Sedikit Biografi Said Sabiq dan Pro Kontra nya (Kekeliruan nya )

in indonesia •  7 years ago 

Assalamu'alaikum
Maaf sebelumnya Abi dan gure2 mandum...
Na bacut pertanyaan tentang sayyid sabiq, apakah beliau ulama ahlussunnah waljamaah atau bukan?
Dan bagaimana dgn tulisan diyup nyo?

MENGENAL HAKEKAT SAYYID SABIQ
UNTUK MENDAPATKAN TAUFIQ

Dasar / Alasan Kami Menulis Tulisan Ini

Allah berfirman:
كنتم خير امة اخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر
“Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dikeluarkan untuk manusia, menyeru kepada al-Ma’ruf (hal-hal yang diperintahkan Allah) dan mencegah dari al-Munkar (hal-hal yang dilarang Allah).” (Qs. Al-Imran: 110)
Rasulullah bersabda:
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان
“Barangsiapa di antara kalian mengetahui suatu perkara munkar, hendaklah ia merubahnya dengan tangan (kekuasaan)nya, jika ia tidak mampu hendaklah ia merubahnya dengan lisannya, jika ia tidak mampu hendaklah ia mengingkari dengan hatinya, dan yang disebut terakhir paling sedikit buah (hasil)nya; dan merupakan hal yang diwajibkan atas seseorang ketika ia tidak mampu mengingkari dengan tangan dan lidahnya.” (HR. Muslim)

Pada masa kini, banyak orang mengeluarkan fatwa / berbicara tentang agama. Fatwa-fatwa tersebut sama sekali tidak memiliki dasar dalam Islam. Penyimpangan dan penyelewengan pun semakin menjadi-jadi. Karena itu perlu kiranya kami untuk menjelaskan yang benar (haqq) dari yang salah (bathil) melalui tulisan ini.

Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah memperingatkan masyarakat dari orang yang menipu ketika menjual makanan. Al-Bukhari juga meriwayatkan bahwa Rasulullah mengatakan tentang dua orang yang hidup di tengah-tengah kaum muslimin: “Saya mengira bahwa si fulan dan si fulan tidak mengetahui sedikitpun tentang agama kita ini.”

Pada suatu ketika ada seseorang yang berkhutbah dan mengatakan:
من يطع الله ورسوله فقد رشد ومن يعصهما فقد غوى
“Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka ia telah mendapat petunjuk dan barangsiapa bermaksiat kepada keduanya, maka dia telah melakukan kesalahan.”
Maka Rasulullah menegurnya dengan mengatakan:
بئس الخطيب أنت
“Seburuk-buruk khatib adalah engkau.” (HR. Ahmad)
Ini dikarenakan sang khatib tersebut menggabungkan antara lafazh Allah dan Rasul-Nya dalam satu dhamir (kata ganti) ketika mengatakan ومن يعصهما kemudian Rasulullah berkata kepadanya: Katakanlah: ومن يعص الله ورسوله “Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” RASULULLAH TIDAK MEMBIARKAN PERKARA SEPELE INI, MESKIPUN TIDAK MENGANDUNG UNSUR KUFUR ATAU SYIRIK. Jika demikian halnya, BAGAIMANA MUNGKIN BELIAU AKAN TINGGAL DIAM DAN MEMBIARKAN ORANG-ORANG YANG MENYELEWENGKAN AJARAN-AJARAN AGAMA DAN MENYEBARKAN PENYELEWENGAN-PENYELEWENGAN TERSEBUT DI TENGAH-TENGAH MASYARAKAT. TENTUNYA ORANG SEMACAM INI LEBIH LAYAK UNTUK DIWASPADAI DAN DIJELASKAN KEPADA MASYARAKAT BAHAYA DAN KESESATANNYA.

Ketika kami menyebut beberapa nama orang yang menyimpang dalam tulisan ini, maka hal ini tidaklah termasuk ghibah / gosip yang diharamkan, bahkan sebaliknya ini adalah hal yang wajib dilakukan untuk memperingatkan masyarakat. Dalam sebuah hadits shahih bahwa Fathimah binti Qais berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, aku telah dipinang oleh Mu’awiyah dan Abu Jahm.” Rasulullah mengatakan: “Abu Jahm ini suka memukul perempuan, sedangkan Mu’awiyah adalah orang miskin yang tidak mempunyai harta (yang mencukupi untuk nafkah yang wajib), menikahlah dengan Usamah.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Dalam hadits ini Rasulullah memperingatkan Fathimah binti Qais dari Mu’awiyah dan Abu Jahm. Beliau menyebutkan nama kedua orang tersebut di belakang mereka dan menyebutkan hal yang dibenci oleh mereka berdua, ini dikarenakan dua sebab, yaitu:

  1. Mu’awiyah adalah orang yang sangat fakir sehingga ia tidak akan mampu memberi nafkah kepada istrinya.
  2. Abu Jahm adalah seorang yang sering memukul perempuan.
    Jikalau terhadap hal semacam ini saja Rasulullah angkat bicara dan memperingatkan, APALAGI BERKENAAN DENGAN ORANG-ORANG YANG MENGAKU BERILMU DAN TERNYATA MENIPU MASYARAKAT SERTA MENJADIKAN KEKUFURAN SEBAGAI ISLAM. Oleh karena itu, Imam Syafii mengatakan di hadapan banyak orang kepada Hafsh al-Fard: “Kamu betul-betul telah kufur kepada Allah yang maha agung” (yakni telah jatuh dalam kufur hakiki yang mengeluarkan seseorang dari Islam sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam al-Bulqini dalam kitab Zawaid ar-Raudhah). (lihat Manaqib asy-Syafii, jilid I, hlm 407). Beliau juga menyatakan tentang Haram bin Utsman, seorang yang hidup semasa dengannya dan biasa berdusta ketika meriwayatkan hadits: “Meriwayatkan hadits dari Haram (bin Utsman) hukumnya adalah haram.” Imam Malik juga mencela (jarh) orang yang semasa dan tinggal di daerah yang sama dengannya, Muhammad bin Ishaq, penulis kitab al-Maghazi, beliau mengatakan: “Dia seringkali berbohong.” Imam Ahmad bin Hanbal berkata tentang al-Waqidi: “Al-Waqidi seringkali berbohong.”

Jadi, kami akan menyebutkan suatu golongan atau nama yang memang sesat yang harus diwaspadai sehingga kita dan kaum muslimin selamat dari golongan atau nama tersebut. Hal ini bukanlah memecah umat Islam, tetapi hal ini untuk menyatukan umat Islam dalam ajaran Islam yang benar.

Berikut ini adalah sebagian penyimpangan-penyimpangan yang terdapat pada karya-karya Sayyid Sabiq. Di antaranya adalah:

  1. Dalam kitabnya yang berjudul al-‘Aqaid al-Islamiyyah, hlm 103: “Dan sesungguhnya al-Qur’an ketika berbicara tentang kerusakan dan kejahatan yang terjadi di antara manusia maka al-Qur’an menjelaskan bahwa KERUSAKAN DAN KEJAHATAN TERSEBUT BUKAN TERMASUK CIPTAAN ALLAH MELAINKAN PERBUATAN MANUSIA”.

Hal ini bertentangan dengan firman Allah:
والله خلقكم وما تعملون
“Dan Allah yang menciptakan kalian dan perbuatan-perbuatan kalian.” (QS. Ash-Shaffat: 96)

Rasulullah bersabda:
إن الله صانع كل صانع وصنعته
“Sesungguhnya Allah pencipta semua orang yang berbuat dan apa yang diperbuatnya.” (HR al-Hakim, al-Baihaqi dan Ibnu Hibban)

Ini berarti bahwa semua hamba tidaklah menciptakan sesuatupun dari perbuatannya, mereka hanyalah melakukan kasb (kasb adalah apabila seorang hamba mengarahkan niat dan hendaknya untuk melakukan suatu perbuatan dan pada saat itulah Allah menciptakan dan menampakkan perbuatan tersebut). Allah berfirman:
الله خالق كل شيء
“Allah adalah pencipta segala sesuatu.” (QS. Az-Zumar: 62)

Ayat di atas bermakna umum dan menyeluruh, mencakup semua makhluk, semua perbuatan, benda, gerak dan diam. Perlu diketahui juga bahwa hal ini bertentangan dengan perkataan Sayyid Sabiq sendiri dalam kitab tersebut, ia menyatakan bahwa tidak ada sesuatu selain Allah yang memiliki perbuatan melainkan hanya Allah-lah pencipta segala sesuatu. Dan ini sekaligus menjadi bukti tidak konsisten Sayyid Sabiq, dan karenanya tidak boleh mengambil ilmu darinya.

  1. Pernyataan lain yang sangat menyimpang, Sayyid Sabiq menyebutkan dalam kitab yang ia namakan Fiqh as-Sunnah (juz 2, hlm 453) bahwa SEORANG MUSLIM TIDAK DIKATEGORIKAN KELUAR DARI ISLAM DAN TIDAK DIHUKUMI MURTAD KECUALI APABILA IA MELAKUKAN KEKUFURAN DENGAN LAPANG DADA, KETENANGAN HATI, BERNIAT UNTUK KELUAR DARI ISLAM.

Cukup sebagai bantahan terhadap perkataan tersebut, hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dan at-Turmidzi (berikut adalah lafazh at-Turmudzi):
إن العبد ليتكلم بالكلمة لا يرى بها بأسا يهوى بها فى النار سبعين خريفا
“Sungguh seorang hamba jika mengucapkan perkataan (yang melecehkan atau menghina Allah atau syariat-Nya) yang tidak dianggap bahaya, (padahal perkataan tersebut) bisa menjerumuskannya ke (dasar) neraka (yang untuk mencapainya dibutuhkan waktu) 70 tahun (dan tidak akan dihuni kecuali oleh orang kafir).” (HR. al-Bukhari, Muslim dan at-Turmudzi, dan ini adalah lafazh at-Turmudzi)

Dalam riwayat al-Bukhari dengan lafazh “ ما يتبينا فيها“ “tidak mengetahui bahaya yang dikandungnya”. Makna kedua riwayat tersebut di atas adalah sama. Tempat pengambilan hukum dari hadits tersebut adalah sabda Rasulullah “ لا يرى بها بأسا“ “dia menganggapnya tidak berbahaya”. Ini menunjukkan bahwa ada perkataan yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam, baik ia mengatakannya dengan lapang dada maupun tidak.

Konsekwensi perkataan Sayyid Sabiq ini adalah penghapusan salah satu bab hukum syariat, yaitu bab tentang hukum-hukum berkait dengan orang-orang murtad karena berdasarkan perkataan Sayyid Sabiq ini, bisa saja mereka yang mencela Allah berdalih bahwa mereka tidak berlapang dada pada waktu mengucapkan lafazh tersebut. Dengan ini dia telah membuka pintu kekufuran selebar-lebarnya.

Padahal telah diriwayatkan dengan sanad yang shahih bahwasanya seorang sahabat Rasulullah membunuh budak ummu walad (budak perempuan yang melahirkan anak tuannya) miliknya, karena budak tersebut mencaci maki Rasulullah, kemudian sahabat tersebut melarang keras, tetapi si budak tidak berhenti mencaci maki Rasulullah. Tentang budak ini Rasulullah bersabda:
اشهدوا أن دمها هدر
“Bersaksilah kalian bahwa darahnya tidak ada nilainya.” (HR. Abu Dawud dan al-Baihaqi)

Firman Allah yang berbunyi:
ولكن من شرح بالكفر صدرا ....(سورة النحل: 106)
Bukanlah dalil bagi perkataan Sayyid Sabiq karena ayat tersebut diturunkan berkaitan dengan orang yang dipaksa dengan ancaman dibunuh (mukrah bil qathl) untuk mengucapkan kalimat kufur, lalu ia mengucapkannya tanpa disertai lapang dada ketika mengucapkannya, maka orang semacam ini terhindar dari kekufuran.
Berbeda jika ketika mengucapkannya, ia mengucapkannya dengan lapang dada, maka ia telah terjerumus pada kekufuran.
Penjelasan ini sesuai dengan hadits Rasulullah. Beliau bersabda kepada ‘Ammar bin Yasir setelah ia mengucapkan kalimat kufur karena dipaksa oleh orang-orang kafir untuk mengucapkannya:
هل كنت شارحا صدرك حين قلت ما قلت أم لا ؟ فقال: لا
“Apakah kamu dalam keadaan lapang dada ketika mengucapkan perkataanmu tadi atau tidak ?, ‘Ammar berkata: “tidak” (HR. al-Imam Ibn al-Mundzir dalam kitabnya al-Isyraf)

Ditambah lagi kitab-kitab ulama’ dari empat madzhab tidak ada yang mensyaratkan kelapangan dada bagi orang yang tidak dalam keadaan mukrah sehingga dia dihukumi kafir jika mengucapkan perkataan kufur. Sebaliknya al-Imam al-Mujtahid al-Muthlaq al-Hafizh Ibnu Jarir ath-Thabari dalam kitabnya Tahdzib al-Atsar menegaskan bahwa seorang muslim bisa saja keluar dari Islam (dihukumi murtad) tanpa ada kehendak dan niat darinya keluar dari Islam dan berpindah ke agama lain, demikian pula dijelaskan oleh al-Hafizh Abu ‘Uwanah, penulis kitab al-Mustakhraj ‘ala Shahih Muslim.

  1. Di antara bukti kebodohan Sayyid Sabiq tentang hadits Rasulullah bahwa dia mengatakan dalam kitabnya Fiqh as-Sunnah: “Rasulullah bersabda:
    الساكت عن الحق شيطان أخرس
    Sebagai bantahan adalah bahwa perkataan tersebut adalah perkataan Abu ‘Ali ad-Daqqaq; seorang alim sufi, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh al-Imam al-Qusyairi dalam Risalahnya, dan bukan perkataan Rasulullah.

Ini hanyalah sebagian kecil dari kesesatan-kesesatan Sayyid Sabiq yang terdapat dalam beberapa karyanya. Masih banyak kesesatan-kesesatan Sayyid Sabiq yang lain dan telah banyak ulama’ Ahlussunnah Waljama’ah yang membantahnya.

Dari penjelasan singkat ini, hendaklah diketahui bahwa Sayyid Sabiq dan orang-orang semacamnya sebenarnya ingin menghancurkan satu demi satu ajaran Islam yang selama ini telah diketahui dan diyakini oleh umat Islam dari masa-masa awal hingga sekarang. Maka wajib dijauhi buku-bukunya dan waspadai kesesatan-kesesatanya sehingga masyarakat muslim tidak tertipu dan terpengaruh oleh perkataan-perkataannya yang sesat dan menyimpang.

Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah, taufiq dan inayah kepada kita, sehingga kita menjadi hamba yang diridhai dan menjadi ummat Nabi Muhammad yang dibanggakan, aamiin.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!