Saat perang cumbok semua hulu balang beserta keturunannya gugur. Hal itu terjadi karena Setelah Jepang menyerah, para hulu balang bermusuhan dengan PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh). Saat itu Hulu balang dipimpin oleh hulu balang Cumbok Teuku Sulaiman dan PUSA di pimpin oleh Teungku Daud Beureueh.
Perseteruan Hulu balang dengan ulama PUSA dimulai dengan memperebutkan senjata peninggalan jepang, hulu balang ingin menguasai aceh, mereka juga ingin menguasai senjata peninggalan jepang, sementara itu para Ulama PUSA sangat membutuhkan senjata itu untuk melindungi Aceh dari masuknya kembali penjajah Belanda, Dan terjadilah perseteruan Ulama PUSA dan Hulu balang.
Hulu balang bukan keturunan Bangsawan Aceh. Keturunan Bangsawan/Raja iskandar Muda yang Pria di panggil dengan panggilan Baginda dan yg Perempuan di panggil Tengku yang saat ini masih ada di Banda Aceh dan sebagian di daerah Meulaboh.
Para Hulu balang di angkat oleh belanda sebagai wakil pemerintahan belanda. Belanda tak bisa menyebut Teungku karena kosa kata belanda tidak menggunakan abjad N & G maka mereka menyebut kepada hulu balang dengan sebutan "Teuku".
Salam..
Tunggu Lanjutan ceritanya di Part II
Salam