Antara Keledai dan Manusia

in indonesia •  7 years ago  (edited)

Semua beban kau tumpahkan pada pundakku, aku sudah menjadi tong sampah, rasa kesal juga tancapkan dikepala yang kecil ini, aku hanya mampu mengerutu disudut tembok tua, tidak berdaya untuk melangkah, pandanganpun mulai buram, jalan pulang saja tidak tau lagi dimana, kau henus kata-kata bijak ditelingaku dan peutuah-peutuah suci sehingga aku terlelap, hanyut tak bermuara.
image
Sekali-kali kau teriak sekuat tenaga agar aku bangkit untuk membawa beban yang sudah kau tumpah itu, tubuhku mulai lemas dan terpuruk dalam selukan-selukan kemarahan para anjing-anjing pelacak

Kemudian perlahan-lahan aku memegang tembok untuk bangkit dan pergi dari kumbangan kotoran ludah para setan-setan yang bergentanyan saban waktu, lalu dalam hati aku berdo'a dengan mata tertutup seberapa beradab dan biadabnya penduduk bumi ini.

Mungkin aku harus bersujud dikaki yang merasa dirinya tuan-tuan, padahal keturunan hanyalah budak-budak murahan, yang pandai menjilat kaki tuannya setiap saat. Kau bilang tabahlah dan sabarlah karena hidup ini memang penuh penderitaan, semua bala tentara yang berdiri disinggah sana akan menjadi dewa penolong atas beban yang aku pikul, aku bukan keledai yang bisa mengakut semua kunci berangkas.

Akupun tersadar dan berteriak sekuat-kuatnya, namun apalah daya mulutku terkunci rapat, hanya bisa menelan air ludah dan mata melotot keatas, aku hanyalah cangkrik yang bisa bersuara ketika malam tiba.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Kau bilang tabahlah sabarlah hidup ini memang penuh penderitaan, semua bala tentara yang berdiri disinggah sana akan menjadi dewa penolong atas beban yang aku pikul, aku bukan keledai yang bisa mengakut semua kunci berangkas. Cerita yang luar biasa @arista

Terima kasih @asma