Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdo’a, dan selalu ADA jalan bagi mereka yang sering berusaha.
Politik sebagai sebuah sistem itu sangat dipengaruhi dan ditentukan ideologi yang mendasarinya, entah islam,kapitalisme atau sosialisme. Karenanya ada politik Islam, politik demokrasi, dan politik sosialisme.
Apa yang sedang terjadi sekarang banyak orang memandang bahwa dunia politik itu jahat, culas, penuh nafsu keserakahan, dekat dengan angkara murka,rebutan kekuasaan serta sarat kebejatan itu wajar. Karena politik sekarang sedang dikendalikan oleh idiologi kapitalisme dan sosialisme, Idiologi ciptaan manusia yang terbatas.
Dua ideologi ini menjadikan materi sebagai puncak tujuan tertingginya. Politik untuk meraih kekuasaan dan materi,atau materi untuk meraih kekuasaan dengan berpolitik sama saja.
Sedangkan politik menurut islam sebagai sebuah idiologi ciptaan Sang Pencipta adalah pengaturan urusan umat di dalam dan luar negeri. Politik dilaksanakan oleh Negara dan umat, karena negaralah yang secara langsung melakukan pengaturan ini secara praktis, sedangkan umat mengawasi Negara dalam pengaturan tersebut (An Nabhani, 2005).
Definisi ini berdasar dari hadits-hadits yang menunjukkan aktivitas penguasa, kewajiban mengoreksinya, serta pentingnya mengurus kepentingan kaum muslimin.
Nabi saw bersabda:
“Seseorang yang ditetapkan Allah (dalam kedudukan) mengurus kepentingan umat, dan dia tidak memberikan nasihat kepada mereka (umat), dia tidak akan mencium bau surga” (HR. Bukhari dari Ma’qil bin Yasar ra).
Dalam prakteknya politik Islam melibatkan dua pelaku, yaitu Negara dan umat atau rakyat, Maka tak heran jika dalam sejarah bisa kita temukan seorang wanita seorang diri dengan penuh percaya diri serta berani memprotes kebijakan seorang Kholifah/Penguasa tertinggi umat islam. Khalifah Umar bin Khottob yang jika berjalan semua syetan minggir karena takut, tapi langsung luluh ketika diprotes kebijakannya berkenaan dengan maskawin yang menjadi hak wanita. Wanita tersebut berani protes karena dia faham bahwa selaku rakyat dia punya hak dan kewajiban sekaligus berpolitik untuk mengoreksi penguasa. Sungguh jauh dengan zaman kita sekarang.
Saat ini mayoritas rakyat apatis dan masa bodoh terhadap apa yang terjadi ketidak adilan dan maksiat disekitarnya dengan dalih menjauhi politik kotor. Maka pantas jika penguasa dan politikus yang ada juga masa bodoh dengan nasib rakyat.
Padahal Nabi saw bersabda:" Demi Dzat yang jiwaku dalam genggamanNya, hendaknya kalian benar-benar memerintahkan pada kemakrufan, serta mencegah dari perbuatan mungkar, atau sampai Allah betul-betul akan memberikan siksaan untuk kalian dari sisiNya, yakni meskipun kalian berdoa kepadaNya dengan sungguh-sungguh, niscaya Dia tidak akan mengabulkan (doa) kalian.”[HR. Ahmad dan Tirmidziy].
Maka tidak ada pilihan lain jika ingin hidup lebih baik, Dalam menghadapi tahun politik ini rakyat tidak boleh buta politik lagi. Rakyat harus menyadari bahwa apa yang terjadi dan selama masih abai terhadap politik, Itu sangat menguntungkan politikus-politikus oportunis yang menjadi kepanjangan tangan kapitalis global dan lokal semata.
Rakyat harus aktif berpolitik ala islam, yakni berani menyuarakan kebenaran dengan menuntut apa yang menjadi hak rakyat
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.facebook.com/Aceh-Untuk-Khilafah-716756241733073/
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit