malam itu memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada ku, ketika melintas persimpangan jalan dan aku melihat orang ramai-ramai berdiri dipinggir jalan, dikeramaian tersebut muncul seorang lelaki kurus, berambut kerinting namanya Ali, kemudian aku bertanya pada Ali kok bisa ramai sekali dipinggir jalan, Ali hanya diam dan tidak menjawab apa-apa, hanya air mata yang mengalir dipipinya. aku menanya lagi padanya untuk mengetahui apa yang sebenarnya yang terjadi sehingga membuat Ali menangis, soalnya tidak biasa Ali menangis karena dipembawaan sangat periang dan banyak canda, kali ini membuat aku bingung melihat sikap ali begitu berubah ketika keluar dari keramaian itu.
aku mencoba merangkulnya agar dia bisa menceritakan tentang orang yang berdiri dipersimpangan itu, kemudian Ali mengajak aku kerumah aku untuk membentang tikar sebentar dan membuat pengumuman dimeunasah, lalu aku terkejut mendengar kabar itu. lalu aku bertanya lagi, emangnya ada kejadian apa sebenarnya kok dirimu yang menyuruh aku buat pengumuman dimeunasah.
cukup sudah kabar duka kami terima, hati kami perih mendengar tiap hari kabar duka bahwa ada orang mati tidak mengetahui apa penyebabnya, sore hari masih bisa menikmati kopi di warkop, selepas magrib sudah hilang dibawa entah kemudian, ke esokan hari sudah menjadi manyat.
lalu Ali menjawab...bapaknya pergi semalam dengan segerombolan orang yang tidak dikenal, bapaknya dijemput dirumah, tidak mengetahui apa salah bapak aku, hari ini bapak menjadi manyat dan ditemukan dalam saluran pembuangan, aku mendengar ucap Ali membuat aku geram sendiri, karena hampir tiap hari mendengar kabar orang mati akibat olah OTK.
Kenapa nyawa manusia begitu murah dibumi ini, apakah tidak ada lagi alat yang bisa melindungi manusia atau kehidupan masyarakat dibuat mencekam, kenapa hidup nyaman dan damai terlalu mahal di negeri ini, nyawa manusia begitu murah, aku menuruti perintah Ali untuk membuat pengumuman dimeunasah agar masyarakat mengetahui ada kabar duka hari ini dikampung, aku berjalan buru-buru ke Meunasah untuk membuat pengumuman.
Semua orang keluar satu persatu datang kerumah Ali, teriakan pengumuman di Meunasah pertanda bahwa manyat harus segera di kuburkan.
Tidak lama Ali muncul ke Meunasah mengambil tratak untuk dipasang di depan rumah, lalu Ali bilang sama aku, tolong kamu ambil kursi itu sebentar dan bawa kerumah, aku menuruti perintah Ali karena kami sahabat baik sejak kecil, supaya orang-orang mendo'akan bapak aku yang telah tiada.
Wajah kesedihan Ali menyimpan beban berat karena harus menanggung semua kebutuhan adik-adiknya yang masih kecil.
Huf..kapan bumi iskandar muda ini bisa damai, kami sudah lelah mendengar kabar duka saban hari.
Banda Aceh
30 Januari 2018
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by khairil from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit