Surat cinta untuk Desi (part ll)

in indonesia •  7 years ago  (edited)

image

PART II

Setelah berbicara cukup lama, merekapun pun berpamitan untuk pulang, “Tuhan,dingin sekali tangan wanita itu” besitku dalam hati sambil senyum, namun tidak bisa disembunyikan, aku pun grogi pada saat berjabat tangan.

Ah tak apa-apa, kata mamak harus berani. Setelah mereka pulang aku kembali memanggil bang wan, “Bang wan akan kusiapkan surat cinta. Kayaknya aku udah dapat judul “ ujarku. Lalu tanya bang wan “apa judulnya?”, jawabku lagi sambil berteriak seperti orang yang sedang membacakan hikayat “ Surat Cinta Untuk Desi “. Hahahaha tertawalah bang wan dan Syeikh Abiet. “Hai nyak, rumoh gob nyo bek that kapeuget nyang kon-kon hana meupu cap “, Ujar Syaikh Abiet dalam bahasa Aceh yang artinya (Nak,jangan aneh-aneh dirumah orang ).

Lalu aku hanya membalas dengan senyum kecil sambil merasa girang bukan main dalam hatiku. Betapa tidak, Hari ini aku bisa berjabat tangan dengannya.
Pada malam harinya, kami mulai menyusun rencana, “mau kemana besok? “ tanyaku pada Syeikh Abiet dan Bang Wan, lalu jawab bang wan “Besok kita ke perbatasan Indonesia dengan Malaysia , sambilan lewat perkampungan dayak, gitu kan rencana awal mu? “ . Oke siap bos Jawab singkat dariku dan Syeikh Abiet, sambil duduk ngopi di depan teras seperti biasa, lalu tiba-tiba aku kefikiran, “apa aku suruh ajak desi aja ya? Coba aja ah, manatau dia mau “ lalu aku menawarkan tawaranku hingga akhirnya disetujui Bang Wan Panglima Laot.

Lalu keesokan paginya, entah jurus apa yang dikeluarkan Bang Wan Panglima Laot untuk mengajak Desi ikut bersama kita hingga akhirnya dia pun datang cukup awal dipagi itu.

Kira-kira jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, kami harus berangkat, Desi pun sudah tiba. “ oh tidakk... sungguh ini seperti lirik lagu radja – cinderella pun tiba dengan kreta kencana “ lagi lagi besitku dalam hati.
“Syeikh, mana syeikh?
Syeikh..?
Apa aku sudah cukup rapi? Jangan sampai aku malu hari ini.” Ujarku pada Syaikh Abiet. Beliau dengan santai menjawab “ Sudahlah, pria tampan sudah cukup rapi hari ini “. Langsung saja seketika dada dan bahuku naik entah berapa mili. Semangat membara, merasa ganteng seketika meskipun sebenarnya tidak.

Lalu aku mencoba keluar rumah dengan perasaan pede yang tinggi. Dia tersenyum, “Desi,ohhh Desi....” panggilku dengan suara kecil. Mungkin dia tidak mendengarnya waktu itu, lalu singkat cerita kami pun berangkat, Desi dan keluarga bang Wan berangkat menggunakan mobil, sedangkan aku, bang wan, Syeikh abiet serta ditemani dua teman baruku di tanah sambas menggunakan motor.

Perjalanan lumayan panjang, suhu sangat panas. “Desi dimana ya? “ Tanyaku pada mereka. Tidak ada jawaban. Aku rasa bukan saat yang tepat menanyakan dia di siang bolong saat panas begini. Sampai pula kami di tempat tujuan, aku tidak menemukan desi disana, “Pemuda tampan belum beruntung hari ini “ ujar Syaikh Abiet sambil menatap wajah lesuku.

Kami pun beranjak pulang. Tidak ada desi hari ini, “ahh rusak intuisi abang dek” teriak kecilku diatas kapal kecil menuju jalan pulang saat menyebrang ke sekura. Lalu aku dan Syaikh beranjak pulang, tidak lama setelah dari penyebrangan, aku bertemu dia di pasar, “Jodoh emang gak kemana “ besitku dalam hati. Lalu aku memberikan dia tumpangan pulang, aku menyerahkan kunci motor untuknya pulang bersama adik bang Wan. Lalu aku dan Syaikh memilih pulang berjalan kaki sembari bercerita.

Pada malam harinya, aku kerumah desi, aku begitu bersemangat, kami bertamu dan dijamu cukup ramah, apalagi senyumnya, lebih manis dari kue lapis legit yang ada diatas meja tamu. Aku tidak banyak mengobrol disana, ya mungkin sudah sewajarnya, jaim sedikitlah. Setelah itu akupun memilih pamit, lalu pulang dan tidur.

Waktuku di sambas tersisa dua hari lagi, desi pun tak begitu tampak di rumah bang Wawan seperti pagi biasanya, sampai akhirnya sampailah aku di hari yang paling berkesan dimana aku akan pamit.

Jam dinding sudah menepikan jarum di angka 8, satu jam lagi aku akan pergi dari teluk sekura. Aku ingat namun tidak berani memberikan sepucuk surat yang belum begjtu selesai itu pada Desi, aku hanya menitpkan gelang kesayanganku pada Puput, adiknya Bang Wan Panglima Laot untuk diberikan kepada Desi. Tidak kusangka, 30 menit kemudian desi pun datang dengan senyum anggun yang biasa aku lihat di pagi-pagi kemarin. Dia langsung menjabat tanganku lalu mengucapkan terimakasih . Tidak lama kemudian aku pun pamitan pada keluarga Bang Wan Panglima Laot lalu dilanjutkan dengan sesi foto-foto.

Berselang lima belas menit, Desi memberikan kunci motor padaku sambil menatapku, hal yang tidak kusangka. Aku tidak begjtu berani menatap wajahnya, lalu disepanjang perjalanan, berharap waktu bisa diperlambat seperti efek slow motion pada saat mengedit vidio agar tidak berpisah dengan cepat. Sampai di pangkal jembatan itu dia melepaskanku dengan tatapan dalam sambil berkata “kapan kamu kesini lagi? “ aku menjawab “tunggu saja, aku bakal balik kok “ . Serasa seperti di film india kahe. Lalu aku melepasnya dengan senyuman.

Desi, ada surat yang sudah kutulis namun belum sempat kau baca, namun sepertinya benar kata warga kampung sekura, mereka yang telah kesini pasti ingin kembali lagi. Ya mungkin benar, apalagi kamu adalah salah satu canduku di kampung ini.

Tamat.....

Penulis : Apeng (Muhammad Asyraf)

#Abietisme

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by arief722 from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

Congratulations @arief722! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do not miss the last post from @steemitboard!


Participate in the SteemitBoard World Cup Contest!
Collect World Cup badges and win free SBD
Support the Gold Sponsors of the contest: @good-karma and @lukestokes


Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!

Congratulations @arief722! You received a personal award!

1 Year on Steemit

Click here to view your Board

Support SteemitBoard's project! Vote for its witness and get one more award!