Sumber Foto: Cendana
Saat ini di kampung kami padi-padi telah menguning. Pemandangan yang terbentang demikian menandakan bahwa musim panen telah tiba dan para para petani akan segera menuai hasil.
Di sebagian sawah aktivitas panen telah dimulai. Padi-padi yang menguning itu seketika saja menjadi buliran yang memasuki karung setelah dipotong menggunakan mesin.
Tumpukan-tumpukan karung berisi padi itu lalu dibawa pulang oleh para petani sembari mengumbar senyum kemenangan. Sebagiannya mereka jual untuk membayar ongkos kepada operator mesin dan juga untuk biaya selama masa tanam. Sebagian karung lainnya mereka simpan di rumah masing-masing sebagai bekal makanan untuk tiga atau empat bulan ke depan.
Mendekati bulan Ramadan, para petani tampak berlomba-lomba memanen. Mereka melobi operator mesin pemotong padi agar padi-padi mereka segera bisa dijual dan disimpan. Sebisa mungkin mereka berusaha agar aktivitas panen dapat segera selesai sebelum Ramadan menyapa. Selain untuk kebutuhan Ramadan, jika panen bisa dilakukan segera, mereka bisa beristirahat sejenak tanpa harus ke sawah saat Ramadan.
Jika dicermati, aktivitas panen dalam beberapa tahun terakhir jauh berbeda dengan prosesi panen di masa lalu. Perbedaan ini terjadi karena kondisi zaman yang telah berubah.
Dulu, aktivitas panen menggunakan tenaga manusia, baik dalam bentuk meu urup (gotong royong) atawa sistem upah. Namun seiring perkembangan zaman, kondisi pun berubah total.
Di masa lalu aktivitas panen dilakukan dengan meu urup dan berpuluh-puluh tahun kemudian berganti ke sistem upah, namun keduanya masih menggunakan tenaga manusia.
Adapun saat ini, panen dilakukan oleh mesin tanpa melibatkan manusia.
Ketika sistem upah manusia masih berlangsung, setiap musim panen selalu saja menghadirkan dua kebahagiaan kepada para petani.
Kebahagiaan pertama adalah memanen padi sendiri dan kebahagiaan kedua bekerja memanen padi orang lain yang dibayar dengan uang sebagai penghasilan tambahan.
Ketika sistem ini masih berlaku, bahkan orang-orang yang tidak memiliki sawah pun masih bisa mendapatkan uang di musim panen dengan cara bekerja memanen padi orang lain.
Namun sejak kehadiran mesin pemotong padi, pemandangan ini sudah sangat langka, di mana hampir semua petani menggunakan jasa mesin dan tidak lagi memakai tenaga manusia.
Di samping biaya yang lumayan murah, memanen padi dengan mesin juga berlangsung cepat dan hanya hitungan jam sudah selesai, di mana para petani tidak perlu berlama-lama di sawah saat panen tiba.
Namun di sebalik itu, ada orang-orang yang kehilangan pekerjaan karena posisi mereka telah digantikan mesin.
Dan, zaman akan terus berubah sehingga satu persatu tradisi pun lenyap ditelan masa.