Taxi yang kami tumpangi mendadak berhenti. Seorang satpam berpakaian serba hitam menghampiri. "Tolong nyalakan lampu dan buka bagasi," suaranya tegas.
Saya bersama rekan bergegas turun. Beberapa ransel terpaksa kami titipkan di pos penjagaan pintu masuk utama. "Bang kami titipkan ya, gak lama," pinta saya kepada penjaga berbadan tegap.
Di lantai dasar, alunan musik langsung menyambar telinga kami. Suara merdu itu berasal dari lounge berlabel 4Play Club, yang terletak di sisi kiri lobi Hotel Alexis yang terletak di Jalan RE Martadinata, Ancol, Pademangan Jakarta Utara.
Pengunjung club menikmati berbagai suguhan musik dan penari berpakaian minim yang berlikuk likuk di atas panggung berukuran 4x4 meter. Seksi.
Ini langkah pertama saya masuk ke hotel yang kini ramai dibicarakan. Saat pertama masuk, kami disambut para lelaki berpakaian safari serba hitam. Mereka meminta kami untuk melewati pintu yang dilengkapi metal detector.
Jujur, rasa penasaran masih menggebu dalam ingatan. Seperti tak sabar ingin melihat lantai tujuh Alexis yang kerap disebut sebagai surga dunia. Lantai inilah yang menjadi pergunjingan publik setelah izin operasional tidak lagi diperpanjang oleh gubernur baru DKI Jakarta.
Tak menunggu lama, kami pun langsung menuju lift yang bisa diakses dari belakang meja resepsionis di bagian loby. Begitu keluar lift, kami disambut senyuman beberapa orang berpakaian rapi, juga senyum seorang resepsionis.
Lalu mereka mengarahkan kami ke subuah meja. Di sana petugas lainnya sudah menunggu dengan ramah untuk memberikan sebuah gelang warna merah yang akan dikenakan oleh para tamu.
Gelang tersebut sudah ada nomor tertentu dan dilengkapi chip untuk membuka loker, sekaligus dijadikan identitas tamu saat penagihan atas layanan yang diberikan.
Setelah kami memakai gelang dan menuju area spa, dua petugas keamanan hotel yang berjaga di depan pintu mencegat kami. "Tolong handphone dikeluarkan,” ujar petugas berbadan tegap itu.
Kami pun mengeluarkan telepon yang kemudian diambil petugas untuk dipasangkan stiker berbentuk bulat di lensa kamera depan dan belakang. Setelah ponsel dikembalikan, kami pun dipersilakan masuk.
Menuju lounge dipandu dua waitress.
Setelah melewati loker untuk tamu yang ingin mengganti pakaian dan ke toilet. Kami kemudian menuju sebuah lorong yang hilir mudik puluhan wanita seksi dengan senyum yang ramah.
Di ujung lorong, puluhan bahkan ratusan wanita seksi dan cantik lalu lalang. Sebagian lainnya duduk dengan rapi dengan berbagai obrolan kecil. Ada yang berjalan berbaris dengan pakaian minim mengikuti muncikari.
Kami pun lalu duduk di ruang kamar terbuka di atas sofa, berhadapan dengan sebelahnya puluhan wanita cantik dengan aneka wewangian. Di sebelah kanan paling ujung terlihat perempuan berwajah oriental, Eropa Timur, Amerika Latin dan bahkan Uzbekistan. Sebelahnya lagi puluhan perempuan melayu.
Pada saat kami sedang 'menikmati' pemandangan seorang perempuan berusia sekitar 30 tahun, parasnya tak kalah jelita, mendekati kami. “Ada yang bisa dibantu? Ingin dibuatkan kontes?" ucap perempuan yang mengenakan pakaian blazer putih itu.
Teman saya tanpa ragu menyetujuinya. Saya yang duduk dipojok sofa hanya tersenyum malu. Maklum ini kali pertama saya melihat hal yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Dalam hati saya, ini hanya untuk membunuh penasaran duniawi.
Kami pun kemudian mengikuti langkah perempuan berambut lurus itu. Rupanya kami diajak ke sebuah sudut bangunan yang di sana terdapat sejumlah gazebo. Masing-masing gazebo dilengkapi dua sofa, sebuah meja, dan tirai.
Di samping Gazebo ada sebuah kolam renang yang tidak begitu besar. Airnya biru bersih. Di depan ada aliran air yang memercikkan suara. Puluhan perempuan seksi juga mondar mandir melewati aliran air.
Mami itu kemudian meminta kami untuk duduk di dalam Gazebo dengan hiasan tirai secukupnya. Tak lama ia pun berpamitan dengan alasan "menyiapkan anak-anak". Sambil menunggu pesanan minum, saya menikmati alunan musik nan lembut khas latin.
Sesaat kemudian, puluhan wanita cantik sudah berdiri berjejer di hadapan kami. Di bahunya terselip nomor. Perempuan dengan gaun dan senyum yang menggoda melihat ke arah kami.
"Ini kontes Gazebo," celutuk seorang rekan sambil tersenyum. "Silakan pilih sebutkan nomor," sambung saya setengah bercanda.
Di Gazebo yang lain, beberapa pria dan wanita terlihat gelak tawa sambil menikmati musik dan manja manja para wanita seksi. Sejumlah perempuan lainnya duduk berjejar di sofa mendampingi beberapa tamu lainnya.
Saya kemudian pindah ke tempat duduk dengan kursi yang lebih tinggi. Sambil memesan miniman botol, saya pun terlibat obrolan singkat dengan lelaki yang duduk di sebelah saya. Sekedar menggali informasi berkaitan dengan layanan di lantai tujuh ini.
Dari lelaki yang tidak saya kenal, informasi mengenai tarif perempuan itu saya dapatkan. Menurutnya, perempuan lokal atau asal Indonesia, tarifnya Rp 1,45 juta per sekali kencan. Durasinya sekitar satu jam.
Sedangkan untuk perempuan ‘impor’, tarifnya bervariasi. Untuk perempuan asal Filipina, Thailand, Vietnam dan Uzbekistan, harganya Rp 2,45 juta. Yang paling mahal adalah perempuan asal China, yang dipatok Rp 2,7 juta per sekali kencan.
Di tengah obrolan, tetiba seorang perempuan berwajah oriental asing dengan balutan warna ungu muda menghampiri kami. "Kenalkan nama saya Sovia," dia berusaha memperkenalkan diri dengan bahasa Indonesia yang sedikit kaku sambil tersenyum. Lalu dia pun meninggalkan kami.
Setelah berdiam selama beberapa jam dan mengetahui ragam fenomena transaksi esek esek di lantai tujuh, kami pun kemudian menuju kasir tempat pembayaran sebelum turun dengan lift menuju loby hotel.
Pembayaran sekaligus menyerahkan gelang yang dipakai sebelumnya. Jika pembayaran belum dilakukan, jangan berharap diberikan akses menggunakan lift sebagai pintu keluar.***
Ya, sudah saatnya Alexis ditutup untuk kemaslahatan umat...
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hana long pateh hehehe -----> Ini langkah pertama saya masuk ke hotel yang kini ramai dibicarakan. Saat pertama masuk, kami disambut para lelaki berpakaian safari serba hitam. Mereka meminta kami untuk melewati pintu yang dilengkapi metal detector.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
hahahahahaha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Pak dosen bek karu. Awak nyoe buco enteuk
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tidak kupatis...pasti ada kelanjutannya
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Han kapatis bek keuh. Ka retwit dilee
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Pemeran utama masak keluar dari scene haha.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ka seungap keudeh. Hahaa
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ceritanya kok putus bang... lanjutin setelah keluar dari lift.hehehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Haai. Sesudah keluar kam termehek2 karena duit sudah habis. Hajaa
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Mantab petualangannya brader
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Petualang gila. Haha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Ajib, Gila-gilaannya emang :D
Saleum meuturi kanda :)
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Abis brapa bg?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Rahasia perusahaan. Hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Nyan pah caroeng bak peulugu diri hahahaha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Hahaaa. Kop palis
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Bertus, menjadi pengalaman hebat bisa kesitu. Jadi iri juga haha
Stidaknya tahu gimana alam dalam gdung itu
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit