Belajar Bahasa Arab: # Muqaddimah

in hive-193562 •  4 years ago 

camera720_20210423_074052.jpg
Sumber: Arabi 21

Dalam postingan kali ini, dan mungkin seterusnya saya akan mencoba membuat konten tentang pembelajaran bahasa Arab (اللغة العربية) yang dimulai dari kelas pemula.

Sebenarnya kemampuan bahasa Arab saya tidak "bagus-bagus kali," tapi bagi saya konten ini sekadar muraja'ah pribadi agar saya tidak lupa apa yang pernah saya pelajari. Dan siapa tahu bisa membawa manfaat bagi sebagian Steemian yang berminat belajar bahasa Arab, khususnya bahasa Arab dasar.

Awalnya saya belajar bahasa Arab dari almarhum ayah saya sejak saya masih sekolah di MIN. Sejak itu saya sudah disodorkan Kitab Tashrif dan Nahwu Wadhih untuk dihafal.

Pembelajaran terus berlanjut sampai saya sekolah di MTsN dan MAN, di mana saat itu setiap hari Minggu ayah memberi pelajaran bahasa Arab di teras rumah dan menulisnya di papan kecil berwarna hitam, dengan kapur. Spidol dan papan putih belum begitu populer saat itu.

Lulus dari MAN saya berangkat ke Banda Aceh untuk kuliah. Saya mendaftar di IAIN Ar-Raniry pada Jurusan Bahasa Arab (TBA) yang saat itu menjadi jurusan favorit di kampus itu. Saya lulus dan mulai mengikuti kuliah.

Ada beberapa dosen bahasa Arab yang masih saya ingat namanya seperti Ibu Salami Mahmud yang menjadi Penasehat Akademik (PA) saya dan Pak Usman Husein (Ketua Jurusan).

Ada satu lagi, dosen yang paling berkesan bagi saya, namanya Syekh Sameer Mahmud, beliau dari Mesir. Saya pernah diminta keluar kelas oleh Syekh karena lupa membawa kitab. Katanya belajar tanpa kitab itu لا ينفع (tidak ada gunanya).

Meskipun saya sering bermasalah dengan Syekh, tapi ada banyak pelajaran yang saya terima dari beliau. Dan, ketika anak pertama saya lahir, saya pun memberinya nama Sameer Al-Qarni, untuk mengenang Syekh Sameer Mahmud, guru saya yang tinggi besar itu.

Namun satu hal yang amat disayangkan, saya tidak bisa menyelesaikan pendidikan bahasa Arab saya di IAIN. Saya gagal menjadi Sarjana Bahasa Arab.

Faktor terbesar yang menyebabkan kegagagalan saya untuk menyelesaikan kuliah di Jurusan Bahasa Arab karena pada 2003 saya lulus PNS dan harus pulang ke Bireuen, sementara saat itu saya sudah semester 10 di TBA, melebihi semester normal, biasanya semester 7 selesai.

Hal ini terjadi karena saat itu, selain di Jurusan Bahasa Arab, saya juga kuliah di Diploma Dua PGMI yang berhasil saya selesaikan pada tahun 2001. Kalau boleh jujur pada tahun yang sama saya juga mendaftar kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Unsyiah karena saat itu keinginan saya untuk menjadi penulis juga begitu bergelora. Namun setelah lulus saya batal kuliah di sana, karena secara akal sehat hal itu tidak mungkin. Mustahil saya bisa kuliah di tiga jurusan sekaligus. Kuliah di dua jurusan saja sudah kacau.

Akibat kuliah di dua jurusan (TBA dan PGMI), seringkali jadwal kuliah saya beradu dan ketika beradu saya lebih fokus ke PGMI karena jurusan itu adalah program yang mau tidak mau harus diselesaikan dalam dua tahun, sementara Jurusan Bahasa Arab saya pikir bisa saya selesaikan kemudian. Namun ternyata "tiba-tiba" saya lulus PNS ~ dan saya pun meninggalkan harapan saya untuk menjadi Sarjana Bahasa Arab, selama-lamanya.

camera720_20210423_074645.jpg
Sumber: Pustaka Al Wadi

Namun begitu, saat sudah pulang ke Bireuen, ketika ada waktu kosong saya masih tetap belajar bahasa Arab kepada ayah saya. Namun seiring berjalannya waktu saya sudah jarang belajar karena saat itu saya sudah mulai mengajar di sekolah.

Dan waktu semakin berjalan sehingga saya pun semakin terpisah dari bahasa Arab. Memang di sekolah, selain mengajar agama saya juga mengajarkan bahasa Arab untuk anak-anak, tapi karena anak didik saya berada di level sekolah dasar, tentu pengetahuan bahasa Arab saya tidak bertambah dan bahkan apa yang telah saya pelajari sebelumnya banyak hilang dari memori.

Nah, karena itulah, saya membuat konten belajar bahasa Arab di Steemit agar saya bisa kembali akrab dengan bahasa itu yang notabene adalah bahasa Al-Quran, bahasa Nabi dan bahasa penghuni surga.

Saya kira cukup dulu sekian. Anggap saja ini sebagai intro atawa edisi pembukaan alias muqaddimah pembelajaran bahasa Arab kita di platform ini.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Sewaktu bocah saya ingat dulu begitu menghormati bungkus mi instant karena di sana ada tulisan Arab sampai Ayah saya menertawai saya dan mengatakan bahwa itu adalah instruksi cara memasak mi instant itu, bukan ayat kitab suci. Saya tertawa kalau ingat itu. Memang ada kalanya begitu ya. Lucu. Hehe.

Sampe bak krip2 na tulisan Arab. Plok krib2 han tajeut boeh beurangkaho sbb tapike na ayat Quran. Dok takhem