DR. Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad, akademi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan penulis puluhan jurnal international dan buku berbagi ilmu kepada para peserta Forum Aceh Menulis (FAMe) yang dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2018 di Anjungan Aceh Tengah, Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh.
Dalam paparannya, DR. Kamaruzzaman mengatakan bahwa Aceh itu gudangnya penulis, apalagi penulis yang membawa semangat kosmologi dalam diri masing-masing misalnya Hamzah Fansuri dan Nuruddin Arraniri.
Pemateri yang juga penulis buku Memahami Akar Radikalisme dan Terorisme di Aceh serta serial buku Acehnologi menambahkan penjelasannya bahwa dalam kajian keilmuan , ada 3 epistemologi (menghubungkan makrokosmos dan mikrokosmos), yaitu:
- Epistemologi Irfani, bentuk pengetahuan dalam diri secara langsung. Bisa melalui mimpi, Ilmu dari makrokosmos masuk ke dalam mikrokosmos.
Biasanya dipahami oleh para philosoph, kuat kekuatan batin - Epistemologi Bayani, mencoba keterhubungan melalui tulisan
- Epistemologi Burhani, menerjemahkan fenomena alam . Orang seperti ini umumnya memiliki kekuatan epistemology irfani.
Biasanya dalam menulis, kita tidak mampu menghentikan isi pikiran apalagi ketika banyak membaca. Ketika proses itu terjadi, maka tulislah apa yang dirasakan. Biasanya, epistemology bayani mendominasi. Oleh karena itu benamkan pengetahuan kehati sehingga menjadikan seseorang mencipta tulisan di atas rata-rata.