Pengertian Arung Jeram
Sejarah Arung Jeram di Indonesia
Sejarah petualangan sungai di Indonesia dimulai sekitar awal tahun 1970-an. Dipelopori oleh kelompok pecinta alam dari Bandung dan Jakarta. olah raga ini kemudian menjadi salah satu olah raga petualangan yang mulai berkembang. Pada tahun 1975, salah satu kelompok pencinta alam menggelar Citarum Rally.
Sekitar tahun 1975 kelompok pencinta alam mengembangkan juga olah raga ini dengan ekspedisi melintas Sungai Mahakam dan Sungai Barito bersama dengan Frank Morgan seorang pengacara profesional. Kelompok ini juga melaksanakan ekspedisi ke Sungai Alas.
Peralatan umum arung jeram ialah :
- Perahu sebagai alat pengarungan yang digunakan.
- Dry bag sebagai menyimpan barang yang dibawa dalam pengarungan,supaya tidak basah.
- Pompa sebagai alat mengisi angin perahu.
- Logistic sebagai makanan ketika pengarungan
- Repair kit sebagai memperbaiki perahu ketika ada kendala bocor maupun copot.
- Alat pemetaan sebagai pembaca jalur pengarungan.
Peralatan pribadi arung jeram diantaranya :
- Pelampung (Life jacket)
- dayung (paddle)
- Helm rafting
- flip line
- tali lempar (throw bag)
- sepatu
- pakaian ngarung
- survival kit
- obatan pribadi
- peluit
- pisau
ketika kami melakukan kegiatan pelatihan teknik dasar pengarungan di geumpang, kami belajar dasar pengarungan teknik duduk,teknik dayung,aba-aba skipper/kapten,manuver,pengamatan sungai,lining,dan portaging.
Teknik Duduk
Posisi duduk pendayung berada ditengah perahu yang dilengkapi dengan rangka untuk tempat duduk dan pegangan dayung, Yang pertama posisi duduk seperti menunggang kuda,kedua kaki pendayung menjepit lingkaran tabung perahu, Cara kedua, nantahala style, seperti seorang perempuan membonceng sepeda motor, kedua kaki masuk kebagian dalam perahu.
Teknik Dayung
Untuk mendayung agar perahu bergerak kayuhkan dayungan dengan serentak, tetapi jika memang dibutuhkan kecepatan tambahan maka gagang dayung dimasukkan kedalam air dan dikayuh dengan sekuat tenaga, seluruh otot perut dan lengan dikerahkan untuk mendapatkan tenaga yang optimal dan efektif.
Gerakan dan arah dayung yang perlu dipahami ialah :
a. Dayung maju (forward stoke).
Dayung maju (forward stroke), tujuan dari dayung maju ini adalah untuk menggerakkan perahu kearah depan (maju). Caranya yaitu dengan cara menancapkan dayung didepan kemudian ditarik kebelakang sampai sejajar dengan pantat. Angkat bilah dayung ulangi ke posisi semula dan seterusnya.
b. Dayung balik/mundur (back stroke).
Dayung tarik (draw stroke). Dilakukan untuk menggeser perahu mendekati posisi yang diinginkan dengan cara menancapkan dayung jauh ke samping dan menariknya ke arah perahu.
c. Dayung Tarik Kanan Dan Dayung Tarik Kiri
Dayung tarik kanan dan dayung tarik kiri membantu awak kapal untuk menggeser arah perahu kekanan atau kekiri, yang akan mengubah posisi perahu dari tengah hingga kepinggir kanan atau kiri sesuai dengan aba-aba dari skipper.
d. Dayung Pancung Kanan Dan Pancung Kiri (cross-bow draw).
Dayungan yang biasa dilakukan oleh para pendayung depan apabila ingin menggeser kepala perahu ke samping kanan atau kesamping kiri. Dayungan ini dilakukan oleh pendayung depan dengan melakukan dayung tarik dari sisi depan memotong moncong perahu.
Aba-aba skipper/ captain
- Dayung Maju : semua mendayung maju.
- Dayung Mundur : semua mendayung mundur.
- Dayung Stop : semua berhenti mendayung.
- Dayung Kanan maju : semua yang di lambung kanan mendayung maju.
- Dayung Kanan mundur : semua yang di lambung kanan mendayung mundur.
- Dayung Kiri maju : semua yang di lambung kiri mendayung maju.
- Dayung Kiri mundur : semua yang di lambung kiri mendayung mundur.
Manuver
Manuver digunakan apabila perahu akan melewati suatu kelokan sungai atau menghindari rintangan atau hambatan. Ferrying merupakan teknik dasar dalam melakukan manuver. Adapun cara melakukan ferry tergantung pada teknik yang digunakan disamping kondisi hambatan yang akan dilalui. Dalam melakukan ferry dikenal dua macam teknik, yaitu up stream ferry dan down stream ferry (back ferry dan Forward ferry).
Back ferry dimulai dengan haluan perahu menghadap ke arah hilir. Dari posisi ini mulailah mendayung mundur. Kemudian ferry dilakukan dari sisi sebelah kiri dengan memutar haluan 30 derajat- 45 derajat ke kanan. Jika anda melakukan dayung mundur sambil menjaga sudut perahu, perahu akan bergerak ke kiri untuk mencapai sisi sebelah kanan arahkan haluan atau moncong perahu kearah sisi sebelah kiri dengan mendayung mundur.
Pengamatan (scouting)
Pengamatan sejumlah deretan jeram, meliputi proses pengamatan suatu jeram yang dilakukan pada tepian sungai dari beberapa sudut pandang. Menganalisa apakah tingkat kesulitan jeram sesuai dengan kemampuan awak perahu, melihat atau mencari jalur yang paling aman, menganalisa kemungkinan terjadi trouble.
Lining
Jika setelah pengamatan jeram disimpulkan tidak ada lintasan yang aman untuk dilalui, dan karenanya diputuskan membawa perahu lewat tepian sungai yang aman. Cara yang paling mudah adalah dengan “menuntun” perahu dengan menggunakan tali.
Portaging
Jika lining juga tidak dapat dilakukan lagi untuk menghindari halangan yang ada di depan, dan harus mengangkat perahu menyusuri tepian sungai (darat). Teknik ini disebut Portaging.
Sekian,
Semoga bermanfaat dan menarik bagi pembaca, ikuti terus postingan saya. jangan lupa UP VOTE dan COMMENT.
Wassalam,
@ryandaesteem