SEC-S18W5: Foto dan Emosi ; Pemandangan alam yang menakjubkan

in hive-193637 •  19 days ago 

Hai rekan-rekan steemian semuanya. Jumpa lagi dengan saya. Bahagia dan semangat selalu kawan. Saya ingin mencoba lagi mengikuti kontes yang diselenggarakan oleh Komunitas Venezuela yang mengambil teman menarik tentang foto dan emosi. Suatu tantangan yang keren. Emosi diri dapat dikontrol dengan hobi berfoto ria. Ekpresi diri dapat tercairkan dengan foto sana dan foto sini. Benar lho. Saya sebagai insan yang suka memfoto semua hal sisi kehidupan. Sampai saya dikirain wartawan dari salah satu media massa atau media elektronik. Apalagi Aku suka memakai jaket yang bertuliskan TranTV. Padahal hanya pakai-pakai saja diberikan teman baik.

Oh iya, saya ingin mengajak rekan lainnya untuk mengikuti tantangan menarik ini. Waktunya sudah mepet dan tulisan harus terangkai. Saya mengajak rekan @muksa, @musaddikpase dan @siti-fayyza.
Tidak terlalu lama mukaddimah maka ini tulisan saya yang sederhana namun penuh makna.

Alkisah nyata perjalanan saya menuju Kampung Mentigi Tanjung Uban. Aku yang berdiam diri di kota Tanjungpinang sudah merindukan hadirkan diri di kampung penuh kenangan. Bukan kenangan bersama warga kampung walau tak dapat dipungkiri memang rindu berjumpa dengan warga disana. Namun rindu berat itu saat ingin mengunjungi kantor tempat Aku pernah berdinas selama kurang lebih dua tahun, yaitu Satuan Kapal Cepat (Satkat). Pada saat itu tahun 2015 Aku menjadi perwira personalia.

Aku berangkat dari kota Tanjungpinang sekitar pukul 11.30 WIB (Rabu, 11 Juni 2024). Kota Tanjungpinang bukan hanya dijuluki kota Pantun dan Gurindam XII. Kota Tanjungpinang menjadi kota bertuah dan penuh berkah dengan tingginya curahan hujan yang menyirami kota penuh kedamaian. Contoh damainya adalah selain masyarakatnya bijak beradab namun juga jika sepeda motor diletak pada halaman rumah dijamin aman tanpa ada pencuri sepeda motor. Warga tak risau dengan motor yang terparkir dihalaman atau teras rumah. Tak ada mobil yang kehilangan ban saat tidur diluar tanpa penjaga. Tanpa warga ronda malam dan anjing penjaga rumah. Asyik bukan kawan?

Alhamdulillah, hari ini cuaca cerah. Awan yang bergantung tidak berarti hujan akan turun. Saya sendiri memacu mobil dengan santai menuju kampung Mentigi. Tak ada yang diburu. Santai dan selamat tiba ditujuan menjadi harapan dalam perjalanan. Tak berselang lama sekitar satu jam lima belas menit saya tiba di kantor Satkat. Jika dibawa cepat mobilnya maka sekitar satu jam tiba di lokasi.

Pada saat tiba, saya berjumpa anggota yang bernama Heru. Prajurit berbadan gempal dan berkulit hitam. Pertemuan penuh dengan keceriaan dan tertawa lepas menghiasi pertemuan indah. Tak ada Komandan di kantor. Beliau usai olahraga ada kegiatan lainnya. Aku mulai masuk dan melihat-lihat kantor lamaku yang banyak perubahan. Aku melihat bangunan santai yang berdiri diatas laut. Tepatnya disamping kantor. Dulunya hanya ada kayu yang tertancap dilaut. Tak bisa dipergunakan untuk santai. Kali ini luar biasa dan Aku duduk serta mengabadikan diri (berfoto) dengan penuh emosi bahagia.



Pemandangan alam di hiasi Kapal Perang

Masyallah, betapa indahnya pemandangan lautan yang jernih dan kehijau-hijauan air lautnya. Tenang dan membuat gejolak jiwa untuk turun berenang. Tapi khan tidak mungkin berenang karena saya tak bertugas disana lagi dan tidak membawa baju ganti. Dulu, saat saya bertugas disana bersama anggota ceburkan diri berenang bersama usai olah raga. Seger banget lho.

Suasana pemandangan semakin indah dengan latar belakang kapal perang yang sandar di dermaga Fasharkan Mentigi. KRI Jhon Lie - 358 tertambat dengan kokoh. Kapal perang jenis Korvet ini sangat bagus dan termasuk kapal aktif yang berpatroli di wilayah laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pemandangan alam pun tak kalah indahnya. Kita bisa melihat jelas indahnya awan yang bergelombang dan berkumpul menghiasi langit yang cerah kebiruan. Awan-awan yang menghiasi angkasa semakin menambah kekaguman kepada sang pencipta. Bertambah rasa syukur pada Allah SWT. Saya tak berlama berdiam diri disana. Usai berkomunikasi dan bersilaturahmi serta mengabadikan diri dengan jepretan beberapa gambar maka saya pamit pulang dan sampai jumpa lagi dilain kesempatan.

Mentari yang bersinar di Kampung Mentigi, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau sejenak kita tinggalkan. Kita melangkah ke kampung halaman saya. Ya, benar Lamlo, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie, Nanggroe Aceh Darusaalam. Terus terang bahwa ada niat kuat pulang ke kampung melihat ibunda yang sedang sakit. Awalnya sendirian naik bus. Waktu ijin singkat namun tiba-tiba berubah pikiran dan sumbang saran sama istri, akhirnya saya didampingi istri pulang kampung naik mobil sendiri.

Keputusan bulat dan cepat menghasilkan kesepakatan baik. Kami berangkat usai salat dhuhur dengan mobil Axanza produksi 2013. Sudah 11 tahun mobil ini menemaniku. Anak-anak risau kalau saya yang menjadi sopir karena pastilah lama. Saya tak pernah kencang jika bawa mobil dan lebih banyak makan waktu. Prinsip lambat tapi selamat masih saya pegang teguh. Kami sudah prediksi jika langsung ke Aceh maka akan terlalu malam tiba dan sangat berbahaya dalam berlalu lintas karena saya lebih banyak mengantuknya. Rawan kecelakaan. Langkah strategis adalah istirahat semalam di Lanal Lhokseumawe.

Untuk memangkas waktu maka jalan Tol menjadi pilihan. Informasi yang saya ketahui bahwa jalan Tol menuju Aceh terakhir di Tanjung Pura. Saya masuk Tol Helvetia setelah dari Pulo Brayan singgah sesaat membeli obat Ibunda. Obat rutin yang diminum Ibunda yang telah lama sakit.

Saya telah memasuki Tol Helvetia dan sepanjang mata memandang kita bisa melihat sawah, pohon karet dan juga pohon sawit. Ada juga warga yang menanam pohon jagung. Seger mata memandang. Cuaca pada hari itu (Rabu, 19/6/2024) sangat cerah. Memang terlalu panas namun tak sepanas udara di Arab Saudi yang mencapai sekitar 45 hingga 50 derajat celcius. Kita dapat informasi ada beberapa jamaah haji yang meninggal dunia akibat pengaruh cuaca panas menyengat. Ini hanya asbab dan sejatinya sudah merupakan ajal tiba.



Jembatan Sei Wampu yang gagah

Mobil terus melintas kencang di jalan Tol. Bebas hambatan sehingga jalan arah Tol Binjai dan Stabat sudah dilalui. Kini mobil semakin berlari jauh. Kami sudah memasuki jalan arah ke Langkat. Di tengah perjalanan kami takjub melihat jembatan baja berwarna merah tampak megah. Setelah mobil kami semakin mendekat barulah diketahui bahwa jembatan tersebut adalah Jembatan Sei Wampu Kabupaten Langkat. Jembatan yang panjangnya 230 meter menghubungkan Tol Binjai-Pangkalan Brandan dan ruas Binjai-Langsa dapat memangkas waktu tempuh. Masyarakat sangat terbantu dengan adanya jalan Tol. Pulang ke Aceh pun lebih cepat waktunya.

Menurut informasi bahwa Jembatan Sei Wampu merupakan jembatan rangka baja menerus terpanjang dijalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang dibangun oleh PT Hutama Karya Insfrastruktur (HKI) dan terletak di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut). Jembatan ini semakin indah dipandang saat itu dimana langit cerah dengan bertaburkan awan-awan tebal nan indah. Jika dirunut dari jauh tampak jembatan kecil dipandang mata dengan awan tebal putih lebih dominan menambah indah. Namun, perlahan-lahan hingga mendekat di jembatan dan dilalui maka jembatan tersebut besar dan megah serta menjadi icon kebanggaan warga Langkat. Pastilah bagi yang melewati jembatan ini tertarik untuk mengabadikannya. Saya hanya mempotret saja karena kami mengejar waktu dan lain hal berjumpa lagi dengan cuaca yang berbeda.

Rekan-rekan sekalian, Alhamdulilah esok harinya Kami tiba di kampung halaman. Tepatnya di Gampong Juròng Pantè, Lamlo, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie. Suasana kampung memang asyik. Polusi udara menipis dan udara bersih lebih dominan. Jalan kekampungku beraspal licin. Hanya aneh saja masih ada beberapa oknum yang tak beretika membawa sepeda motor (kereta;Aceh) dengan kencang seperti dikejar setan. Mungkin saja setan sudah merasuk ketubuhnya.



Menikmati pemandangan sawah yang menghijau

Asyiknya pemandangan alami dan indah dapat kita saksikan dikampung. Kebetulan pada hari itu langit cerah dengan banyaknya awan indah, Kami berfoto di pematang sawah. Menikmati indahnya pemandangan di sawah warga. Hehehe. Kami tidak punya sawah dan tak salah berfoto di sawah orang. Dengan berbagai gaya dan posisi saya dan istri mengabadikan alam indah pada hari itu. Melihat sawah menghijau membuat hati dan pikiran senang. Teduh di mata dan nyaman dijiwa.

Kami tidak lama di kampung. Hanya semalam saja. Bukan tak mau berlama-lama namun ijinnya tidak lama dan harus berbagi waktu bersama orang tua dan keluarga. Esok harinya, Kamis (20/6/2024) Kami pamit pulang ke Medan. Ada rasa haru dan rindu untuk berjumpa lagi dalam merangkai kebahagiaan. Kami berangkat sebelum salat dhuhur. Kami salat dhuhur di jalan.



Menikmati pemandangan bukit barisan yang indah

Saya dengan tenang dan santai memacu kendaraan. Walau berulang kali sang istri bilang tambah kecepatan namun Saya asyik dengan lagu lama yaitu santai. Kami memasuki wilayah Pidie Jaya (Pijay). Masyaallah Tabarakallah, kami dipertemukan oleh Allah dengan pemandangan alam yang tak kalah indah. Di sisi kanan dapat melihat Bukit Barisan yang bersambung dengan dihiasi awal tebal bergumpal. Bukit yang menghijau penuh dengan pohon-pohon rindang yang rapat. Segar mata memandang.

Kemudian dari jalan juga dapat kita melihat pemandangan indah saat mobil berlalu lapang dengan melirik keatas awan putih tebal tergantung menghias. Momen indah ini tak terlewatkan sedetikpun. Semua harus diambil foto karena kejadian seperti ini tak akan terulang kembali. Jika terulang pastilah berbeda alam yang terpampang.

Demikian uraian saya semoga senang membacanya dan perlu komentar sehat dari rekan-rekan steemian hebat.

Salam semangat dari saya @hoesniy

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Artikel yang indah membawa makna, perjalanan yang jauh bersama keluarga. Itu sangat mengesankan, perjalan tertuju dari sudut pandang bagai pemandangan yang membuat pikiran terasa lebih tenang. Dari beberapa sumber pemandangan saya lebih suka berada di area terbuka di persawahan. Karena hembusan angin yang membuat diri saya dapat terkontrol dari pikiran. Semoga sukses pak

Siap tks sudah membaca tulisan sederhana kami..Semoga bisa semangat terus

STEEM DREAM TEAM

Congratulations, your comment has been successfully curated by our team via @kouba01 at 5%



TEAM 2
: Congratulations! This post has been voted through steemcurator04. We support quality posts, good comments anywhere and any tags.

Team 2 curation.png

Curated by : @shiftitamanna

Tks atas dukungan nya..

Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.

Hola @hoesniy

Gracias por publicar en la Comunidad Steem Venezuela. A continuación el resumen de la revisión de su publicación:

CriteriaStatus
Status Club
#club75
Steem Exclusive
Plagiarism Free
BOT Free
Free of AI Content
Quality of content
Markdowns
Support null 25%
Verification date:
June 23, 2024

photo_4915920065950493738_y.jpg

Observaciones/ Recomendaciones:

  • Le invitamos a seguir creando contenido de calidad, así como apoyar e interactuar con otros.