Artikel dengan tajuk "Steemit dan Kebangkitan Literasi" ini saya tulis pada 2018 lalu dan terbit di Koran Waspada Medan. Artikel ini saya tulis sebagai bagian dari kegiatan Promo-Steem yang begitu gencar saat itu.
Saya menulis tema tersebut setelah melihat kondisi saat itu, di mana ketika itu ramai sekali orang-orang yang bergabung dengan Steemit. Tidak sekadar bergabung, tapi saat itu meet up para Steemian juga berlangsung di berbagai daerah.
Kebanyakan mereka yang bergabung dengan Steemit, salah satunya didorong oleh faktor reward, di mana setiap tulisan yang beruntung akan mendapat upvote besar. Namun ada juga sebagian Steemian lainnya yang menjadikan platform Steemit sebagai medium untuk latihan menulis.
Kenyataan itu dapat dilihat dari kemunculan para Steemian yang terlihat berlomba-lomba untuk menulis, meskipun mendapatkan upvote kecil. Dengan kata lain, nilai upvote yang kecil tidak mengecilkan semangat mereka untuk menulis.
Memang konten di Steemit bukan hanya tulisan belaka, tapi banyak juga konten dalam bentuk lain seperti desain dan fotografi. Tapi, pada umumnya konten-konten di Steemit berupa artikel deskriptif tentang berbagai tema.
Melihat kondisi itulah saya berkesimpulan bahwa kehadiran Steemit telah berdampak pada kebangkitan literasi dengan munculnya para penulis baru yang bersemangat, entah didorong oleh faktor reward atau mungkin keinginan untuk belajar menulis.
Selain para penulis baru, saat itu Steemit juga dipenuhi oleh para penulis profesional seperti penulis novel dan bahkan sekelas redaktur Tempo juga turut meramaikan kebangkitan literasi di Steemit.
Namun sayangnya, fenomena tersebut tidak bertahan lama. Kondisi pasar Crypto yang "hancur lebur" saat itu membuat banyak para Steemian terpaksa "pensiun" dan meninggalkan Steemit karena rendahnya harga Steem di market.
Sejak saat itu, pentas Steemit berubah menjadi "sepi" dan hanya menyisakan beberapa Steemian yang berusaha untuk tetap konsisten membuat konten. Saya pribadi sempat bertahan beberapa lama, meskipun mendapat upvote kecil yang jika diuangkan tidak cukup untuk membayar secangkir kopi. Saat itu, setelah melihat kondisi yang semakin "parah" saya pun memutuskan beristirahat sejenak.
Saya baru bergabung kembali setelah mendapat kabar dari @akukamaruzzaman bahwa Steemit sudah mulai sehat kembali.
Saat kembali bergabung saya melihat para Steemian yang sebelumnya sempat hilang juga sudah muncul kembali dan bahkan banyak bermunculan Steemian baru.
Tapi, apakah fenomena ini akan mampu melahirkan kembali kebangkitan literasi? Tentu tidak ada yang bisa menjamin, sebab pasar Crypto terus bergerak dinamis.
Nyan hana salah le, saya salah satunya. Tidak pernah absen menulis, bah pih fakir upvote N rewards 😁
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Bereh.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Assalamu'laikum bang... pu haba slama ini?
[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Jroeh that @abdullahj
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Barakallah bang..
[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit