Saya adalah orang yang percaya pada keajaiban teknologi digital. Kepercayaan itu dimulai ketika saya mulai menyibukkan diri dengan belajar apapun tentang teknologi digital, membangun personal branding di dunia maya, serta belajar kiat-kiat mendatangkan income dari aktivitas berselancar di internet. Hasilnya benar-benar di luar ekspektasi saya: dunia digital tidak seindah yang saya bayangkan.
Saya pernah jatuh-bangun mendalami Google Adsense, dan mengalami beberapa kali banned. Iming-iming mendapatkan banyak dollar dari aktivitas ngeblog membuat saya benar-benar terjun lebih dalam ke dunia yang sebelumnya jauh dari background pendidikan saya di kampus.
Kehadiran internet memudahkan kita untuk belajar apapun yang kita minati, dan kemewahan itulah yang coba saya manfaatkan.
Bahkan saya mencoba belajar tentang Search Engine Optimization (SEO) agar postingan di blog kita nangkring di halaman pertama hasil pencarian google. Pelbagai trik saya praktikkan termasuk cara-cara yang tidak dibolehkan. Tetap saja iming-iming dollar yang sempat membius saya belum juga saya peroleh. Ada kawan beralasan karena saya menulis dalam bahasa Indonesia di mana nilai cost per click (CPC)-nya sangat kecil. Saya pun mencoba membuat blog bahasa Inggris, dan trik SEO coba saya terapkan. Rupanya, bersaing untuk mendapatkan tempat terhormat di halaman satu google sulitnya sama seperti mengharapkan kucing lahir bertanduk.
Apakah saya menyerah? Hah, kata itu sudah lama saya coret dalam kamus hidup saya. Sekali pun mendapatkan jumlah dollar yang sangat kecil, kadang sampai beberapa bulan baru bisa payout, belum ada tanda-tanda saya melempar handuk. Saya tetap menulis blog seperti biasa sekali pun pendapatan yang saya terima tidak luar biasa. Saya tetap yakin, pelan tapi pasti, hasil adalah sesuatu yang kadang tibanya cepat atau bahkan lambat.
Ada banyak hal yang saya pelajari dari proses tersebut. Saya lebih memahami bagaimana dunia digital bekerja, lebih mengerti hal-hal baru dan bahkan seringkali tercengang dengan cepatnya revolusi digital itu bekerja. Bayangkan, saya adalah orang yang tergolong lambat mengenal komputer, yaitu ketika baru duduk di bangku kuliah, dan berkat kegigihan saya belajar, saya akhirnya mampu membuat blog dan mengutak-atik website. Pengetahuan itu coba saya bagikan kepada teman-teman, termasuk mengajari mereka bagaimana mendatangkan dollar dari aktivitas ngeblog. Saya adalah tipikal guru di kampung pedalaman, yang melahirkan banyak murid sukses. Saya boleh tidak sukses, tapi teman-teman yang saya provokasi bermain blog justru lebih sukses.
Sebagai orang yang sering jatuh-bangun di dunia digital ini, saya tak pernah bosan belajar dan mempelajari hal baru. Ini pula yang saya alami di dunia penulisan. Saya belajar menulis bukan dari mengikuti pelatihan menulis atau membaca tips menulis dari buku atau internet, melainkan saya belajar dari orang-orang yang tulisannya muncul di media. Penasaran, itulah kata yang selalu menuntun saya. "Orang kok bisa menulis di koran, saya pun harus bisa," begitu sering saya tanyakan pada diri sendiri. Saya pun menulis dan menulis, tidak peduli berapa banyak kertas yang saya habiskan atau berapa gulungan pita mesin tik harus saya ganti. Menulis, menulis dan menulis. Itulah cara saya memompa diri menjadi penulis.
Sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, saya sudah menetapkan menulis sebagai passion saya. Passion itu tidak pernah saya coret dari kamus hidup saya bahkan hingga saya menulis postingan ini. Banyak yang mencibir bahwa menulis tidak membuat kita kaya. Hal itu tidak menghentikan saya untuk terus menulis. Untuk menjaga agar semangat menulis saya tetap menyala-nyala, saya bahkan harus belajar menipu orang. Caranya, saya selalu mengatakan bahwa tulisan saya yang muncul di koran dibayar (memang dibayar), tapi faktanya honor tulisan saya tidak pernah dikirim. Itulah semangat juang penulis pemula. Hahaha.
Seiring waktu, menulis bisa mendatangkan income bagi saya, meski jumlahnya tidak seberapa. Bayangkan, saya pernah dibayar dengan voucher pula Rp100 ribu untuk sebuah tulisan yang saya tulis sambil jungkir-balik. Ada juga yang cumar dibayar dengan ucapan terima kasih belaka. Tapi, menulis pernah menyelamatkan hidup saya selama di Jakarta, minimal untuk ongkos berpergian, beli nasi murah dan tentu saja buku murah. Pengalaman itu saya alami selama hidup yang tidak menentu di Jakarta.
Ah, sudahlah! Itu hanya pengalaman yang mungkin akan menjadi memori tersendiri dalam salah satu sisi kehidupan saya. Selebihnya, saya menikmati kesenangan dari menulis dan membuat nama saya dikenal oleh penulis yang hadir setelah saya. Itulah yang saya sebut dengan personal branding, dan nama saya kini sudah sedikit menjual: minimal ketika diketik di mesin pencari google, nama saya bisa muncul di halaman pertama beserta dengan blog yang saya asuh. Masak? Emang buah pakai masak segala.
Oh ya, sebentar lagi sudah masuk tahun 2018. Biar kayak orang-orang saya pun membuat resolusi di tahun 2018. Soal membuat resolusi ini sudah saya mulai sejak 2004, dan alhamdulillah, semua resolusi itu tak pernah mampu saya wujudkan. Mudah-mudahan, perkenalan saya dengan Steemit.com ini membuat resolusi saya mudah diwujudkan. Trus, apa resolusi saya di tahun 2018 ini?
Traveling ke Kamboja dan Vietnam
Berpetualang ke Kamboja dan Vietnam sebenarnya sudah jauh hari saya siapkan, yaitu dengan cara mendapatkan tiket murah. Tanggal keberangkatannya pun sudah ada jadwalnya (untuk alasan pribadi dan keamanan, tanggal itu tidak akan saya beberkan di sini). Tetap saja, pergi ke Kamboja dan Vietnam menjadi resolusi pertama saya menjalani tahun 2018.
Menulis satu tulisan setiap hari
Menulis memang bukan lagi perkara sukar bagi saya. Sambil termenung di kamar mandi pun saya bisa menghasilkan tulisan sepanjang 700 kata. Saya berharap, memasuki tahun 2018, saya bisa menulis satu postingan setiap hari di Steemit. Jika keinginan ini tidak meleset dan saya disiplin dengan target ini, maka saya bisa menghasilkan 30 tulisan setiap bulan, dan 360 tulisan selama setahun. Luar biasa, bukan?
Membeli rumah
Saya sudah punya satu istri dan dua anak laki-laki. Hidup dari berpindah dari satu kost ke kost lain sangat tidak nyaman. Tiap pindah rumah, kita seperti menjalani hidup dari nol lagi. Makanya, melalui Steemit ini, saya berharap bisa mengumpulkan pundi-pundi dollar sebagai modal bagi saya membeli rumah. Saya tidak mungkin membeli rumah dengan menjual tanah di kampung. Soalnya, semua tanah di kampung itu adalah tanah orang. Tidak mungkin kan saya menjual tanah orang!
Kalian boleh mengatakan saya sebagai penulis matre. Di steemit, saya pikir, semua orang menjadi penulis matre. Kalau tidak ada iming-iming dollar dan tulisan kita tidak dibayar, saya pikir tidak ada ada orang gila mau menulis di Steemit. Kehadiran Steemit saya pikir memang untuk membantu kita menikmati hasilnya dari aktivitas menulis.
Itulah tiga resolusi saya di tahun 2018. Tidak muluk dan cukup sederhan. Bagaimana dengan kalian? Sudahkah kalian merancang resolusi di tahun 2018?
Hello there :)
Always great to discover new articles and I really like yours!
You can follow me if you like photography and if you are interested in seeing beautiful places, portraits and landscapes: as a passionate photographer I try to build my place here by sharing my work. I hope you'll like it :)
Here is an example of my work :
and you can see my personal presentation here
Have a great day!!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Thank you
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sebuah resolusi yang luar biasa. Ingin membangun rumah dari hasil Steemit. Great! Saya sepakat. Kita punya harapan yang sama.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Munyoe meuhase lagee hajat kon payah ta ucap syukur keu Po teuh karena kalheuh geujok umu keu si @ned sehingga mampu dipeugot Steemit yang juet keu ladang mencangkul dollar bagi tanyoe @muhajir.juli
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Travelling ke kamboja dan vietnam pajan @acehpungo? Tajak bareng beuh
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Munyoe hana halangan sekitar pertengahan buluen nyoe. Juet hai, pajan neuberangkat droeneuh Tgk Darman @sudarman.puteh
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Buleun nyoe hana mungkin tgk Taufik, baru pah akhir buleun Juni kiban? Padup uroe rencana di kamboja dan vietnam? @acehpungo
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Oma, trep lagoe Tgk Darman? Lon pertengahan buluen nyoe berangkat, di Kamboja mgkn 3 uroe, dan 3 uroe di Vietnam. Tiket kalheuh meupesan bln Juli barosa @sudarman.puteh
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
saya rencana mau beli mobil bg 😉
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mantap. Semoga keinginannya segera tercapai
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Semoga terwujud resolusinya .mantap hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Amin, terima kasih. Semoga semua harapan kita di Steemit terwujud ya
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Satu istri dua anak laki-laki masih berpindah-pindah rumah Bang Taufik @acehpungo?
Hari giniii???
Di lon ka peut droe aneuk miet mantoeng pinah-pinah hana lon peugah... hahahaaa
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ah, yang benar saja pak @halimabe masak masih pindah2 rumah. Ga percaya ah
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Bereh laju2 memang. Hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Karap toe tanggal berangkat...harus makin kencang
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Cukop sok neukira ju: "Menulis memang bukan lagi perkara sukar bagi saya. Sambil termenung di kamar mandi pun saya bisa menghasilkan tulisan sepanjang 700 kata."
Memanglah bos Taufik bereh
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hahaha, laen kiban cit kupeugah boy? Fakta jih memang na padum boh tulisan yang dimuat bak media (bahkan nasional) lahe lam kamar mandi. Lon syukuri mantong nyoe, semoga hana geucok nikmat nyoe le Po @boynashruddin
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ya..ya..ya.. suwah beuleu meruno teumuleh bak dron lom Bg. Awai Hana beh neupeuruno Bak acehcorner
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hana suah le peureunoe pimred hai. Malah, jinoe ka lancar droe teumuleh ngon lon. Kamoe ka tuha, pikiran ka tumpoi. Dua boh kata mantong ka ingat wate ka teumuleh: engine dan meaning, maka tulisan droe ka mengakar @boynashruddin
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hehehe... Bak meunan dronneh. Pengalaman kan leubeh Sagoe nyan
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
memang nah tidak ada obat lagi jangan lupa ajak saya jalan jalan juga bg. . .
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit