Restoran Maha Corner sangat-sangat cucok menjadi pelengkap. Yang pertama kami cari sesampai disana, Musholla. Pasalnya jam sudah menujukkan jam 17.00 kami belum sholat. Jarak tempuh dari kosan kami hingga ke tempat ini kurang lebih 30 menit lebih.
Sudah mencoba melirik-lirik kesegala sisi tapi penampakan musholla tak kunjung terlihat, akhirnya kuberanikan tanya ke pelayan yang kujumpai pertama saat masuk kedalam restoran, dan sepertinya aku bertanya kepada orang yang sibuk, abang pelayan ini rupanya hendak memanggang Pizza ke tumbikar yang memakai kayu sebagai bahan bakarnya. Tapi, reaksi nya diluar dugaan, tampak tidak terasa terganggu dari ekspresinya yang senyum sumringgah, pertanyaan ku dijawab dengan ramah, dan posisi musholla diarahkan dengan detail. Sekilas ku coba lirik tumpikar tersebut, jika biasanya pizza di panggang di Open, namun kali ini dipanggang langsung dengan api kayu bakar, baunya saja sudah membuat saliva menetes. Ditambah dengan atraksi pizza yang diperbolehkan pengunjung melihat.
Berdasarkan hasil review ig yang sempat kubaca tadi. Katanya salah satu keunikan di Restoran ini, berupa atraksi Pizza dari abang-abang ahli.
Saat menuju ke musholla, berdasarkan petunjuk abang restoran, kami mulai melirik-lirik kembali keadaan, rumput hijau dengan jalan setapak berbahan batu, dikelilingi Pohon cemara menjulang tinggi, salut deh, satu sampah tidak ada yang nonggol. Dan yang menarik perhatian, nuansa bangunan pondok-pondoknya berbahan utama kayu estetik, dipenuhi oleh berbahan ramah lingkungan. Bahkan tikar untuk sholat semua berbahan kayu. “Adem ya tempatnya, karena kita datangnya sore hari dengan cuaca mendung, kesannya kayak horror wkwk tapi asri banget tempatnya.”celetuk @khaereyaa yang dari tadi asik mengeluarkan reviewnya terhadap tempat ini.
Setelah sholat asar, kami mencoba mencari posisi cucok bersantai. Didalam pondok atau di luar semuanya terlihat Oke. Terdapat 3 pondok utama yang bisa kita pilih, ketiganya tampak punya kelebihan view tersendiri. Setelah melirik, akhirnya kami memilih posisi yang menyatu dengan alam, alasannya bagian dalam pondok sudah bertuan semua. Lumayan padat pengunjung, mungkin karena hari Minggu kali ya..
Momen mereka menikmati makanan dan ku menikmati momen saja
Pizza yang rupanya sudah nongol kedepan duluan, padahal niatnya mau liat atraksi Abang-abang ahli
Kondisi luar Maha Corner yang penuh, jangan datang dihari weekend kalau mau menikmati sendiri yaa
Menu yang disodorkan, rerata makanan nuansa barat, pizza, spaghetti dan kawan-kawannya. Mie Indomie goreng tak terpampang didaftar menu, eh atau mungkin ku salah lihat ya keberadaannya. Karena mayoritas makanan pantai lampuuk lhoknga dan pantai-pantai lainnya di Aceh ya.. indomie. Untuk harga makanan disini lumayan mengores kantong anak kosan seperti kami. “eh es kosongnya 5 ribu” celetuk tiwi yang dari tadi sudah beberapa kali membuka daftar menu. Tapi sebanding dengan sajian makanannya kok. Tenang ! ada uang ada barang. Karena tersadar rupanya aku puasa hari ini, jadinya belum bisa ku icip makanan special disini. Karena tak mungkin jika berbuka puasa disini, sebab akan malam kali kami pulang nantinya. Tapi tak apa, insyaAllah masih ada dikesempatan lain kok.
Setelah hidangan makanan tiba, seperti kata orang-orang “Bacalah doa sebelum makan, terganti dengan Fotolah sebelum makan” eh baca doanya tetap tapi kok. Tanpa berlama-lama 5 menit sajian ludes. Setelah selesai makan, ku temani lena ke kasir untuk membayar makanan pesanan. Dan selanjutnya.. bisa dikatan agenda kewajiban ciwi-ciwi kalau bersama, yups selfian hingga foto-fotoan.
View dalam Maha Corner, yang kucekrek saat menemani Lena ke kasir
Hamparan Pantai Pulau Kapuk di Maha Corner
Foto yang kuambil menyesuaikan permintaan Lena agar terlihat kurus, hasilnya nihil wkwk
Segala sisi view kami coba abadikan, meskipun sebenarnya cuaca pantai kurang bersahabat hari ini, angin kencang dan awan columunimbus sudah sedari tadi siaga hendak terjunkan hujan.
Selfie bareng, detik diterpa hujan badai
Rupanya yang di resahkan sedari tadi datang, tepaan hujan berpasangan badai mulai menyisir area pantai. Kami mengakhiri agenda fotoan dengan berlari sedang menuju parkir untuk pulang. Saat hujan masih derajat ringan-sedang, kami masih mencoba untuk pulang, namun tak lama setelah keluar dari area pantai Kapuuk badai hujan derajat berat mulai menghempas hingga tak memungkinkan kami terobos, meskipun sebenarnya ada mantel hujan terpasang dibadan. Namun apa daya, permukaan jalan memutih tertutup hujan dan hempasan kekuatan badai hujan tak mampu kami tangani.
Akhirnya Kami berteduh disebuah kios kecil hingga azan magrib berkumandang dan ku berbuka puasa ditemani minuman milo kemasan kecil dan roti. Sepanjang jalan tampak padat dipenuhi mobil berderet yang berjalan pelan. Kami kembali melanjutkan pulang dan mencari masjid untuk sholat maghrib setelah berteduh 30 menit lebih.
Alhamdulillah, meskipun refreshing tanpa rencana dari awal disambut dengan hati dan saat pulang dilepas hujan badai, sedikit banyak kepala ku mulai tenang, yaa walapun Bayangan UKMPPD masih melintas-lintas layaknya alarm otak. Namun setidaknya Migrain ku sudah istirahat sejenak.
Picture | Smartphone |
---|---|
Model | Oppo A9 2020 |
Original Picture | @rahmatanidris |
Location | Aceh Besar, Indonesia |
Masya allaaaaah...indahnyaaaa
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hayoo mau diajak kemana lagi tiba-tiba
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit