Mengupas mengenai kebudayaan Aceh merupakan suatu studi yang menurut saya sangat luas dan tajam. Mengapa demikian, bagi pribadi saya sendiri kebudayaan itu sendiri haruslah digali dari mana asal muasalnya dan bagaimana bisa berkembang dan bahkan dapat bersaing dengan zaman yang kita kenal saat ini serba canggih. Kebudayaan itu bukan hanya berisikan tentang adat istiadat, kebiasaan dan segala aktivitas keagamaan saja. Kebudayaan menurut saya menyangkut jati diri dan harga diri suatu masyarakat atau kaum yang memiliki kebudayaan itu sendiri serta mempertahankan, menjaga dan juga mengembangkannya.
Kebudayaan Aceh sendiri juga sudah pasti memiliki sejarah awal mula lahir dan bagaimana cara masyarakat menjalankan sebagai budaya khas Aceh sendiri. Dalam buku ini dijelaskan ada tiga konsep mengenai kemampuan masyarakat Aceh di dalam memunculkan kebudayaan yaitu : saya, keberadaan, dan aksi. (hlm:805)
Pemahaman saya disini adalah orang Aceh haruslah bisa mengenali dirinya sendiri dan manfaat dari keberadaannya di muka bumi ini lalu kemudian barulah memulai untuk melakukan berbagai aktivitas yang dapat melahirkan dan membentuk kebudayaan. Sebagai produsen budaya, memang sangat penting bagi masing-masing jati diri memahami ‘siapa saya’. Apabila manusia itu sudah mengerti bagaimana dia menerjemahkan dirinya sendiri barulah ia mulai berpikir untuk bisa memberikan suatu hal yang seharusnya dapat bermanfaat bagi setiap aspek di dalam kehidupan.
Diri manusia baru bisa bermakna ketika mampu diekspresikan di dalam kehidupan dan diakui sebagai kepuasan diri. Karena itu, ketika kesadaran diri menusia tidak mampu diwujudkan di dalam kehidupan, maka sebenarnya diri dia belum berfungsi sebagimana mestinya. (hlm:812)
Nah dari sinilah dapat kita pahami bagaimana besarnya makna ‘saya’ yang dapat mempengaruhi segala aspek di dalam aktivitas kehidupan sehari-harinya. Banyak manusia diluar sana yang terkadang belum bisa memaknai ‘saya’ bagi dirinya sendiri sehingga terjadilah berbagai penyimpangan yang dapat mengganggu aspek aspek tertentu di dalam kehidupannya pula. Kesadaran terhadap diri sendiri memanglah suatu hal yang sangat penting dan itu merupakan suatu budaya yang sampai saat ini masih berkembang di Aceh.
Perkembangan kebudayaan Aceh yang saat ini sudah mengakar dan terus hidup di Aceh seharusnya dapat kita jadikan suatu motivasi untuk terus menjaga dan melestarikannya meskipun sekarang manusia berada di era yang sudah mengalami modernisasi yang setiap harinya terus meningkat. Kesadaran dirilah yang sangat diperlukan disini agar bisa melahirkan suatu keinginan untuk mempertahankan setiap kebudayaan yang sudah disemai sejak ratusan tahun yang lalu.
Di dalam bab pembahasan ini dijelaskan bahwa kebudayaan yang ada di Aceh sedikit banyaknya dipengaruhi oleh peradaban Persia yang cukup signifikan. Dari segi keagamaan sendiri rakyat Aceh sudah mengetahui keberadaan Syari’ah yang maknanya mencakup segala aspek di dalam kehidupan ini termasuk kebudayaan yang berkembang di Aceh dan kebanyakan bernuansa ketimuran. Bab ini memang sangat berhubungan dengan bab yang lalu dengan keterkaitan mencari akar dari peradaban kebudayaan yang berkembang pesar di Aceh saat ini.
Saleum sejahtra beh buat @ainulyunarti
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
terima kasih
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit