Dua minggu usai humbalang tsunami kami sampai di pantai ini. Saya membawa beberapa relawan dari Dayah Budi Al Waliyah Pase Panton Labu. Disini relawan dari Pasantren Al Urwatul Wusqa Bulurejo Diwek Jombang Jatim telah menunggu. Mereka di pimpin langsung Kiyai Qoyyim Yakup.
Ketika itu hanya mesjid Rahmatullah bangunan yang masih tegak. Lain hamparan luas lantai beton yang terlihat dengan variasi beberapa batang kelapa.
Keadaan mesjid sdh bersih dari puing dan sampah. Cuma dinding halaman masih bolong. Halaman mesjid banyak lubang menganga seperti bekas kejatuhan bom. Bantuan yang dibawa oleh Kiyai Qoyyim kami gunakan untuk merehab mesjid dan membangun pondok pengajian sementara buat warga disana. Saat itu memang dilarang membangun dekat pinggir pantai. Tapi kami tetap melakukan karena para korban jelas butuh sarana ibadah. Apalagi mereka adalah korban dalam keadaan trauma berat.
Para relawan dari Al urwatul wusqa Jombang saat itu membangun dengan menggunakan sisa pecahan beton. Pecahan itu kembali diikat oleh campuran pasir dan semen. Sayangnya minggu lalu saya kesana tidak lagi menemukan bangunan itu di sekitar mesjid Rahmatullah. Mungkin saja telah di bongkar pemilik tanah. Sebab saat itu kami tidak tahu siapa pemilik tanah itu.
hal menarik lain disana saat itu adalah ternak lembu sangat banyak. Tidak ada warga yang mengaku memilikinya. Kami tidur dilantai dua mesjid. Pemandangan malam adalah halaman mesjid penuh kawanan lembu.
Dua minggu lalu saya kembali ke Lampuuk. Ini kali kedua saya kesana pasca tsunami. Hampir tak terlihat lagi sisa tsunami disana. Kini Lampuuk penuh geliat wisata. Hanya di beberapa kebun warga yang masih terlihat bekas fondasi rumah. Kawasan yang dulu kosong kini dipenuhi rumah bantuan Turki. Bahkan kampung itu menjadi Kampung Turki. Semua rumah berlambang bendera Turki.
saya tercenung mengenang masalalu. Mengenang saat tsunami itu. Saat mayat manusia tidak berbeda dengan bangkai makhluk lain. Tidak ada perlaukuan khusus. Tidak ada prosesi apapun saat mengkebumi mereka.
Setiap mayat kami temui kami masukkan ke dalam kantong mayat. Kami lempar ke dalam truk. Untuk dibawa kekuburan massal
Melihat ramainya Lampuuk kini penuh keceriaan. Trauma humbalang ini kini menjadi berkah. Semoga sampai seterusnya. Amin
mantap b"
di Vote b' ya.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Bereh, eksplor terus berbagai kenangan untuk kisah klasik masa depan
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit