Jurnalisme Nada Iwan Fals

in hive-193562 β€’Β  3 years agoΒ 

β€œπ·π‘Žπ‘Ÿ... π‘‘π‘’π‘Ÿ... π‘‘π‘œπ‘Ÿ... π‘ π‘’π‘Žπ‘Ÿπ‘Ž π‘ π‘’π‘›π‘Žπ‘π‘Žπ‘›
π‘†π‘’π‘”π‘Žπ‘™π‘– π‘Žπ‘›π‘”π‘”π‘Žπ‘ π‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘›
π‘‡π‘–π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘Ž π‘˜π‘’π‘‘π‘Žπ‘˜π‘’π‘‘π‘Žπ‘›
π‘ƒπ‘’π‘›π‘¦π‘Ž π‘–π‘™π‘šπ‘’ π‘˜π‘’π‘π‘Žπ‘™ π‘ π‘’π‘›π‘Žπ‘π‘Žπ‘›
π‘†β€™π‘šπ‘Žπ‘˜π‘–π‘› π‘™π‘’π‘π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘›β€

Bertahun kemudian baru kutau lagu itu berjudul Sugali. Pertama kudengar di tepi sebuah lapangan sepakbola dekat SD Inpres Bukit Batu Tiga, Sukamulia, Kecamatan Kejruen Muda, Aceh Timur (Sekarang berada dalam wilayah Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang). Saat itu upacara 17an tahun 1989 atau 1990.

Pelantunnya kukenal dengan sebutan Bang Yan. Anak Wak Paiman, pemilik perlengkapan band atau orkes di kampungku. Orkesnya kerap mengisi acara pada momen pernikahan, bersanding dengan hiburan lain seperti pagelaran wayang kulit semalam suntuk.

Sukamulia adalah kampung terakhir wilayah Aceh yang berbatasan langsung dengan Sumatera Utara, tepatnya dengan kampung Perapen, Kecamatan Pematang Jaya, Kabupaten Langkat.
Bertahun kemudian, aku tak mampu meredam gandrung pada lagu yang ditulis oleh Virgiawan Listanto. Kemampuannya menyeret benak ke alam nyata sama dengan daya Cinta dalam lagu-lagu asmaranya menyajikan romantika dalam kemiskinan.

Tanpa lensa kamera, Iwan Fals memotret keseharian pelacur dalam Perempuan Malam:
π»π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘‘π‘˜π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘π‘’β„Ž 𝑑𝑖 π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘”π‘–
π‘ƒπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘‘π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
πΎπ‘’π‘Ÿπ‘–π‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘› β„Žπ‘Žπ‘‘π‘– π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘π‘’π‘›π‘’β„Ž π‘‘π‘Žπ‘›π‘”π‘–π‘ 
π‘Šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘’ β„Žπ‘Žπ‘›π‘¦π‘Ž π‘ π‘’π‘ π‘Žπ‘Žπ‘‘
π‘†π‘’π‘”π‘’π‘™π‘Žπ‘  π‘˜π‘œπ‘π‘–, π‘ π‘’π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘Ÿπ‘œπ‘˜π‘œπ‘˜
π‘†π‘’π‘”π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–π‘šπ‘π‘Žπ‘›
π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘’π‘šπ‘π‘’π‘Žπ‘› π‘šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘š π‘šπ‘’π‘›π‘’π‘›π‘”π‘”π‘’ π‘šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘š
π‘ˆπ‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘π‘Žπ‘›π‘—π‘Žπ‘›π‘”π‘›π‘¦π‘Ž π‘šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘š

Mata dan benak Iwan Fals adalah jurnalisme nada yang menyusun reportase mengenai kehidupan rakyat jelata, keculasan penguasa, ketamakan para cukong. Persis seperti getar yang kudapat dalam sajak-sajak WS Rendra.

Iwan Fals tak ragu memberi label Tikus Kantor sebagai kisah usang yang masih terus menjadi label kebobrokan birokrasi. Ia tak takut berkawan dengan buronan yang meninggalkan sebutir peluru di bawah bantal dalam Tetap Sahabatku.

Dalam β€œNak” Iwan mengkonstruksi nasehat untuk anaknya dengan pola yang praktis. Menggunakan watak simbolik Durno (Dorna/Drona), Bimo (Bima). Merumuskan karakter oportunistik (yang tentu saja bermaksud menjadikannya sebagai sindiran) karet yang mudah beradaptasi, bukannya besi yang keras dan mudah berkarat.

Saat ragu atau mungkin cemburu terhadap istri, ia melantunkan:
π‘˜π‘’π‘‘π‘–π‘‘π‘–π‘π‘˜π‘Žπ‘› π‘ π‘’π‘šπ‘’π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘˜π‘’π‘‘π‘–π‘›π‘”π‘”π‘Žπ‘™π‘˜π‘Žπ‘›
πΎπ‘Žπ‘’ π‘—π‘Žπ‘”π‘Žπ‘™π‘Žβ„Ž, π‘ π‘’π‘šπ‘’π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘ π‘‘π‘– π‘˜π‘Žπ‘’ π‘—π‘Žπ‘”π‘Ž
π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘šπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘˜π‘’, π‘Žπ‘˜π‘’ π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘Žπ‘¦π‘Ž π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘šπ‘’
(Ikrar)

Bang Iwan meliput peristiwa apa saja yang berkaitan dengan rakyat dan kenyataan. Permenungan tak jadi pengecualian. Dalam lagu Ada, benakku hanyut oleh mantra magis dalam lirik dan kesendirian yang menggetarkan, dalam menung yang menggunung. Bahkan tembang berjudul Lagu Cinta menghadirkan nuansa tarekat:
π‘€π‘’π‘›π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘–, π‘Žπ‘π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘–
𝑀𝑒𝑛𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒, π‘Žπ‘π‘Ž π‘¦π‘Žπ‘›π‘” 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒
π΄π‘˜π‘’ π‘šπ‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘Ž π‘‘π‘–π‘˜π‘’π‘—π‘Žπ‘Ÿ π‘€π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’


Bagaimana dengan musikalitas?
Hmmm... setelah Ismail Marzuki, Benjamin Su’eb dan Gombloh, tak ada musisi yang memiliki musikalitas sekomplit Iwan Fals. Country, Rock, Rock β€˜N Roll, Blues, Jazz, Folk, Balads, Reggae, Dangdut, musikalitas Jawa. Khusus untuk Aceh, ia menuliskan Malahayati sebagai persembahan kekaguman atas sesosok perempuan perkasa. Menggemakan kekuatan yang telah lindap berabad silam.

Kelengkapan laporan jurnalisme nada Iwan Fals tak menghindarkan diri dari bencana alam, kelaparan, kecelakaan, korupsi, militerisme...
Semua terangkum dalam satu kata; Kemanusiaan.
Sebegitu manusiawinya, hingga ia tak mampu menutupi rasa bersalah atas tindakan terhadap kekasihnya dalam Yang Terlupakan.

π»π‘Žπ‘‘π‘– π‘˜π‘’π‘π‘–π‘™ π‘π‘’π‘Ÿπ‘π‘–π‘ π‘–π‘˜ π‘ˆπ‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘˜π‘’π‘šπ‘π‘Žπ‘™π‘– π‘π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘›π‘¦π‘Ž
π‘†π‘’π‘Ÿπ‘–π‘π‘’ π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘šπ‘’π‘›π‘”π‘”π‘œπ‘‘π‘Ž, π‘†π‘’π‘Ÿπ‘–π‘π‘’ π‘ π‘’π‘ π‘Žπ‘™ 𝑑𝑖 π‘‘π‘’π‘π‘Žπ‘› π‘šπ‘Žπ‘‘π‘Ž
π‘†π‘’π‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘– π‘šπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘™π‘šπ‘Ž, wπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘’ π‘Žπ‘˜π‘’ π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘€π‘Ž
kπ‘Žπ‘™π‘Ž π‘šπ‘’π‘šπ‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘šπ‘’ π‘‘π‘œπ‘ π‘Ž

"Kala memberimu dosa" menjadi frasa terkuat dalam jurnalisme nada Iwan Fals. Bagian dari reportasenya yang paling menjejak dalam diri pendosa jelata sepertiku.

Kupikir, semua celotehku di atas cuma sebentuk birokrasi manipulatif yang tak lebih dari sebuah upaya mendayu-dayu untuk sekedar mengucapkan, "Selamat Berharijadi, Bang Iwan Fals. Semoga kepekaan dalam lagu yang Abang tulis mampu menyentuh lebih banyak jiwa..."

ImageSource: acehkita.com
PS: Foto dijepret saat konser kedua Iwan Fals di Blang Padang. Berlatar tepukan ritmis Didong, seni tutur Gayo.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order: Β 
Β  Β· Β 3 years agoΒ (edited)

Hola, @sangdiyus, te he estado buscando aquΓ­. ΒΏNo es una dulce coincidencia?