Sudah dua hari ini sebelum hari jumat kemarin, kail pak lilik tidak ke cantol ikan-ikan besar lagi, di bandingkan beberapa hari lalu pancingannya sering di hinggap stingray (pari), namun dia tetap tidak putus asa, hobinya juga sih, selain jadi koki buat kami, sehabis bekerja sekira jam lima sore selalu memancing di pinggiran kapal. Tidak tanggung sekaligus bisa memasang sampai tiga pancingan. Pancingan satu buat meurawee, punya mata banyak yang selalu di pegang. Yang kedua mata pancing yang agak besar tersangkut tiga mata kail targetnya ikan kerapu atau ikan yang agak besar seluas tapak tangan. Nah, pancing yang satu lagi khusus pancing tambang dengan timah yang besar untuk terbenam ke dasar laut, target nya ya stingray (ikan pari).
Sore ini, pak lek (panggilan akrab, karna di tua kan juga) seperti mendapat wangsit, bisikan gaib bahwa pancingannya akan di hinggapi ikan besar. Wangsit bak glumpang Hari ini dia begitu bersemangat. Selain pancing tambangnya, kedua pancingannya tidak ada yang kosong. Ikan kecil, ikan merah mata pun banyak yang terperangkap. Biasa ikan merah mata ini ia goreng kering untuk kami, siap santap makan malam. Rasanya gurih.
Benar sekali, pancing tambangnya seketika tersentak tegang, bergegas iya balas tarik. Sempat aduh kuat otot dengan tarikan si mangsa. Sesekali pak lek yang bernama lilik sumarso ini, mengikat benang nylonnya ke railing untuk menahan kuatnya tarikan si mangsa. Namun apadaya si mangsa, otot pak lek walau tak sekotak kotak ade ray binaragawan itu mampu lah bertahan melemahkan yang terpancing di bawah air laut sana.
Tak lama seekor stingray naik, wajah gembira terpancar di sungeh antara mulut dan pipinya. Makin bersemangat lah iya membuang kembali kailnya yang di sangkutkan irisan ayam sebagai umpan. Sementara kail kembali menyusuri dalamnya air laut hingga tenggelam ke dasar, dengan sigap pak lek memancung ekor stingray tersebut hingga pangkal. Pari yang malang jadi santapan besar.
Eh, ngomongin soal ekor pari, dulu kakek saya seorang nelayan di kampung, sebagai nelayan pukat darat (nelayan jaring). Cara beroperasi pukat darat ini sangat simple, tali ujung jaring yang satu di buang ke darat, sampan berjalan ke tengah sambil membuang jaring. Agak sedikit jauh sampan mulai berputar kembali ke darat. Mendekati gelombang menghempas, ujung tali yang satunya lagi juga di lemparkan ke darat dan di sambut oleh nelayan yang di darat. Nah mulailah beramai-ramai nelayan menarik jaring tersebut.
Tak ayal, semua jenis ikan masuk, bilis, ikan merah mata, cutcut, rambeu, eungköt pisang-pisang, bukeüm pih na roh kirajuu. Tak ketinggalan juga sering pari terperangkap di dalam jaring. Bagi kakek saya, ekor pari tersebut di potong dan di bawah pulang. Nah ekor pari tersebut biasanya di gantung di dekat pintu. Fungsinya tidak lain sebagai senjata pengaman di rumah, kalau-kalau ada pancuri manök (pencuri ayam) langsung di libas saja, lumayan duri-duri yang menempel di ekor stingray cukup menghukum berdarah si perompak, eh si perampok maksudnya jika mengena tubuhnya. Saya sering di larang memegang ekor pari itu, bahaya di buat main oleh anak-anak, beracun!
Bagi manusia-manusia yang pernah hidup di jaman old, bahkan bagi mereka ekor pari ini dibuat menjadi media peukeunöng gob (santet dan sejenisnya) yang sangat mematikan. Ah, ga usahlah saya cerita tentang itu, takutnya manusia-manusia yang hidup di jaman NOW ikut cuba cuba pula. walaupun sudah jarang mendengar cerita itu, masih saja ada kasus demikian. Asai teupee, lajuu jak bak nek nyan.
Back to the point!
entah kail yang mencari ikan pari itu entah pula ikan pari itu yang terlalu lapar hingga tak bisa membedakan mana umpan dan mana lawan. Alhasil pak lek berhasil menangkap dua pari lagi sama besar. Tangkapan yang exelent untuk hari ini. Memang hari jum'at sangat kidmat. Saya salah kaprah, ternyata hari ini pak lek dengan kesabaran dan hobinya membuahkan hasil yang lumayan.
good job for today pak leeek!
Saya merequest pak lek supaya stingray tersebut di roasted (bakar) saja untuk makan siang besok harinya. Paklek sungguh sangat piawai meramu bumbu pari bakar, lidah saya cukup di buat meu alon-alon memakan pari itu. di bapoe-bapoe ie babah.Makan siang yang luar biasa, sayangnya anda cuma kebagian cerita makannya.
Panama 13 january 2017